Sinopsis The Heirs Episode 11 – 2

Sinopsis The Heirs Episode 11 – 2


Kim Tan masuk ke ruang klub penyiaran, mencari Eun Sang. Ia melihat Eun Sang duduk diam di dalam studio. Eun Sang memakai Headphone dan sedang membolak-balik cover CD.


Ide jahil terlintas dalam benak Kim Tan. Ia menumpuk meja dan kursi di depan pintu studio siaran. Tujuannya jelas, agar Eun Sang tidak bisa keluar dari sana. 

"A..A..Mike...One Two..Check". 

Eun Sang celingukan bingung mendengar suara masuk ke headphone yang ia kenakan. 


"Hello Sidney".

Eun Sang langsung tahu siapa yang sedang bicara. Tak salah lagi, pasti Kim Tan. Karena Kim Tan pernah memanggilnya dengan sebutan itu. Eun Sang hendak berdiri. Kim Tan langsung mencegah. 

"Tunggu sebentar. Dengarkan aku satu menit saja", Kim Tan bicara melalu mike yang ada di ruang kontrol. Eun Sang duduk lagi, tapi tidak bisa melihat Kim Tan yang ada di ruang kontrol.
"Aku sudah berkali-kali disalahpahami orang-orang karena keberadaanku. Kesalahpahaman yang tidak dapat diubah. Jadi aku berusaha keras untuk menyelesaikan kesalahpahaman yang bisa diselesaikan. 

Pertama. Yang kau lihat diantara aku dan Rachel tadi ...Itu cuma persahabatan. Jangan salah paham.

Kedua. Maaf tidak membantumu saat kau jatuh di kolam renang. Aku tidak ingin mempersulit posisimu di depan anak-anak. Tapi ...Kalau aku tahu aku akan merasa bersalah begini, seharusnya aku membantumu saja". (Eun Sang tersenyum mendengarnya). 

"Dan yang paling penting ...Kau bicara apa tadi dengan Choi Young Do?. Apa yang kau katakan hingga si brengsek itu tersentuh seperti itu?. Berhenti membuatnya tersentuh!. Kau mau mati?".

Hahahaha..ada yang cemburu...Tadi udah romantis gitu, sekarang malah jadi marah. 

Eun Sang melepas headphonenya dan berdiri. 

"Hei! Jangan keluar. Kau tidak diperbolehkan bicara. Aku sudah menghalangi pintunya, kau tidak akan bisa keluar", ucap Kim Tan yakin..


Benar begitu...tidak..karena Eun Sang dengan mudah membuka pintu. Ternyata pintu terbuka ke arah dalam bukan ke arah luar. Eun Sang terbelalak melihat tumpukan meja di depan pintu. Hahaha..usaha Kim Tan untuk mengurung Eun Sang sia-sia donk...

"Ah....Kenapa pintunya terbuka ke arah sana?", gerutu Kim Tan bangkit dari tempat duduknya. 

Eun Sang tanya apa ini. Kim Tan berkata ia memblokir pintu, supaya Eun Sang tidak bisa keluar. Kim Tan berkata setiap kali Eun Sang mengatakan hal yang benar. Ia merasa tidak pernah menang jika berdebat dengan Eun Sang

"Ampun. Tak heran kau mendapat peringkat ke - 100", ledek Eun Sang. 

(OMG...Eun Sang melihatnya...Bukan main malunya Kim Tan hahaha..)

"Kau melihatnya?. Kenapa kau lihat peringkatku. Kau ini aneh sekali!?", tanya Kim Tan malu...

"Bagaimana denganmu?", tanya Eun Sang balik. "Aku tidak pernah berbicara dengan anak yang ada di peringkat 100. Ini sangat keren". 

"Hahahahaha...", Kim Tan tertawa canggung. Lalu berubah kesal. "Bisa tidak tanya, mata pelajaran apa yang paling sulit?. Dan bertanya, 'Apa aku bisa membantumu?'

"Singkirkan ini dulu", pinta Eun Sang menunjuk tumpukan kursi di depannya.

Tapi Kim Tan terlanjut kesal. Ia memukul kursi dan meninggalkan Eun Sang begitu saja. 

Eun Sang teriak protes, "Hei!". 


Young Do dan Myung Soo berada di kedai yang menjual tteokbokki (kue beras). Tempat ini biasa mereka kunjungi saat masih remaja. Myung Soo melihat coretan di dinding. Ia berkata tidak ada yang berubah di tempat ini, hanya saja tulisannya telah hilang karena tertutupi tulisan-tulisan lain, "Kalau sekarang dilihat, tulisan itu bisa seiindah permata". 

"Ya, mereka adalah permata. 'Annyeong (selamat tinggal) Lee Bo Na!. Aku berharap kamu bahagia. Good bye Rachel!. Aku berdoa untuk kebahagiaan mu", ledek Young Do menyebutkan tulisan Myung Soo saat masih remaja.

"Jangan mengejek cinta sepihakku", ujar Myung Soo marah. (Kasian Myung Soo gak dapat satupun..Kim Tan bahkan dapat ke dua gadis itu...hihihi). 

Young Do tertawa, "Apa yang terjadi dengan kebahagiaan yang kamu doakan untuk mereka?". 

"Kau benar. Tapi suatu hari nanti ...Apa kau harus jauh-jauh kemari cuma untuk makan tteokbokki?". 


Young Do berkata semua penduduk Korea tahu ia berasal dari keluarga seperti apa. Myung Soo heran, apa hubungannya dengan tempat ini. 

"Semua dimulai dari sini. Tempat dimana aku kehilangan segalanya". jawab Young Do. 

Myung Soo tak mengerti, apa sich yang sedang Young Do bicarakan. Lalu memakan kue beras. 

Young Do menunduk, mengingat saat ia kehilangan hal terpenting dalam hidupnya.

Flashback. Kim Tan remaja mengejar Young Do. Ia mengajak Young Do pergi ke kedai tteokbokki, untuk menunjukkan sesuatu. Young Do tidak mau, karena ia sudah tidak menganggap Kim Tan sebagai sahabat lagi. Kim Tan menarik tangan Young Do, tidak ada waktu lagi kita harus pergi. 

Young Do menepis tangan Kim Tan, "Kau pikir kau siapa bisa menyentuhku, anak haram?".

Kim Tan tanya apa Young Do tidak mau mendengarkan, dan ikut dengannya. Young Do menyuruh Kim Tan pergi. Kim Tan berkata Young Do akan menyesalinya seumur hidup. 

"Omong kosong", sahut Young Do tak peduli dan berjalan pergi.

Kim Tan sedih, berjalan berlainan arah dengan Young Do. Flashback end. 

Kembali ke masa kini. Young Do merenung, kesedihan dan kesepian terpancar dari wajahnya. Mungkin dia juga merasa menyesal. Karena telah mengabaikan Kim Tan saat itu.

"Kau kehilangan apa?", tanya Myung Soo kemudian. 

"Ibu...Teman", jawab Young Do menatap sedih bangku kosong yang ada di depannya.

Myung Soo berpikir keras....1 detik...2 detik..3 detik.. "Kau kehilangan ibu temanmu?", tanyanya kemudian... (Gubrak...hahaha)

Young Do melempar sendoknya kesal, "Makan saja". (Makan saja, gak udah mikir...hihihi). 


Pemberitaan pernikahan Dong Wook dan Rachel tentunya juga menganggu pikiran Jae Ho. Ia termenung di koridor perusahaan. Kim Won datang menghampiri. Ia berkata juga membaca rencana pernikahan Esther Lee, lalu tanya kenapa Jae Hoo dan Esther berpisah. 

Jae Hoo tak menyangka, Kim Won ternyata mengetahui hubungannya dengan Esther di masa lalu. Jae Hoo balik tanya kenapa Kim Won memilih berpisah dengan Hyun Joo. Kim Won mengaku belum berpisah dengan Hyun Joo. Ia hanya menetapkan yang perlu di prioritaskan. Pertama Jeguk Group, baru kemudian Hyun Joo. 

"Itulah pilihan Anda", ujar Jae Hoo. "Kenapa kalian kira kami akan menunggu?. Esther Lee mengutamakan prioritasnya, dan Anda juga begitu. Itulah pilihan Anda". 

(Jae Hoo memang tidak menunggu Esther. Karena dia menikah dengan ibu Chan Young. Begitu pula dengan Hyun Joo, yang tampaknya pasrah dan sudah menyiapkan diri putus dari Kim Won. Hyun Joo tahu, Kim Won tak akan memilih dirinya. Kim Won dan Esther sama, mereka lebih memilih bisnis di bandingkan cinta).


Jae Hoo melihat Ny. Ji Sung jalan kearah mereka. Ia mengira Kim Won telah membuat janji yang tidak ia ketahui. Kim Won menoleh ke belakang. Seperti biasa ia tidak suka melihat ibu tirinya itu. Jae Hoo membungkuk hormat pada Ny. Ji Sung. 

Kim Won dan Ny. Ji Sung bicara di dalam ruangan. Ny. Ji Sung tanya apa Kim Won tahu kapan Kim Tan ulang tahun. Kim Won tak ingin membahas dan berkata sibuk. Ia berdiri dari tempat duduknya. 

"Kau ingat saat kau ulang tahun yang ke 18?. Kau ingat apa yang diberikan ayahmu sebagai hadiah ulang tahun?", tanya Ny. Ji Sung berhasil menarik perhatian Kim Won. 
Ny. Ji Sung berkata sejak minggu lalu, saham Jeguk yang dibeli atas meminjam nama orang lain mulai dirubah oleh ayah Kim Won menjadi nama pemilik saham sebenarnya. Saham itu akan menjadi hadiah ulang tahun Kim Tan yang ke-18. 

"Hampir seluruh saham Tan adalah saham milik perusahaan. Saham Jeguk Holding. Saat Tan menerima hadiah ulang tahunnya. Dia akan memiliki saham sebanyak yang kau miliki atau mungkin lebih".

Kim Won terlihat gusar dan shock mendengar hal ini. Ia meraih telpon kantor, minta Jae Hoo segera datang keruangannya. Kim Won kembali duduk. Ia tanya kenapa Ny. Ji Sung memberitahunya soal ini. 

"Anggap saja cinta seorang ibu yang membesarkanmu selama 10 tahun", jawab Ny. Ji Sung dingin.
Jae Hoo masuk keruangan Kim Won. Kim Won langsung memberi perintah secepat mungkin mencari daftar orang-orang yang memiliki saham Presdir Kim dengan nama mereka.

Ny. Ji Sung menyela, "Bagaimana bisa kau memintanya melakukan itu?. Dialah pemegang saham terbesar ayahmu atas namanya (Jae Hoo)". 

Kim Won terkejut...benar-benat terkejut. Merasa kecewa dan di khianati. Jae Hoo tetap tenang seperti biasa, dan berkata ini waktunya rapat manajement. 
"Apa ada orang berpihak padamu di perusahaan?", tanya Ny. Ji Sung lalu beranjak pergi.

Kim Won terguncang. Sungguh sebuah berita yang membuatnya seperti berada di tepi jurang. Sebenarnya, apa maksud Ny. Ji Sung mengatakan itu, ingin mengadu domba Kim Tan dan Kim Won, atau Kim Won dengan ayahnya???

Note : Predir Kim memiliki sebagian saham yang di beli atas nama orang lain (nama pinjaman). Salah satunya adalah Jae Hoo, sebagai pemegang saham terbesar. Tapi tepat di bawah kontrol presdir Kim. Ny. Ji Sung tampak yakin, saham itu dirubah atas nama Kim Tan, dan akan diberikan sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke-18.

Jika Kim Tan menerimanya, maka saham Kim Tan akan setara dengan milik Kim Won, bahkan bisa melebihi. Dan Kim Won mungkin merasa takut jika posisinya bisa tergeser. Seandainya Kim Tan tahu, pasti dia akan lebih memilih Kim Won di bandingkan sejumlah saham itu.

*****
Selama rapat, Kim Won tidak menyimak presentasi dengan baik, tidak seperti biasanya. Ia menatap satu persatu para dewan direksi yang bekerja untuknya. Adakah orang-orang itu akan berpihak padanya, atau mereka akan mengkhianatinya. Tidak menutup kemungkinan jika para direksi itu juga memiliki saham yang sama seperti Jae Hoo. 

Jae Hoo melihat kegusaran di wajah Kim Won. Tapi Kim Won tidak tahu kalau sedang di perhatikan. Pertanyaan Ny. Ji Sung kembali melintas di benaknya, "Apa ada orang berpihak padamu di perusahaan?".


Eun Sang pulang dan mencari ibunya. Pelayan lain keluarga Kim bilang ibu Eun Sang ada di ruang kerja presdir Kim. Pelayan itu minta Eun Sang mengganti dupa di lantai atas. Eun Sang tak bisa menolak, dan pergi ke lantai atas.

Pintu kamar Kim Tan terbuka sedikit, dan Eun Sang bisa melihat Kim Tan yan sedang jalan mondar-mandir di dalam kamarnya. Eun Sang jalan sepelan mungkin tanpa menimbulkan suara saat melewati kamar Kim Tan. Hal itu ia lakukan agar tidak ketahuan.

Tapi terdengar suara, "Aku melihatmu", seru Kim Tan dari dalam. Eun Sang langsung berhenti di tempat..hahaha

Kim Tan menarik Eun Sang masuk ke kamarnya dan menutup pintu. Eun Sang protes, apa Kim Tan gila, bagaimana jika ada yang lihat. Kim Tan menuntut penjelasan, kenapa Eun Sang tidak menjawab pertanyaanya.

"Apa yang kau bicarakan dengan Choi Young Do?. Apa dia bilang dia menyukaimu lagi?".

"Bagaimana jika ya?" tantang Eun Sang. 

Kim Tan berkata Eun Sang adalah penjahat yang tertangkap basah. Karena kepribadiannya sekarang semakin baik. Maka Kim Tan akan melepas Eun Sang dan tidak akan menahannya. 

Eun Sang berjalan pergi, membelakangi Kim Tan. Posisi mereka sama-sama saling membelakangi.

"Aku akan memelukmu jika kau berbalik". 

"Aku akan membunuhmu", sahut Eun Sang

Kim Tan berbalik, "Jika kau membalas perkataanku, aku akan mencium mu". 

"Jadi kau mau aku ...", Eun Sang berbalik dan ucapannya Eun Sang terpotong. Karena mendadak Kim Tan mencondongkan badan, mendekatkan wajahnya.

"Bagaimana?", sambung Eun Sang pelan. Eun Sang Gugup, melihat wajah Kim Tan yang berada dekat dengan wajahnya.

"Pelakukan aku dengan baik", jawab Kim Tan dengan nada halus. 

"Nanti", ujar Eun Sang menundukan wajahnya. 

"Nanti kapan?. Kau bahkan belum membayar janji untuk membayar waktu 5 menitku", kata Kim Tan. (Eun Sang berjanji, membayar waktu 5 menit Kim Tan, dengan traktiran makan siang).


Tiba-tiba pintu terbuka dan Ny. Han masuk. Kim Tan dan Eun Sang terkejut setengah mati. (OMG...Ny. Han kali ini gak pake ketuk pintu). 

"Aku sudah punya perasaan buruk tentang ini. Apa yang kalian berdua lakukan?. Kalian sudah gila?". 

Kim Tan dan Eun Sang buru-buru ingin menjelaskan. Ny. Han memotong, "Diam kalian berdua!. Apa Kalian selama ini diam-diam pacaran tanpa sepengetahuanku?". 

Kim Tan minta ibunya bicara dengannya dan menyuruh Eun Sang turun ke bawah. Eun Sang hendak pergi, tapi Ny. Han belum selesai bicara. 

"Kau sudah gila?. Hanya karena tinggal serumah terus kau pikir ini jadi rumahmu juga?. Kau kira kau bisa seenaknya masuk ke kamar ini sesukamu?", hardik Ny. Han pada Eun Sang. 

"Hentikan, Ibu! Ini cukup sulit baginya, karena aku menyukainya", ungkap Kim Tan.

Eun Sang terkejut, karena Kim Tan mengakui perasannya di depan Ny. Han. 
Ny. Han shock, "Apa?. Apa yang barusan kau katakan?". 

Eun Sang berusaha menjelaskan, kalau ia dan Kim Tan tidak ada hubungan. Ny. Han membentak, "Kubilang diam!". Ny. Han minta Kim Tan mengulangi perkatannya.

"Aku menyukainya. Aku tidak suka Ibu memperlakukannya seperti itu", suara Kim Tan meninggi. 

"Ayahmu akan mendengar. Diamlah". 

Kim Tan menyuruh Eun Sang pergi. Eun Sang membeku diluar kamar Kim Tan. Ia mendengat perkataan Ny. Han yang mengatakan ini waktunya bagi Kim Tan untuk berpacaran dengan gadis seperti Eun Sang. Apalagi sekarang ini Kim Won duduk di kursi presdir.

Kim Tan berkata itu memang tempat kakaknya sejak awal. Ny. Han sangat kesal, "Apa kau ingin ibu mati?". 
 
Kim Tan : Jangan memanfaatkanku untuk mendapatkan apa yang Ibu inginkan. Tidak ada yang bisa memutuskan apa yang harus aku miliki atau siapa yang harus aku cintai. Ibu tidak bisa memutuskan itu untukku.. Karena aku yang akan memutuskan semuanya. Sekarang ini aku sedang mendekati Cha Eun Sang. Tolong dukung keputusanku, Ibu

Ny. Han diam menghela napas tak percaya. Matanya merah menahan marah. Ia tak berkata apa-apa lagi, lalu keluar kamar. Kim Tan menghembuskan napas berat.

Eun Sang masuk ke kamarnya dengan wajah shock. Ibu Eun Sang melihat dan tanya apa terjadi sesuatu, ada apa?.  

"Apa yang harus kulakukan, Bu?", tanya Eun Sang terbata. "Tadi aku pergi ke kamar putra kedua sebentar.."

Tiba-tiba...Brak.....Ny. Han menyerobos masuk ke dalam. Mendorong Eun Sang ke tembok. Lalu berdiri di depan Hee Nam dangan mata marah.

"Ahjumma, kau sudah gila?. Begini caranya kau membalasku?. Ada apa dengan putrimu?. Aku membiarkan kalian tinggal dan makan di sini karena kau bilang kau tak punya tempat untuk pergi. Aku menggajimu!. Aku mengirim putrimu sekolah. Dan sekarang dia masuk ke kamarnya Tan?". 

Hee Nam melongo bingung. Eun Sang menunduk kan badan meminta maaf berkali-kali. 

Hee Nam melindungi Eun Sang, dengan bahasa isyarat dia berkata, "Putriku memang bersalah masuk karena masuk ke kamar Kim Tan. Tapi putramu yang setiap hari selalu mencarinya. Kenapa kau hanya marah pada putriku?". 

"Apa kata ibumu?". 

"Ibu bilang dia menyesal. Ibu bilang dia akan memarahiku. Ibu bilang hal seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi", jawab Eun Sang bohong. Sengaja ia lakukan agar Ny. Han tidak bertambah murka.

Hee Nam memukul Eun Sang, karena tidak menerjemahkan yang sebenarnya. Kim Tan masuk, memegang tangan ibunya untuk membawanya keluar. Kim Tan menundukan kepala dan meminta maaf pada Hee Nam.

Ny. Han tidak terima, "Untuk apa kau minta maaf?. Lepaskan!", Ny. Han menepis tangan Kim Tan. "Kau tidak boleh pergi kemanapun mulai sekarang".

Ny. Han teriak marah pada Eun Sang, "Aku tidak ingin melihat wajahmu. Keluar dari rumah ini!".
Kim Tan membawa paksa ibunya keluar. Ny. Han berontak, "Aku masih belum selesai bicara". Kim Tan membawa paksa ibunya pergi dari sana. 

Eun Sang menangis, "Maafkan aku Ibu. Aku menyesal ini bisa terjadi.....Maafkan aku". 

Hee Nam menatap sedih Eun Sang, "Maafkan Ibu karena tak bisa membelamu, karena ibu tidak bisa bicara. Putriku...."

"Tidak, aku yang minta maaf. Aku minta maaf karena aku menyukainya. Aku sungguh minta maaf, Ibu", Eun Sang terisak. 

"Kau ingin kita meninggalkan tempat ini?", tanya Hee Nam mengerti apa yang di inginkan putrinya..

Eun Sang tanya apa mereka bisa melakukan itu, pindah dari sini. Apa kita punya uang. Hee Nam berkata kita akan menemukan cara untuk bertahan hidup. Ia akan membayar hutangnya nanti. 

Eun Sang mengangguk setuju, "Kalau begitu ayo kita keluar. Aku juga mau pindah ke sekolah yang dulu", 

"Tunggulah sampai akhir bulan. Kita pergi jika mereka sudah dapat orang baru", jawab Hee Nam. 

Eun Sang mengangguk, menangis tersedu-sedu. Hee Nam memeluk putrinya dan menenangkannya. Tangis Eun Sang semakin deras. 
Kim Tan berada di gudang wine. Berkali-kali ia menelpon ponsel Eun Sang, tapi tak kunjung di angkat. Kim Tan mengirimkan sms, minta Eun Sang datang menemuinya sebentar saja di gudang wine. 

Kim Tan stess, tak hanya telpon. Sms darinya pun, Eun Sang tidak mau membalas. Tak tahan lagi, Kim Tan pergi mencari Eun Sang dikamarnya. Beberapa-kali, ia mengetuk pintu kamar, tapi tidak ada sahutan. Kim Tan memutuskan masuk ke dalam kamar, tapi tidak ada Eun Sang di sana. 


Di dapur, Kim Tan menemukan Hee Nam yang termanggu sedih. Kim Tan memberanikan diri bertanya kemana Eun Sang pergi. Dia tidak ada di kamarnya. Hee Nam diam menatap Kim Tan. Kim Tan memohon, "Tolong beritahu aku. Kumohon". 

Kim Tan pergi keluar, berlari kesana kemari mencari Eun Sang. Terlintas perkataan Hee Nam di benaknya, "Eun Sang baru saja pergi. Dia akan menginap di rumah temannya. Jangan khawatirkan dia".


Sementara itu, Eun Sang menyusuri jalan tanpa mempunyai tempat tujuan. 


Kim Tan melewati jalan yang tadi dilewati Eun Sang, hanya saja berbeda arah. Kim Tan berhenti lari, mengatur napasnya yang naik turun. Ia mengeluarkan ponselnya, menelpon Eun Sang. Tetap saja tidak diangkat. Kim Tan frustasi. 


Di tempat lain, Eun Sang duduk merenung, menatap langit malam. Ia lalu memeriksa ponselnya, ada panggilan tak terjawab dari Kim Tan sebanyak 8 kali. Eun Sang sedih, tapi tak ada lagi waktu baginya untuk memikirkan hal itu. Yang harus ia pikirkan sekarang, adalah mencari tempat untuk menginap malam ini.


Eun Sang menelpon Bo Na. Bo Na mengangkat telponnya, dengan nada tidak suka ia bertanya kenapa Eun Sang menelpon. Sebelumnya, Eun Sang benar-benar meminta maaf. Eun Sang bertanya bisakah aku menginap di rumahmu malam ini?.

"Kau sedang menggigau ya?...Kututup", semprot Bo Na. 
"Kalau begitu, aku akan minta tolong pada Chan Young". 

"521 Cheongdam-dong, Gangnam-gu, Seoul!. Datang sekarang! Segera naik taksi sekarang dan datang kesini! Mengerti!", sambar Bo Na cepat tanpa titik koma.
(Eun Sang tahu kelemahan Bo Na, yakni Chan Young).

Eun Sang sampai di rumah Bo Na, langsung masuk ke kamarnya. Bo Na tanya apa yang terjadi. Kau kabur dari rumah atau diusir?. Eun Sang berkata lebih tepatnya di usir, "Aku menempatkan ibuku dalam posisi yang sulit". 

"Kalau kau membuat Ibumu dalam posisi sulit, kenapa kau pergi?. Aku takkan membiarkanmu tidur disini jika kau tak memberitahuku.", kata Bo Na. 

Eun Sang berkata nanti Bo Na akan terkejut. Bo Na semakin penasaran, "Apa itu ? Apakah Chan Young tahu?".

Eun Sang mengiyakan dengan anggukan. Bo Na tak tidak mau Eun Sang menyimpan rahasia dengan Chan Young. "Segera beritahu aku sekarang!"

Eun Sang mengatakan ada masalah di tempat ibunya bekerja, "Ibuku adalah seorang pembantu rumah tangga".

Bo Na berkata ia sebenarnya sudah bisa menebak dari semua perkerjaan paruh waktu yang dilakukan Eun Sang.

"Tapi. Ibuku cacat. Ibu tidak bisa bicara ", kata Eun Sang kemudian.

"APA??", seru Bo Na terkejut, buru-buru menutup mulutnya, "Maaf. Tapi apa terlalu berlebihan?. Tak seharusnya aku bereaksi begitu. Maaf"

Eun Sang tersenyum, "Kau lebih baik daripada yang aku pikir. Aku benar-benar membencimu". 

"Tidak apa-apa, aku lebih membencimu. Lalu siapa Ibu yang mensponsori untuk camping?", tanya Bo Na ingin tahu. 

Untuk itu Eun Sang tidak bisa menjelaskan. Bo Na minta Eun Sang lupakan saja pertanyaan barusan. Ia akan merasa benar-benar menjadi teman Eun Sang, jika mendengar cerita selanjutnya. Bagaimanapun, Bo Na berkata Eun Sang harus membayar untuk biaya menginap malam ini. Foto kecilnya Chan Young juga boleh. 

"Kau akan menyesalinya", ujar Bo Na 

"Hei. Chan Young ku tidak akan pernah terlihat jelek dalam kehidupannya", seru Bo Na. Eun Sang tersenyum. Sebegitu cinta matinya Bo Na sama Chan Young. 


Hari terus beranjak malam. Bo Na tidur dengan nyaman di atas tempat tidur. Eun Sang tidur di bawah. Tapi malam itu Eun Sang tidak bisa memejamkan mata. Begitu banyak beban yang menganggu pikirannya. 


Apa yang dialami Eun Sang sekarang, juga sedang dirasakan oleh Kim Tan yang saat ini merenung sendiri di gudang wine. Perasaan khawatir, cemas, sedih dan merasa bersalah menjadi satu. Sesekali, ia mengecek ponselnya. Berharap ada kabar dari Eun Sang. 


Keesokan harinya, Eun Sang pergi ke sekolah lebih pagi dari biasanya. Terlalu pagi, sampa-sampai gerbang sekolah SMA Jeguk belum di buka. Eun Sang mencoba menggeser pintu gerbang, tapi masih terkunci. 

Eun Sang berbalik pergi. Ia jalan menuju mini market sembari menghitung uang di dompetnya, yang hanya tinggal recehan. 

Dari luar kaca mini market, Eun Sang melihat Young Do duduk di dalam mini market, sedang makan ramen. Young Do melihat keluar, dan bertemu pandang dengan Eun Sang. Buru-buru Eun Sang masuk ke dalam mini market. 

Eun Sang berdiri di depan counter permen dan susu. Ia menoleh ke tempat Young Do tadi makan, pria yang dilihatnya tadi sudah tidak ada ditempatnya. Meninggalkan cup ramennya yang masih panas. 

"Aku ada di sini", Young Do tiba-tiba muncul di samping Eun Sang. 

"Aku tidak mencarimu", sangkal Eun Sang (tidak mencari hanya melihat kan!).

Young Do berkata sudah waktunya Eun Sang mencari dirinya. Ia melihat tas yang ditenteng Eun Sang. Young Do bertanya apa Eun Sang menginap diluar. Eun Sang berkata ia juga bisa mengajukan pertanyaan yang sama pada Young Do. (menginap di luar)

Young Do menepuk kakinya, "Ah...Aku pasti telah melewatkan pertanyaan itu. Kenapa kau tidur di luar?. Apa yang terjadi dengan istanamu yang besar itu?" 

"Bukan urusanmu", jawab Eun Sang sembari mengambil makanan kecil

Young Do mengambil makanan kecil Eun Sang, dan menggantinya dengan kue lain, "Makan ini. Yang ini lebih enak. Percayalah padaku! Aku sudah mencoba semua yang ada disini". 

Eun Sang heran, "Kenapa kau selalu makan di sini, padahal kau sangat kaya?". 

"Karena tidak akan terlihat aneh jika makan sendirian di sini", jawab Young Do. 

Eun Sang menatap prihatin, "Apakah kamu selalu........"

"Jangan memandangku seperti itu. Itu membuatku gemetar (gugup)", sela Young Do.

Eun Sang menunduk. Young Do tersenyum kecil, lalu pergi lebih dulu.

Young Do dan Eun Sang pergi sekolah. Mereka berdiri menunggu lampu merah. Young Do tak henti-hentinya menatap Eun Sang. Yang di tatap pun tahu sedang di perhatikan, Eun Sang menunduk, sembari mengetuk-ketukan sepatunya ke atas aspal.


Young Do melihat ke depan. Sebuah mobil sedan hitam berhenti di seberang jalan. Kim Tan turun dari mobil. Berdiri di seberang jalan, ia melihat Young Do dan Eun Sang. Young Do juga melihat Kim Tan. Tapi Eun Sang yang terus menunduk belum melihat kehadiran Kim Tan. 

Pada Eun Sang, Young Do berkata, "Jika kau ingin menghindari Kim Tan, aku bisa menolongmu".

"Aku tidak butuh pertolonganmu", jawab Eun Sang tetap menunduk. 

"Ayo kita coba. Tidak akan ada ruginya, kau hanya perlu bersorak untuk siapa saja yang menang". 

Young Do menarik Eun Sang ke sisinya dan merangkul pundaknya. Eun Sang terkejut. Kim Tan menatap marah. 2 kali ia melihat Eun Sang berada di pelukan pria lain. 

Eun Sang meronta minta di lepaskan. Young Do mengeratkan pelukannya, "Tidak, tetap di sini. Akan lebih baik jika kamu suka di sini. Aku ingin tahu apa yang Kim Tan akan pertaruhkan buat kamu". 

"Apa?", semula Eun Sang tak mengerti, lalu menyadari Young Do melakukan ini karena ada Kim di sekitar mereka. Eun Sang melihat ke seberang jalan. Ada Kim Tan sedang menatapnya. Eun Sang menatap sedih. 

Lampu hijau bagi pejalan kaki menyala. Kim Tan menyebrang. Young Do juga menyebrang sambil tetap merangkul Eun Sang. Kim Tan dan Eun Sang berpandangan, terpancar jelas kesedihan di wajah mereka. 
Mereka jalan ke arah yang berlawanan, dan jarak mereka semakin dekat. Mereka terlihat seperti akan melewati satu sama lain. Kim Tan meraih tangan Eun Sang, ketika ia tepat berada disisi gadis itu.
Tak tinggal diam, Young Do juga memegang tangan Kim Tan. Seakan mencegah Kim Tan untuk membawa pergi Eun Sang. Eun Sang menunduk, tak berani menatap Kim Tan.

"Cha Eun Sang, lihat aku", kata Kim Tan

"Lepaskan tanganmu" sahut Young Do.   

"Diam kau!".  
Eun Sang perlahan melepas tangannya dari genggaman Kim Tan. Kim Tan terhenyak, lalu menepis tangan Young Do, "Cha Eun Sang!", seru Kim Tan tidak percaya.

"Aku tak sanggup melakukan ini lagi. Maafkan aku", kata Eun Sang sedih.

"Aku tahu ini berat. Aku yang salah. Aku tak bisa berjanji padamu bahwa selanjutnya akan baik-baik saja".

Kim Tan mengulurkan tangannya, "Walaupun seperti itu, kumohon pegang tanganku". 

"Jangan pegang tangannya", cegah Young Do. 
Tangan Kim Tan tetap terulur, berharap Eun Sang menyambutnya. Akankah Eun Sang akan meraih tangan Kim Tan?. 



Komentar : 

Benar-benar cinta segitiga. 3 episode berturut-turut berakhir dengan adegan mereka bertiga. Akankah Eun Sang berani menyambut uluran tangan Kim Tan, setelah apa yang telah ia alami semalam. Akankah Kim Tan dan Eun Sang bisa terus berpegangan tangan seperti ini. 
Apa yang khawatirkan Eun Sang kini terjadi. Ny. Han langsung mengusirnya ketika mengetahui hubungannya dengan Kim Tan. Padahal, Eun Sang belum benar-benar memutuskan akan berkencan dengan Kim Tan. Tapi dia sudah dihadapkan rintangan sebesar ini. Poor Eun Sang....

Baru saja dibuat senyum-senyum melihat adegan sweet antara Eun Sang dan Kim Tan. Eh..jadinya malah seperti ini...Kim Eun Sook, memang pintar mengaduk-aduk perasaan penonton. 

Kim Tan tidak bisa menjanjikan pada Eun Sang kalau selanjutnya akan baik-baik saja. Itu lebih baik, dari pada berpura-pura menjanjikan semuanya akan baik-baik saja. Tapi kenyatannya tidak seperti itu. Bukan berarti Kim Tan diam saja, ia sedang berpikir bagaimana caranya membuat semuanya lebih baik. Untuk dirinya, untuk Eun Sang, untuk ibunya dan untuk keluarganya. 

Young Do ingin melihat apa yang akan di pertaruhkan Kim Tan untuk Eun Sang. Dan saya ingin melihat apa yang bisa Young Do korbankan demi Eun Sang. Mari kita berandai-andai. Jika Eun Sang menolak tangan Kim Tan, dan menerima hati Young Do. Apa yang bisa Young Do lakukan?. 

Young Do satu-satunya pewaris tunggal Hotel Zeus, yang pastinya nanti akan disandingkan dengan gadis yang sepadan dengannya. Beranikah Young Do melawan ayahnya yang super jahat itu?. Hm..membayangkannya saja sudah membuat saya merinding...

Pasti ayah Young Do akan melakukan hal yang lebih kejam. Jika presdir Kim ingin membuat Eun Sang merasa berhutang budi dengan memberikan beasiswa. Mungkin Dong Wook akan membuat Eun Sang dan ibunya hidup menderita. 

Makin kesini, saya semakin suka dengan karekter Bo Na. Meski dia sering ngomel, tapi Bo Na sama sekali tidak menyebalkan. Setidaknya dia tidak sejutek Rachel. Dia juga bukan gadis munafik, yang berwajah manis di depan tapi menggunjing di belakang. Karakter Bo Na polos, ceplas ceplos dan apa adanya. Sepertinya, Bo Na dan Eun Sang bisa menjadi teman baik. 

Young Do dan Myung Soo juga lucu. Sikap bad boy Young Do, sedikit luntur tiap kali bersama Myung Soo. Kim Tan dan Hyo Shin, hubungan mereka seperti kakak adik. Ny. Han dan Hee Nam, 2 ahjuma ini benar-benar lucu jika bersama. Sayang Hee Nam akan segera berhenti dan keluar dari rumah keluarga Kim. Ny. Han pasti akan kesepian nantinya.

Next episode ^^

 

Post a Comment

0 Comments