Sinopsis The Heirs Episode 13 – 1
Setelah
masalah yang ia alami, Kim Tan pergi ke cafe menemui Eun Sang dan
menangis di depan gadis yang ia sukai. Meski Kim Tan tak berkata
apa-apa, tapi Eun Sang bisa merasakan kesedihan Kim Tan dan ikut
menangis.
Eun Sang
menghampiri Kim Tan dengan suara gemetar ia bertanya, "Apakah kau
baik-baik saja". Kim Tan diam, hanya air mata yang terus mengalir
membasahi wajahnya. Eun Sang bertanya lagi apa yang terjadi.
"Kau
pernah berjanji di Amerika. Kau akan memegang tanganku dan membawaku
pergi jika aku berada dalam bahaya. Apakah janji itu masih berlaku di
Korea?, tanya Kim Tan penuh harap.
Eun Sang menangis sedih dan menggeleng. Kim Tan mendesah sedih dan kecewa, "Begitu rupanya".
Eun Sang
bergegas mendekati Kim Tan, berjinjit meraih leher Kim Tan dan
memeluknya. Kim Tan tertegun sejenak. Eun Sang memang tidak mengenggam
tangannya, tapi memeluknya. Lebih dari yang ia harapkan. Perlahan Kim
Tan membalas pelukan Eun Sang. Tampak lega dan nyaman. Mereka berbagi
kesedihan dan menangis di bahu masing-masing.
Esther dan Rachel tiba di rumah. Esther masih tidak bisa percaya dengan kebenaran yang baru ia ketahui, bagaimana bisa keluarga Kim berbohong seperti ini. Ia tanya apa Rachel benar-benar tidak tahu mengenai status Kim Tan yang ternyata hanya anak tidak sah.
"Kenapa ibu bertanya padaku?", sergah Rachel kesal. "Ibu seharusnya menyelidikinya sebelum aku bertunangan".
Eshter
menganggap apa yang mereka mereka alami ini adalah sebuah penghinaan.
Kedua kakek Rachel pasti mengamuk jika mengetahui cucunya bertunangan
dengan anak tidak sah. Rachel minta ibunya diam, ia sedang berpikir.
"Memikirkan
apa?. Kita sudah tahu jawabannya", tukas Esther. "Bahkan saudara
kandung akan saling menyerang demi berebut kekuasaan dalam perusahaan.
Dan mereka hanya saudara tiri. Tan dan kakaknya pasti akan berebut
posisi dalam perusahaan. Saat itu, kau baru putus dengannya".
Rachel heran, "Kenapa tidak sekarang?. Mengapa harus menunggu sampai saat itu?".
Esther
berkata Kim Tan dan kakaknya harus membeli saham lebih banyak untuk
mempertahankan posisi mereka. Harga saham Jeguk Grup pasti akan
melonjak, "Saat itu, kita akan menjual semua saham Jeguk yang kita
miliki dan mengakhiri pertunangannya".
"Apakah
ibu harus melakukan semua perhitungan itu sekarang?", tanya Rachel
menatap tidak percaya. (namanya juga business woman selalu
memperhitungkan untung dan rugi).
Rachel
berkata akan keluar sebentar. Setengah teriak, Esther tanya mau kemana.
Rachel pergi tanpa memperdulikan pertanyaan ibunya.
Rachel menemui Young Do di hotel Zeus dan langsung marah-marah, "Apa-apaan ini?. Apa yang sedang kau pikirkan?".
"Aku tidak tahu kalau punya saudara perempuan bisa sangat semenjengkelkan seperti ini", sahut Young Do setengah bercanda, "Apa masalahnya?".
"Kenapa
kau menyembunyikan ini, padalah kau sudah mengetahui semuanya?. Kenapa
kau menyembunyikan fakta bahwa tidak ada harimau di sarang harimau?.
Kenapa kau tidak memberitahuku bahwa Kim Tan itu anak haram?", ucap
Rachel marah.
"Wah..Jadi, adikku akhirnya mengunjungi rumah tunangannya", ujar Young Do masih bercanda.
Rachel
menyuruh Young Do berhenti bercanda, "Kim Tan sendiri yang menceritakan
semuanya. Dia ingin membatalkan pertunangan. Kenapa kau menyembunyikan
kartu AS mu?. Apa yang akan kau lakukan sekarang?".
Rachel kaget, "Apa?".
"Tetap Diam. Aku tidak memintamu untuk melakukan ini. Tapi ini adalah peringatan, Sister", ujar Young Do serius.
"Jadi...Kau akan tetap menyembunyikan rahasia ini untuk Kim Tan. Kenapa?", tanya Rachel tidak mengerti.
Wajah
Young Do melunak, "Karena itu satu-satunya hal terbaik yang pernah
kulakukan. Itu juga hal yang paling menyakitkan bagi Kim Tan".
(Ada ketulusan dalam ucapannya, dan juga tersirat rasa khawatir. Tapi kenapa selama ini Young Do selalu mengancam Kim Tan akan membocorkan rahasia itu. Apa itu hanya gertak sambal saja!).
(Ada ketulusan dalam ucapannya, dan juga tersirat rasa khawatir. Tapi kenapa selama ini Young Do selalu mengancam Kim Tan akan membocorkan rahasia itu. Apa itu hanya gertak sambal saja!).
Young Do
menyadari sekarang Kim Tan selangkah lebih dekat dengan Eun Sang. Jadi,
ia menyuruh Rachel mengkhawatirkan saja tentang keputusan yang akan
Rachel buat, "Apakah akan membatalkan pertunangan atau tidak".
Kim Tan mengajak Eun Sang ke studio Myung Soo. Eun Sang yang merasa asing bertanya tempat apa ini. Kim Tan menyuruh Eun Sang turun ke bawah. Sementara ia jongkok di depan pintu, mengotak-atik sesuatu.
Eun Sang
tetap disamping Kim Tan, bertanya apa yang Kim Tan lakukan. Kim Tan
berkata ini akan segera selesai. Eun Sang heran, tempat apa ini. Setelah
selesai, Kim Tan merangkulpundak Eun Sang, menuntutnya turun ke bawah.
Eun Sang terbelakak, " Apa maksudmu? Aku akan...".
"'Mengurus
diriku sendiri, 'menginap di rumah temanku, 'aku akan mencarinya
sendiri...', sambar Kim Tan cepat sebelum Eun Sang membantah ucapannya,
"Kau sudah mengatakan itu semua di Amerika".
Kim Tan
tak ingin mendengar semua alasan Eun Sang lagi, karena Eun Sang tadi
memegang tangannya. Eun Sang langsung menyangkal, "Hey, Aku tidak
memegangnya!".
Eun melotot kesal. Kim Tan cuek dan menggiring Eun Sang duduk di sofa. Sementara ia sendiri duduk di meja berhadap-hadapan dengan Eun Sang. Jarak mereka dekat sekali, dan lutut mereka hampir bersentuhan. Eun Sang jadi grogi, "Kenapa kau duduk di situ?".
Kim Tan
mulai bertanya dimana Eun Sang tinggal selama ini. Eun Sang tak
menjawab, malah balik tanya kenapa tadi Kim Tan menangis. Sama seperti
Eun Sang, Kim Tan tak mau menjawab dan kembali melontarkan pertanyaan.
Kedua orang ini sama-sama bersikeras mengganti jawaban dengan pertanyaan
lain.
"Kenapa kau bisa bersama Choi Young Do saat pagi?. Waktu aku menangkap basah dirimu", tanya Kim Tan menuntut penjelasan.
"Apa yang terjadi?", tanya Eun Sang balik
"Apa kau tidur di hotelnya?", tanya Kim Tan lagi.
"Apa yang terjadi?. Kenapa kau menghindari pertanyaanku?, tanya Eun Sang setengah membentak.
"Kau juga", sahut Kim Tan tak mau kalah.
"Itu bahkan tidak bisa di sebut jawaban".
Kim Tan memasang wajah sedih, "Karena pemanasan global, penguin terancam punah". Eun Sang tentu saja tak percaya dengan jawaban tak masuk akal itu, "Apa?". *Emangnya Kim Tan pecinta binatang!*.
"Itu
sebabnya aku menangis", sambung Kim Tan kemudian, menutupi wajahnya
pura-pura menangis, "Sangat menyedihkan". (hihi, akting lagi.)
Dengan nada lebih pelan Eun Sang minta Kim Tan menjawab pertanyaannya, "Apa yang terjadi?. Aku sangat khawatir padamu!".
Kim Tan terselamatkan karena tiba-tiba terdengar seseorang menekan password pintu. Sontak mereka menoleh. Eun Sang panik, "Ada yang datang?". Kim Tan menebak, mungkin Myung Soo.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang?", tanya Eun Sang panik.
"Kita
hanya perlu tetap diam. Lagipula, dia tidak akan bisa masuk. Aku sudah
mengubah passwordnya", ujar Kim Tan tersenyum jahil,
"Kenapa kau mengubahnya?", tanya Eun Sang tak percaya.
Karena Myung Soo selalu gagal memasukan password, ia pun teriak marah-marah dari luar dan menggedor-gedor pintu. Kim Tan menempelkan telunjuk di bibir, minta Eun Sang diam.
"Siapa
di dalam?. Aku bisa mendengar kalian!. Setidaknya ada dua orang, dan
ada perempuan!. Buka pintunya sekarang! Aku akan memaafkanmu".
Eun Sang
hendak berdiri untuk membuka pintu. Kim Tan bergerak cepat menahan
tangan Eun Sang dan menjepit kaki Eun Sang dengan kedua lututnya. Agar
Eun Sang tak bisa berdiri. "Diam".
Eun Sang terbelakak kaget, "Aku akan membunuhmu", gertaknya. Kim Tan mengangkat bahu, seakan menantang. Eun Sang meronta ingin melepaskan diri. Tapi Kim Tan menahan tangan dan kaki Eun Sang dengan sangat kuat. Seraya tersenyum jahil, membuat Eun Sang mendelik kesal.
Kim Tan tertawa, "Yang benar saja. Bagaimana kau bisa mengalahkanku dengan kekuatan seperti itu?".
"Lihat? Dia sudah pergi. Sudah tenang", ujar Kim Tan kemudian setelah tidak lagi mendengar teriakan Myung Soo.
"Baiklah, lepaskan aku", ucap Eun Sang grogi.
Kim Tan tak mau melepaskan dan memandang Eun Sang lembut, "Kau bersama siapa tadi malam?. Aku tidak bisa tidur karena aku khawatir".
Kim Tan tak mau melepaskan dan memandang Eun Sang lembut, "Kau bersama siapa tadi malam?. Aku tidak bisa tidur karena aku khawatir".
Eun Sang tetap tak mau menjawab mengalihkan perhatian dengan mengajukan pertanyaan, "Apakah kau benar-benar tidak akan pulang?. Ibumu akan khawatir".
"Aku tidak mau pulang!. Jalanan di malam hari sangat menakutkan", jawab Kim Tan ngeles.
"Bagaimana dengan seragam sekolahmu?. Apakah kau tidak akan pergi ke sekolah?".
"Aku akan meminta mereka membawakan seragam ku ke sekolah besok pagi".
Tiba-tiba ponsel Eun Sang bergetar. Tanpa permisi, Kim Tan langsung merogoh saku jaket Eun Sang untuk mengambil ponsel itu. Eun Sang yang kaget mengajukan protes, "Apa yang kau lakukan?".
Kim Tan
penasaran siapa yang menelpon dan melihat nama Choi Young Do di ponsel.
Ia menghela napas kesal dan cemburu. Menunjukan ponsel itu pada Eun
Sang,
"Lihatkan?. Kau tertangkap basah lagi".
"Lihatkan?. Kau tertangkap basah lagi".
"Tertangkap basah apa?. Aku tidak menjawabnya".
"Itu bahkan lebih mencurigakan", ujar Kim Tan kesal.
Kim Tan
berdiri dan menjawab telepon dari Young Do, "Halo?". Young Do langsung
kesal mendengar suara Kim Tan, "Apa Cha Eun Sang tidak punya tangan?.
Kenapa kau selalu menjawab teleponnya?".
"Karena
aku selalu bersamanya", jawab Kim Tan. "Katakan saja kenapa kau
menelepon. Tapi aku tidak menjamin akan menyampaikan pesanmu".
"Katakan pada Cha Eun Sang untuk mem publickan akun SNSnya. Sebelum aku menghack akunnya", ujar Young Do kesal.
"Kau
tidak akan menemukan apapun di sana", jawab Kim Tan yakin (yakin lah,
secara Kim Tan aja belum log out dari akun SNS milik Eun Sang ^^).
"Kami lebih dari teman!", jawab Kim Tan ceria. (Pacar gitu maksudnya. ^^)
Young Do
bertambah kesal dan menyuruh Kim Tan untuk diam. Ia sudah mendengar
kabar bahwa Kim Tan membocorkan rahasianya sebagai anak tidak sah pada
Rachel. Young Do tak mengerti apa yang dipikirkan Kim Tan.
"Kau tidak akan pernah mengerti. Pergilah tidur", jawab Kim Tan menutup telepon.
Young Do
kaget telepon di putus secara sepihak. Ia ingin menelpon lagi, tapi
tidak jadi. Karena pasti Kim Tan lagi yang akan menjawab. Ia membuang
ponselnya ke atas sofa dengan kesal. Wajah Young Do terlihat murung.
Sama
halnya dengan Kim Tan, wajahnya berubah murung setelah menutup telepon
Young Do. Seperti ada sesuatu yang ia khawatirkan. Melihat Kim Tan yang
terpekur diam, Eun Sang pun berdiri mendekati Kim Tan. Bertanya apa yang
dikatakan Choi Young Do.
Kim Tan mengalihkan perhatian dengan mengambil salah satu foto yang tersebar di atas meja. Foto Eun Sang dan Young Do saat camping. Kim Tan melajutkan kecemburuannya dengan bertanya kenapa Eun Sang berfoto seperti ini. Ia menunjuk-nunjuk foto itu dengan kesal.
"Kalian berfoto seperti ini karena aku tidak ada di sana?. Lihatlah wajahmu!. Kau juga tidak membencinya".
Eun Sang menghela napas seakan berkata, "Cape dech...". Eun Sang berkata, "Kau itu jenis calon suami yang sangat pencemburu".
"Tapi istriku akan sangat bahagia", Kim Tan tersenyum menggoda.
"Lupakan
saja", sahut Eun Sang tak ingin membahas lebih lanjut. Ia mengambil tas
dan mengeluarkan buku pelajarannya. Kim Tan bertanya apa yang Eun Sang
lakukan.
"Aku
adalah seorang pelajar. Menurutmu apa?. Aku pikir siswa dengan peringkat
100 tidak akan mengerti. Tidurlah duluan" jawab Eun Sang (hahaha)..
Kim Tan
mendesis kesal, tak bisa membalas perkataan Eun Sang. Ia melampiaskan
kekesalannya dengan meremas-remas foto Eun Sang - Young Do, lalu
mencampakannya ke lantai.
Kim Tan
mengambil selimut dan berbaring diatas sofa. Tiba-tiba Kim Tan melonjak
bangkit dan teriak, "Aku hanya salah menandai nomor pada lembar ujian",
ucap Kim Tan mencoba membela diri. Dengan kata lain, ia mendapat
peringkat 100 bukan karena tiak pintar, tapi karena salah
menjawab...hehehe..apa bedanya..
Eun Sang
mengangkat bahu, seakan tak peduli. Meski pada akhirnya ia tersenyum
geli. Kim Tan heran, "Bagaimana kau bisa belajar saat kau sedang ada di
dalam ruangan tertutup bersamaku?. Hah?".
Eun Sang
diam tak bergeming. Justru karena itu, karena berada diruangan tertutup
bersama Kim Tan lah yang membuat Eun Sang mengalihkan perhatiannya
dengan belajar. Sekaligus menutupi rasa gugupnya. Gimana rasanya,
tinggal berdua dengan cowok setampan Kim Tan. ^^ (flying...flying...)
Kim Tan bolak-balik mengganti posisi duduknya, memandangi Eun Sang dari belakang. Bukanya Eun Sang tak tahu sedang di perhatikan. Eun Sang tahu itu, dan itu membuatnya salah tingkah. Meski berusaha kosentrasi pada buku di hadapannya, Eun Sang masih saja sesekali melirik Kim Tan dari sudut matanya.
Beberapa
jam kemudian. Lampu studio telah di matikan. Hanya lampu meja belajar
yang masih menyala. Eun Sang masih sibuk belajar, lalu menoleh ke
belakang. Sekarang giliran dia memandangi Kim Tan yang sudah terlelap.
"Mimpi yang indah", ucap Eun Sang pelan.
"Aku
sudah bermimpi", sahut Kim Tan pelan, tapi tetap mengejutkan Eun Sang.
"Kau ada di sini...di sampingku", (Urri Tanny....so sweet)..
Perkataan lembut yang membuat Eun Sang kembali tersentuh dan sedih dalam waktu bersamaan.
Malam beranjak berganti pagi. Eun Sang dan Kim Tan buru-buru keluar studio karena terlambat ke sekolah. Kemunculan mereka di sambut lampu flash dari kamera paparazzi Sepasang kekasih ini terkejut bukan main menerima serangan kamera dadakan. Udah kaya selebriti yang tertangkap basah menghabiskan malam bersama.
Ternyata
paparazzi itu adalah Myung Soo (hahaha). Dengan kalapnya Myung Soo
terus-terus'an membidikan kamera ke arah mereka. Meski dengan tangan
gemetar menahan hawa dingin. Ditambah lagi wajahnya yang terkejut
melihat sang "target".
"Kelaparan dan kedinginan!. Akhirnya saat yang menentukan!", ujar Myung Soo geram kembali membidikan kameranya.
"Kau tidur di sini semalam?", tanya Kim Tan tanpa rasa bersalah.
Myung Soo tak henti-hentinya memotret mereka, balas dendam nich ye!. Eun Sang panik. Kim Tan menutupi wajah Eun Sang dengan tangannya, tersenyum geli melihat tingkah Myung Soo...
(Gak bisa nahan ketawa, liat ekspresi Myung Soo).
Ke-3 nya
lalu berangkat sekolah bersama-sama. Myung Soo duduk di tengah diantara
Kim Tan dan Eun Sang. Myung Soo mendekap erat tasnya, dan mengeluh
sempit. Kim Tan mencoba menarik tas Myung Soo.
"Hapus
foto itu saat aku masih memintanya secara baik-baik. Kau tidak tahu aku
ini seperti apa. Aku bisa melukai orang hanya dengan sendok dan
sejenisnya"
(Woah...ternyata Kim Tan berguru pada City Hunter...luar biasa ^^).
Myung Soo tak gentar, "Heh! Kekerasan hanya akan membuat keadaan menjadi lebih buruk. Apakah kalian benar-benar pacaran?".
Kim Tan menjawab, ya. Eun Sang menjawab sebaliknya. Myung Soo tertawa, "Jawaban kalian berdua berbeda".
"Kau memelukku semalam. Kenapa kau berbohong?", protes Kim Tan yang langsung mendapatkan delikan dari Eun Sang.
"Apa
maksudnya itu?. Apa yang kalian lakukan di studioku semalam?", tanya
Myung Soo membentak. "Apa yang kau lakukan setelah berpelukan?".
Kim Tan tak menjawab hanya mengerakan bibir seperti mencium..seakan berkata, setelah pelukan adalah "Kiss"..Hahaha...bohong...
Myung
Soo langsung mesem-mesem gak jelas...mengulum senyum geli. Kim Tan?.
Sudah pasti tersenyum, meski ia menyembunyikan senyum di balik
tangannya. Eun Sang yang tak mengerti apa-apa, mengeryitkan kening
menatap heran Myung Soo.
Kim Tan
dan Eun Sang jalan berdampingan memasuki gerbang sekolah. Myung Soo
kemana ya..udah kabur duluan kali. Berkali-kali Eun Sang mencuri pandang
ke arah Kim Tan, sementara yang dipandang tetap jalan dengan tenang.
Hati Eun
Sang berdesir, ini bukan pertama kalinya kan mereka jalan berdua
seperti ini. Moment special seperti ini mengingatkan Eun Sang, saat
mereka pagi-pagi jalan berdua memasuki gerbang sekolah yang masih sepi.
Dengan posisi Kim Tan yang jalan mengikuti nya di belakang.
Eun Sang kembali mencuri pandang, dan kali ini Kim Tan memergokinya, ia pun menunduk malu.
Kim Tan tertawa, "Kenapa? Apa menginap bersama dan pergi ke sekolah sama-sama tiba-tiba rasanya berbeda?....Istriku?".
Eun Sang
berbalik menatap Kim Tan kesal, mengira Kim Tan lagi-lagi menggodanya.
Kim Tan tersenyum lembut membuat Eun Sang tersipu. Kim Tan mengulurkan
tangannya, "Beranikan dirimu".
Eun Sang memandangi tangan Kim Tan, tampak ragu dan melihat kesekeliling sekolah. Eun Sang mengepalkan tangannya. Setelah menghela napas panjang, perlahan ia meraih tangan Kim Tan dan menggenggamnya.
Kim Tan ikut tersenyum, "Lihat? Kau bisa tersenyum".
"Ayo jalan", Kim Tan menggenggam erat tangan Eun Sang, dan mereka pun jalan dengan bergandengan tangan.
Murid lain yang melihat mereka langsung heboh dan bisik-bisik, diliputi rasa penasaran apa Kim Tan dan Eun Sang benar-benar pacaran sekarang. Bahkan ada murid yang mengambil foto mereka dari belakang.
Seakan
tak peduli, Kim Tan dan Eun Sang terus jalan bergandengan tangan. Kim
Tan malah tersenyum lebar. Dari jauh sepasang mata menatap geram,
Rachel. Alangkah marahnya dia melihat senyum cerah di wajah Kim Tan.
Ada
satu lagi yang tidak suka melihat Eun Sang dan Kim Tan bergandengan
tangan, siapa?. Choi Young Do. Ia berdiri ditengah jalan, menghadang
mereka. Kim Tan bersikap santai sembari mengeratkan genggamannya. Wajah
Young Do keruh melihat genggaman tangan mereka.
"Ini tempat menuntut ilmu, dimana kecerdasan dan seni liberal bernaung. Apa yang kalian lakukan", sindir Young Do cemburu.
Kim Tan
meminta Eun Sang untuk pergi keruang penyiaran, sekarang ia harus
bermain dengan Young Do sekarang, "Kau sudah pernah lihat sebelumnya,
kan!".
"Jalan terus", perintah Kim Tan.
"Tidak boleh berkelahi! Kalian berdua!", ucap Eun Sang memperingatkan lalu pergi. Young Do melirik Eun Sang yang jalan menjauh.
Kim Tan
memberitahu Young Do jangan pernah lagi menelpon Cha Eun Sang mulai
sekarang. Young Do berkomentar ucapan Kim Tan tadi terdengar seakan
ingin menutup layanan telepon seluler di seluruh Seoul.
"Sayang
sekali karena grup kami tak punya perusahaan layanan telepon seluler
sendiri", timpal Kim Tan, lalu mengibaskan tangannya menyuruh Young Do
minggir.
"Soal
keterusteranganmu semalam. Kenapa kau sendiri yang mengungkapkannya?.
Padahal kau tahu aku menunggu-nunggu waktu yang tepat".
"Ini
belum terlambat", sahut Kim Tan. "Mungkin tidak akan terlalu
menyenangkan, tapi yang lain belum tahu tentang ini. Kau bisa
membocorkannya pada mereka".
Young Do
berkata akan melakukan itu (membocorkan), tapi seperti perkataan Kim
Tan mungkin ini tidak terlalu menyenangkan. Maka itu ia akan menunggu
dan menambahkan beberapa hal.
Kim Tan
tersenyum tenang, "Benar, aku suka caramu yang selalu berusaha sebaik
mungkin". Young Do berkata Kim Tan akan mengalami kesulitan untuk
menyembunyikan hal ini.
"Aku
tidak akan menyembunyikannya. Aku akan menghadapinya. Aku bukanlah orang
yang sama dengan yang dulu kau kenal. Jadi, berhenti bertingkah seperti
kau mengenalku", ujar Kim Tan pergi.
Young Do menatap punggung Kim Tan. Benarkah dia berencana membocorkan rahasia Kim Tan?.
Rachel masuk keruang penyiaran. Eun Sang yang sedang memilih-milih CD langsung berdiri. Rachel menyuruh Eun Sang melanjutkan pekerjaannya. Ada sesuatu yang ingin ia tunjukan pada Eun Sang, tapi bukan sekarang.
Tak lama
Kim Tan masuk. Rachel berakata Kim Tan datang tepat waktu. Kim Tan
menyuruh Rachel keluar, "Kau tidak bisa berbicara dengannya mulai
sekarang. Keluar dan..."
Plak...tanpa
berkata apa-apa, Rachel menampar keras Kim Tan, seolah itu lah yang
ingin ia tunjukan pada Eun Sang. Sebuah tamparan yang berhasil membuat
Eun Sang teriak terkejut.
Kim Tan
diam, seakan merasa pantas menerima tamparan itu, "Benar, seperti ini.
Mulai sekarang bicara denganku. Jangan ganggu Eun Sang lagi", kata Kim
Tan.
"Tutup mulutmu!", hardik Rachel tajam, "Kau hanyalah anak haram".
Rachel tanya pada Eun Sang kenapa tadi teriak, "Apakah ini tentang rahasia itu atau tamparanku?".
"Sikapmu!", ucap Eun Sang tak percaya, "Bagaimana kau bisa mengatakan sesuatu seperti itu?".
"Karena di dunia ini, keturunan adalah mahkota. Orang kaya baru sepertimu tidak akan mengerti", jawab Rachel jutek.
Rachel
lalu memandang marah Kim Tan, "Ini adalah bagaimana dia dan aku sudah
berbeda sejak lahir. Dan kau membatalkan pertunanganmu denganku?. Aku
yang seharusnya membatalkannya!. Jika ini tentang rahasia kelahiranmu,
akulah orangnya yang minta putus lebih dulu. Kaulah yang harus memohon
padaku!".
"Maafkan aku, tapi kau tetap bukan orangnya (yang ia inginkan)", jawab Kim Tan memberikan pukulan telak pada Rachel.
Merasa
tak tahan, Eun Sang keluar dari ruang penyiaran. Kim Tan memalingkan
wajahnya, melihat Eun Sang pergi. Rachel kembali mencerca, "Kenapa?. Kau
mau mengejarnya?".
"Hm..Aku pergi", Kim Tan membalikan badan.
Rachel menghentikan langkah Kim Tan dengan berkata. "Ibu kandungmu. Aku tidak mengerti. Kenapa dia datang ke pertemuan orang tua murid sebagai ibu Cha Eun Sang?. Dia membayar biaya camping dan menghamburkan uang. Seolah ingin membuktikan kalau dia itu kaya. Kenapa? Bukankah itu aneh?".
Rachel menghentikan langkah Kim Tan dengan berkata. "Ibu kandungmu. Aku tidak mengerti. Kenapa dia datang ke pertemuan orang tua murid sebagai ibu Cha Eun Sang?. Dia membayar biaya camping dan menghamburkan uang. Seolah ingin membuktikan kalau dia itu kaya. Kenapa? Bukankah itu aneh?".
Kim Tan berbalik memandang Rachel, "Berhentilah mengkhawatirkan tentang ibuku. Atau tentang Cha Eun Sang, atau aku".
Rachel menghela napas kesal. Kim Tan pergi. Sekali lagi sebuah jawaban yang langsung memukul telak Rachel..Pasti sakit...
Kim Tan jalan mondar-mandir di depan toilet wanita. Eun Sang ada di dalam, dan ia tahu saat ini pacarnya itu pasti sedang menangis. Dari luar Kim Tan bertanya, "Cha Eun Sang. Apa kau menangis?. Jawab aku atau aku akan masuk".
2 teman
Ye Sol datang hendak masuk ke toilet. Kim Tan mengangkat kakinya,
menempelkannya ke tembok, menghadang jalan. Ia melarang mereka masuk.
Kim Tan berkata Eun Sang ada di dalam, dan menyuruh pergi ke toilet
atas.
2 murid
itu tak beranjak, memasang wajah heran. Kim Tan menurunkan kakinya,
dengan serius bertanya, "Apa kalian tidak dengar?". Ditanyai seperti
itu, ke 2 siswa itu langsung pergi.
Bo Na datang memasang wajah heran apa yang Kim Tan lakukan di depan toilet wanita. Sama seperti tadi, Kim Tan menyuruh Bo Na memakai toilet di lantai atas, lantai 3.
"Aku
penyelamat Cha Eun Sang!. Dia menginap di rumahku selama dua malam
berturut-turut", protes Bo Na tak terima dengan larangan Kim Tan.
Kim Tan
mengangkat tangannya dan menyuruh Bo Na juga mengangkat tangannya. Bo Na
tak mengerti, tapi tetap menuruti perkataan Kim Tan.
Bo Na
kaget, "Hei!. Kenapa kau menyentuhku. Chan Young-ah", Bo Na langsung
lari ngibrit mengadu pada Chan Young-nya. (Hehehe...cute Bo Na).
Kim Tan tersenyum geli, meski ia telah membuat penyalamat Eun Sang melarikan diri. (Akhirnya Kim Tan mengetahui selama ini Eun Sang menginap di rumah Bo Na bukan di hotel Young Do).
Kim Tan tersenyum geli, meski ia telah membuat penyalamat Eun Sang melarikan diri. (Akhirnya Kim Tan mengetahui selama ini Eun Sang menginap di rumah Bo Na bukan di hotel Young Do).
Kim Tan
tersenyum senang. Tapi sebuah pukulan di punggung menghilangkan
senyumnya. Eun Sang menilai tindakan Kim Tan sudah keterlaluan, "Aku
bisa gila gara-gara kau!. Ini adalah toilet wanita".
"Berbicara tentang itu. Kau mau menggunakan toilet laki-laki mulai sekarang?", tawar Kim Tan tersenyum jahil.
"Ya tuhan!", Eun Sang kehabisan kata-kata berjalan pergi.
Kim Tan menegaskan apa yang dikatakan Rachel tadi bukan karena Eun Sang, "Kenapa kau terus menangis?".
Eun Sang
berbalik, "Aku hanya tidak pernah mengerti tentang dunia perusahaan dan
dunia sahammu. Apakah benar tidak ada cara bagiku untuk
melindungimu?".
"Kau
melukaiku saat kau bilang agar aku perlu mengkhawatirkan diriku sendiri.
Dan sekarang kau ingin melindungiku?", ujar Kim Tan senang.
"Ya. Memangnya kenapa?", jawab Eun Sang memberanikan diri.
Kim Tan
memandangi Eun Sang sembari tersenyum senang. Eun Sang yang merasa malu,
buru-buru pergi. Saking malunya, jalannya aja udah kaya
robot..hehehe...Kim Tan geli dan jalan mengikuti Eun Sang...maunya
kemana-mana berdua...
Selanjutnya
Eun Sang berada diruangan loker, tanpa Kim Tan. Ia membuka pintu
lokernya mengambil buku pelajaran. Chan Young datang dan menggoda Eun
Sang, "Seseorang pernah mengatakan kepadaku bahwa setiap jam yang
dihabiskan tanpa dibayar adalah sebuah kemewahan yang tidak dia
dapatkan. Tapi sekarang dia malah berpegangan tangan dengan seorang anak
laki-laki di sekolah".
Eun Sang
menutup pintu lokernya, mendelik kesal pada Chan Young, "Hentikan itu",
ucapnya dengan suara di tekan, sadar tengah digunjing.
Bo Na
muncul dan langsung mengomel cemburu, "Hei, Cha Eun Sang! Apa yang
sedang kau bicarakan dengan pacarku? Apanya yang dihentikan?".
"Pacarmu
sedang mengancamku", jawab Eun Sang, "Aku akan menemuimu nanti!" kata
Eun Sang pada Chan Young mendelik kesal lalu pergi.
Chan
Young tersenyum geli. Bo Na penasaran, apa benar Chan Young mengancam
Eun Sang. Chan Young membenarkan. Ia meminta Bo Na makan siang terlebih
dahulu, "Aku harus ke ruang guru", Chan Young menepuk pundak Bo Na
dengan sayang lalu pergi.
Bo Na
merajuk kesal di tinggalkan sendiri. Ye Sol menghampiri Bo Na. Melihat
Bo Na kesal, Se Yol memuji Eun Sang memang hebat, sekarang dia mulai
merayu Chan Young. Ye Sol menyarankan pada Bo Na untuk segera putus dari
Cha Young.
"Kenapa kami harus putus?", tanya Bo Na tak heran.
Ye Sol
mengatakan ini demi kebaikan Bo Na, "Jujur saja, Chan Young bukan
siapa-siapa. Dia hanyalah anak dari seorang sekretaris".
"Apa kau bilang?", Bo Na tidak terima.
"Memang
benar, kan?. Kau yang rugi disini", kata Ye Sol membuat Bo Na emosi,
"Hey, Kang Ye Sol!. Sebenarnya, apa maksudmu?. Aku tidak pernah merasa
rugi. Cepat minta maaf".
Ye Sol berkata hanya tidak ingin melihat Bo Na menangis, setelah Eun Sang merebut Chan Young dari sisi Bo Na, "Pertunangan seseorang baru saja dibatalkan".
Kebetulan Rachel jalan melewati mereka, merasa tersindir ia pun bertanya dengan wajah marah, "Apakah seseorang itu adalah aku?". Ye Sol menoleh takut dan kaget. "Kata siapa?. Siapa bilang pertunanganku batal?".
Ye Sol
berkata Kim Tan dan Eun Sang bergandengan tangan tadi pagi. Itu yang
membuatnya berpikir kalau pertunangan Rachel dan Kim Tan di batalkan,
"Semua orang di sekolah mengatakan bahwa Kim Tan meninggalkanmu karena
keluargamu bukan apa-apa (tak sebanding)".
"Aku
dengar ibumu mengambil setengah dari perusahaan ayahmu saat mereka
bercerai. Ayah Young Do adalah target berikutnya? Itulah kenapa kau
bukan apa-apa", cibir Ye Sol.
Rachel
geram, sebenarnya ia tak ingin mengatakan hal ini. Tapi Ye Sol sudah
memancing kemarahannya, "Kau kira kau ini siapa?". Ye Sol tak mengerti,
"Memang aku kenapa?. Aku hanya penasaran makanya bertanya".
"Jadi, Kalau begitu, aku juga penasaran, boleh bertanya? Kenapa kau menyembunyikan fakta bahwa ibumu bekerja sebagai Nyoyna Bar?", ucap Rachel nyaring dan didengar semua siswa yang ada disana.
Ye Sol
panik, melihat ke arah murid lain dan menunduk malu saat mereka
berbisik-bisik menggunjing dirinya yang ternyata anak dari nyonya
pemilik bar. Rachel menyuruh Ye Sol menjawab pertanyaan Bo Na.
"Jawab aku, Kang Ye Sol. Tidak bisa dipercaya. Dan tadi kau bilang apa?. Hanyalah anak sekertaris?", Bo Na marah karena Ye Sol berani mengolok Chan Young, yang ternyata statusnya sendiri lebih rendah dari Chan Young.
Rachel senang seolah mendapat sekutu. Ia pun mengajak Bo Na makan siang bersama.
Kim Tan
jalan di koridor. Heran melihat murid-murid lain berlarian menuju ke
suatu tempat. Kim Tan bertanya pada salah satu teman Ye Sol. Apa yang
terjadi, kenapa semua orang berlarian. Siswi itu menjawab Rachel dan Bo
Na menyuruh Kang Ye Sol duduk di kelompok pedulu sosial. Dia langsung
pergi setelah menjelaskan. Kim Tan sejenak, lalu jalan menuju kantin.
Dan
kenyataanya memang seperti itu. Rachel mengajak Bo Na untuk makan siang
di meja khusus yang biasa di gunakan Young Do untuk membully Joon Young.
Sementara di hadapan mereka Ye Sol berdiri ketakutan sembari menangis
cemas menghadapi kursi korban. Ia sadar dirinya kini menjadi target
baru.
Wajah Bo
Na terlihat enggan melakukannya, merasa bersalah dan menatap Ye Sol
iba. Berbeda dengan Rachel yang tampak menikmati pertunjukan ini. Ia
menyuruh Ye Sol untuk duduk, "Aku bilang duduk, tak dengar?".
2 kronco
Young Do datang dan bertanya apa yang terjadi, kenapa Kang Ye Sol harus
duduk disitu. Salah satu siswi mengatakan Kang Ye Sol menyembunyikan
fakta bahwa ibunya bekerja sebagai nyonya bar. Rachel tersenyum sinis.
Siswa-siswa lain mulai berdatangan memenuhi kantin. Bo Na merasa malu
dan menutupi wajahnya. Tangisan Ye Sol semakin deras, merasa malu di
pojokan seperti itu.
"Kau terlalu cepat untuk menangis. Apakah kau tidak mau duduk?. Itu adalah tempat dudukmu!", perintah Rachel.
Kim Tan dan Chan Young datang bersamaan. Chan Young menegur Bo Na, apa yang kau lakukan disitu. Bo Na ingin menjelaskan kenapa ia melakukan itu, karena Ye Sol...Rachel langsung memotong, menyuruh Chan Young pergi bermain sepak bola karena ini adalah urusan anak perempuan.
Kim Tan sudah tak tahan melihat penindasan ini. Ia yang sedari tadi diam tiba-tiba memegangi perutnya, "Aduh lapar", lalu merebut piring yang di pegang salah satu siswa. Piring berisi nasi kari. Kim Tan menyuruh Ye Sol minggir, karena ia ingin duduk untuk makan.
Dengan
santainya Kim Tan duduk di kursi ploncoan. Rachel terbelalak terkejut
begitu pula dengan siswa lainya. Rachel yang syok tanya apa yang Kim Tan
lakukan.
"Apa
yang aku lakukan? Makan.", jawab Kim Tan cuek sembari mengunyah makanan
di mulutnya. "Kenapa kau tidak makan? Aku akan memakannya jika kau tidak
mau", Kim Tan mengambil piring Rachel, makan dengan santainya.
"Apa kau tidak tahu itu kursi apa?", tanya Rachel geram.
"Kursi ini?. Ahh...Kursi yang paling dekat dengan makanan?", jawab Kim Tan polos, pura-pura tidak tahu.
Eun Sang
datang dan terbelakak kaget melihat Kim Tan duduk di kursi itu makan
dengan lahapnya. Eun Sang terlihat cemas, mengira sesuatu hal yang buruk
terjadi pada Kim Tan. Tak lama Young Do datang dan marah melihat Kim
Tan duduk di kursi itu.
"Haish,
Berapa kali harus ku katakan?. Aku makan!. Bolehkah aku makan di sini?",
jawab Kim Tan cuek tetap kosentrasi pada piring di depannya.
Young Do
berkata Kim Tan melanggar aturan. Kim Tan menaruh piring dan sendoknya,
membuang napas kesal, "Aku yang membuat aturannya. Aku juga bisa
melanggarnya".
"Memang
kau yang membuatnya, tapi aku orang yang terus menjalankannya", tukas
Young Do tidak terima. "Kau tidak bisa melanggarnya tanpa persetujuanku.
Kau tidak bisa melanggar aturan. Aku akan menunjukkan alasannya untuk
apa kursi ini".
Young Do
mengambil piring berisi nasi kari dan menumpahkannya dengan sengaja ke
jas Kim Tan. Membuat semua anak-anak terbelakak terkejut. Kim Tan dengan
tenang melihat perbuatan Young Do, meski sekarang wajahnya terlihat
sangat marah.
"Sampai
kemarin, kursi ini memang untuk alasan itu", Kim Tan berdiri melepas
jasnya dengan tenang, "Tapi untuk hari ini, hal seperti ini bisa
terjadi".
Kim Tan
melihat Eun Sang dan minta maaf, lalu melemparkan jas kotornya ke wajah
Young Do. Kembali, anak-anak terbelalak terkejut di buatnya.
"Cuci jas itu", ujar Kim Tan menatap tajam. Young Do membalas tatapan Kim Tan membuat situasi semakin tegang.
Eun Sang cemas dengan ketegangan yang semakin meningkat, ia menerobos masuk diantara mereka, menarik Kim Tan pergi sebelum situasi semakin memanas. Mata Rachel langsung mengekor kepergian mereka. (Wah...aku suka banget dengan tindakan Eun Sang ini).
Chan
Young juga menarik Bo Na keluar. Ye Sol yang merasa di permalukan
berlari pergi. Satu-satu kerumunan membubarkan diri. Meninggalkan Rachel
dan Young Do yang mematung diam tidak mendapatkan apa-apa, selain rasa
marah dan sakit hati.
Diluar,
Eun Sang mengejar Kim Tan yang terus jalan meski ia sudah memintanya
untuk berhenti. Eun Sang berdiri tepat di depan Kim Tan, tak habis
pikir, "Sebenarnya ada apa dengan kalian berdua? Apakah kau sudah merasa
lebih baik sekarang?".
"Ini bukan pertama kalinya dia begitu. Kau juga malah maladeninya". omel Eun Sang
"Jadi,
apakah aku harus mengalah?. Aku tidak bisa melakukan itu", protes Kim
Tan kesal, lalu mengulurkan tangannya, "Bajuku masih berbau kari!".
"Choi Young Do itu seperti anak SD. Dan setidaknya, aku pikir kau seperti anak SMP", omel Eun Sang kemudian. Kim Tan mendelik kesal.
Di
tempat lain, Chan Young memarahi Bo Na, "Apa-apaan kau ini? Sebenarnya
apa yang kau lakukan?". Bo Na membela diri bukan itu bukan salahnya,
bukan aku yang memulainya duluan. Dengan nada tinggi Chan Young berkata
tidak penting siapa yang memulainya lebih dulu.
"Kang Ye Sol yang lebih dulu mengatakan bahwa aku tidak boleh berpacaran dengan anak sekretaris" bantah Bo Na.
"Tapi
tetap saja kau tidak harus berperilaku seperti dia. Dia tidak mengatakan
sesuatu yang salah. Alasan kenapa kau marah adalah karena kau malu.
Kenapa kau mau berpacaran denganku jika kau merasa malu?".
"Bukan itu maksudku!", Bo Na berusaha membela diri.
"Apakah kau tidak berpikir bahwa aku akan kecewa jika kau seperti ini?. Apa sebenarnya kau memang orang yang seperti ini?".
"Lalu
kenapa kau tetap menyukaiku jika aku sebegitu mengecewakannya bagimu?.
Kenapa aku harus mengecewakanmu hanya karena pecundang itu?", teriak Bo
Na marah.
"Bagus sekali perkataanmu", sindir Chan Young.
"Pergi! Aku membencimu! Pergi dari hadapanku!", Bo Na kembali teriak, pergi dengan marah..
Woah...ini
pertama kalinya mereka bertengkar hebat...Untuk kali ini Chan Young
benar-benar marah, tapi Bo Na tidak salah juga, ia hanya marah karena Ye
Sol menghina pacarnya.
Sepulang
sekolah, Kim Tan akhirnya pulang kerumah. Diruang tengah ada Ny. Han
yang terlihat cemas, dan juga presdir Kim yang sudah menunggu dengan
marah. Kim Tan menunduk hormat, memberikan salam pada ayahnya, "Aku
pulang".
"Kau
tidak seharusnya pulang", sahut Presdir Kim dingin, "Sejak kemarin, kau
sudah tidak berhak untuk tinggal di rumah ini. Keluar dari rumahku".
"Apa kau mengusirnya", tanya Ny. Han mencoba membela putranya, "Dengan mengusir Tan, tidak akan merubah apapun".
"Aku
memberinya asuransi itu untuk membuat hidupnya lebih mudah. Jika dia
tidak menyukainya, maka dia bisa pergi!. Dompet, ponsel, dan
mantelmu...Lepaskan semua itu", ucap presdir Kim tanpa memandang wajah
Kim Tan sedikit pun.
"Presdir!", seru Ny. Han tidak percaya.
"Dia
sudah bilang dia tidak menginginkannya. Kau tidak bisa meninggalkan
rumah ini dengan barang yang kau beli dengan uangku. Kau harus menyesali
perbuatanmu", kata Presdir Kim keras hati.
Kim Tan menurut, meletakan ponsel dan dompet diatas meja. Juga melepas tas dan mantel yang ia kenakan.
"Aku akan tetap memakai seragam dan sepatuku. Aku akan membayar Ayah nanti".
"Ya. Kau harus pergi ke sekolah", tukas predir Kim tak bergeming.
"Aku
tahu bahwa Rachel adalah asuransi hidupku. Tapi hidupku bukan hanya
tentang asuransiku semata, Ayah. Terima kasih untuk semuanya", Kim Tan
membungkuk hormat lalu berbalik pergi.
Ny. Han berusah mencegah Kim Tan, "Apa yang kau lakukan? Kenapa kau pergi?. Ibu tidak bisa hidup bila sikapmu begini".
"Aku bukan pergi melainkan diusir keluar", jawab Kim Tan.
Ny. Han
berkata ayah Kim Tan mengatakan itu karena marah dengan apa yang sudah
Kim Tan lakukan. Ny. Han bertanya terakhir kalinya pada presdir Kim,
"Kau sungguh ingin mengusir Tan?".
Presdir
Kim tak menjawab, berbalik pergi ke kamar dengan dingin. Ia memegang
teguh keputusannya mengusir putranya keluar. Ny. Han menghela napas
putus asa, dan Kim Tan semakin yakin untuk pergi meninggalkan rumah
itu.
Setelah
diusir kemana Kim Tan pergi?. Kemana lagi kalau bukan datang ke cafe
tempat Eun Sang bekerja. Terburu-buru Eun Sang lari keluar menemui Kim
Tan di luar.
"Apa
yang terjadi?. Dimana mantelmu? Kau tidak kedinginan?", tanya Eun Sang
panik dan khawatir..(Di korea lagi musim dingin...).
"Apakah kau punya uang?", tanya Kim Tan yang datang dengan naik taksi.
"Uang apa?"
"Aku diusir keluar seperti ini. Bayarkan taksiku", ucap Kim Tan enteng.
"Kau diusir? Benarkah?", tanya Eun Sang medelik kaget.
"Kau diusir dan kau malah naik taksi?", tanya Eun Sang jengkel lalu memukul tangan Kim Tan.
"Ah,...Sakit!", rengek Kim Tan terkejut merasakan sakit, "Aku akan membayarmu nanti!". Dan Eun Sang mendelik kesal...
Selanjutnya Eun Sang dan Kim Tan duduk di dalam cafe. Eun Sang memberikan segelas air putih pada Kim Tan. Seakan tak percaya, Eun Sang bertanya lagi apa Kim Tan benar-benar keluar dari rumah. Kim Tan berkata mau bagiaman lagi.
"Saat orang tua menyuruhmu pergi, itu artinya mereka ingin kau memohon pada mereka, tahu tidak!", omel Eun Sang.
"Aku tidak melakukan sesuatu yang salah", bantah Kim Tan, "Pertama, bawakan aku minuman yang enak. Aku akan membayarmu nanti".
Eun Sang menyuruh Kim Tan minum saja air putih yang ia berikan, karena air itu gratis. Kim Tan mendesis kesal. Eun Sang lalu tanya apa yang akan Kim Tan lakukan sekarang,
"Kau bilang kau mengembalikan dompet dan kartu kreditmu. Kau bisa bertahan selama seminggu. Bagaimana setelah itu?".
Kim Tan berpikir, "Aku akan membuat keberuntunganku sendiri".
"Bagaimana?", tanya Eun Sang meremehkan.
"Aku akan belajar dengan keras dan menjadi sukses", ucap Kim Tan yakin.
Tapi Eun Sang tidak percaya, "Kenapa tidak mencoba untuk menjadi K-Pop Star saja!".
Kim Tan menggoyangkan telunjuknya tanda tidak setuju, "Ahh, aku tak bisa menyanyi".
"Kau juga tidak pintar", semprot Eun Sang kemudian
"Hei", bentak Kim Tan kesal. Eun Sang melotot marah. Hanya sampai disitu, Kim Tan tak mampu lagi berdebat dengan Eun Sang. Karena Eun Sang selalu pintar membantah perkataanya dengan benar.
Kim Tan
akhirnya meminum air putih yang diberikan Eun Sang. Meminumnya hingga
tersisa setengah gelas. Lalu, ia mengadahkan tangannya, "Pinjamkan
ponselmu. Apa punya nomor ponsel Hyo Shin Hyung, kan?".
Eun Sang
tak langsung memberikan malah tanya memangnya kenapa dengan Hyo Shin.
Kim Tan menjawab akan meminjam uang pada temanya itu. Eun Sang mendesah
tak percaya, "Apa itu hal pertama yang ada di pikiranmu? Apa jaminannya,
dengan ginjalmu?"
(hahaha...kena
dech Kim Tan. Balas dendam nich ceritanya...Ingat kan, waktu di
Amerika, Kim Tan pernah menggoda Eun Sang dengan menjadikan ginjal Eun
Sang sebagai jaminan selama menginap di rumahnya).
Kim Tan lalu tanya bagaimana dengan nomor telpon Myung Soo, Chan Young dan Bo Na. Apa Eun Sang punya nomor mereka semua.
"Bagaimana dengan Choi Young Do", tawar Eun Sang membuat Kim Tan sebal bukan main.
"Cepat Telepon mereka. Aku akan membayar biaya panggilannya nanti", ucap Kim Tan memaksa.
Eun Sang menelpon mereka, meski dengan wajah tak ikhlas.
Haha...Sekarang
keadaan berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di Amerika. Waktu
itu Eun Sang meminta segala hal pada Kim Tan, dan berjanji akan
mengembalikannya. Kini giliran Kim Tan melakukan hal yang pernah Eun
Sang lakukan dulu. Nice Couple.
Dan beginilah tampang Myung Soo, Chan Young dan Hyo Shin saat Kim Tan mengutarakan maksudnya mengumpulkan mereka di studio ini.
"Terima
kasih telah meluangkan waktu kalian. Aku akan langsung ke poin utama",
Kim Tan mengangkat tangannya tersenyum manis, "Siapa yang mau memberiku
tempat tidur malam ini?" (Ke-3 orang itu bengong, tidak ada yang
menjawab). "Siapa yang mau memberiku tumpangan besok?" (tak ada jawaban
lagi, semua diam seribu bahasa)".
Kim Tan menurunkan tangannya, tampak putus asa, "Kalau begitu, siapa yang akan membelikan aku makanan besok?".
Tiba-tiba
Myung Soo berdiri memasang wajah serius. Kim Tan menatap penuh harap
akan menerima bantuan. Tapi harapan Kim Tan itu pupus karena Myung Soo
malah mengelus-elus boneka Bo Na yang ada di pelukannya. Seperti
menimang adik bayi dan jalan menjauhi Kim Tan.
Buahahahah...Myung Soo always cute...
Pada
Chan Young, Kim Tan bertanya di mana Bo Na. Chan Young pura-pura baca
buku untuk mengalihkan perhatiannya. Kim Tan frustasi, "Apa kalian
benar-benar akan melakukan ini?".
Hyo Shin
hendak beringsut pergi, Kim Tan yang melihatnya langsung menegur,
"Bahkan Hyung juga?". Hahaha...Hyo Shin langsung duduk lagi....
Bo Na
datang dengan wajah murung, tapi ia segera berbalik pergi begitu melihat
Chan Young ada disana. Chan Young memanggil Bo Na, "Aku saja yang
pergi. Kau bisa tinggal". Chan Young menepuk pundak Kim Tan dan berkata
sampai nanti. Bo Na menunduk saat Chan Young jalan melewatinya.
Melihat perang dingin antara Bo Na dan Chan Young membuat Myung Soo bertanya, "Kalian bertengkar?".
Kim Tan teriak protes, "Hey! Aku diusir!. Berikan aku perhatian!".
Akhirnya
Hyo Shin bertanya apa yang sudah Kim Tan lakukan sampai di usir keluar
rumah. Kim Tan tak bisa menceritakan secara detail apa masalah yang
telah ia timbulkan, tapi yang jelas, "Ayahku marah, ibuku menangis, dan
aku ditampar. Singkatnya seperti itu".
Myung
Soo menyimpulkan pastilah itu masalah yang sangat besar, hingga Kim Tan
di tampar dan diusir keluar. Hyo Shin prihatin dan menawarkan bantuan.
"Kau mau tidur di mana malam ini?. Kau ingin menginap di rumahku?".
"Kau mau tidur di mana malam ini?. Kau ingin menginap di rumahku?".
"Terima kasih atas penawaranmu. Tapi ibumu sangat menakutkan. Tidak, terima kasih", jawab Kim Tan.
Hyo Shin setuju, "Dia memang menakutkan. Aku cemburu karena kau sudah diusir".
Kim Tan tersenyum tipis mendengar komentar Hyo Shin.
"Jawaban yang salah", balas Hyun Joo pendek membuat Hyo Shin kecewa.
Ibu Hyo
Shin masuk ke kamar putranya dengan membawa setelah jas baru. Ia
meletakan jas itu ke meja dan bilang itu adalah pakaian yang harus Hyo
Shin pakai untuk wawancara besok. Untuk mantel ia akan memilihkannya
besok.
Hyo Shin
tanya wawancara apa. Ibu Hyo Shin menjawab wawancara universitas hukum
yang Hyo Shin lewatkan sebelumnya, "Ibu menjadwalkannya lagi!".
Ibu menjadwal ulang wawancara kuliah?. Bagaimana mungkin?", tanya Hyo Shin tidak percaya.
"Sulit
untuk membuatnya mungkin", ujar ibu Hyo Shin meletakan surat keterangan
dokter di meja. Ia minta Hyo Shin membacanya terlebih dahulu untuk
berjaga-jaga. Mungkin para pewawancara akan menanyakan alasan kenapa Hyo
Shin melewatkan wawancara sebelumnya. Ibu Hyo Shin beranjak keluar
kamar.
Hyo Shin
tak tahan lagi. Ketenangannya pun terusik. Ia berdiri mengambil surat
keterangan dokter. "Ibu mau aku berbuat curang saat masuk universitas
padahal aku adalah anak Jaksa agung?. Ibu, benar-benar...Ibu melakukan semua hal yang bahkan tak bisa kubayangkan.", Hyo Shin tampak putus asa melemparkan surat dokter itu.
"Bagaimana
bisa Ibu melakukan ini?. Seberapa jauh lagi Ibu akan melakukannya?. Apa
aku benar-benar harus mati?", ungkap Hyo Shin meledak.
"Apakah
kau pikir dengan kau melakukan apa yang kau inginkan hidupmu akan
baik-baik saja?", tanya ibu Hyo Shin tak bergeming mendengar ancaman
anaknya, "Ibu tidak akan pernah membiarkanmu menyerah pada dirimu
sendiri. Tidak akan pernah".
Ibu Hyo
Shin keluar kamar. Hyo Shin menahan tangis, merasa frustasi dan tidak
berdaya...Puk..puk...sunbae...be strong...ibu Hyo Shin memang
menakutkan.
Lanjut ke Sinopsis The Heirs Episode 13 Part 2
Komentar :
Ah...senangnya di buat senyum-senyum melulu liat Eun Sang dan Kim Tan...they are so sweet...Kim Tan cute banget kalo lagi goda Eun Sang, pintar banget buat Eun Sang jadi malu-malu gitu. Myung Soo juga, namja ini unyu banget..Poor Hyo Shin sunbae, maksud ibunya apa ya, dengan bilang tak akan membiarkan Hyo Shin menyerah?.
Gimana
anaknya tidak menyerah jika terus ditekan seperti itu, yang ada malah
depresi. Kenapa tidak membiarkan anaknya memilih jalan hidup yang dia
inginkan. Orang tua hanya perlu melihat dari jauh dan membimbing anaknya
ke arah yang benar. Jika terus merasa tertekan seperti ini, malah jadi
berabe semua.
Ujung-unjungnya
nekat bunuh diri. Dan kenyataan di Korea memang seperti itu kan!,
banyak yang memutuskan mengambil jalan pintas dengan bunuh diri. Disaat
mereka merasa tidak lagi mempunyai jalan keluar dari masalah kehidupan
yang di hadapi. Miris.
Next episode ^^
0 Comments
Silahkan berkomentar dengan baik, kalau ada kritik dan saran.
Download Eror, Link mati, Request download.
Jangan jadi silent reader ya..! Gomawo^^