Sinopsis The Heirs Episode 13 – 2
Malam
harinya, Eun Sang menerima kunjungan tak terduga. Ny. Han datang ke cafe
tempat Eun Sang bekerja. Kebetulan saat itu cafe telah tutup dan Eun
Sang jalan keluar. Semula Eun Sang tak melihat Ny. Han, ia yang sedang
menelpon Bo Na menanyakan keberadaan Kim Tan, buru-buru mengakhiri
pembicaraan ketika melihat majikannya datang.
Eun Sang
memberikan salam hormat pada Ny. Han. Ny. Han bertanya apa ini tempat
kerja Eun Sang. Eun Sang mengiyakan. Ny. Han bertanya lagi, apa Eun Sang
tidur di sini. Eun Sang kembali membenarkan, dan menambahkan bahwa
ruang staf yang menjadi tempat tidurnya terasa nyaman.
Jawaban Eun Sang membuat Ny. Han merasa bersalah. Tapi Ny. Han menunjukan rasa bersalahnya itu dengan mengomeli Eun Sang.
"Kau
sangat keterlaluan. Bagaimana kau benar-benar pergi begitu setelah aku
menyuruhmu pergi. Setiap hari akan semakin dingin, dan aku tahu kau
tidak punya tempat untuk pergi. Kau kira mudah bagiku menatap ibumu
setelah ini?. Kau kira aku bisa tenang setelah mengusirmu keluar?. Atau
apa aku bisa makan makanan yang dibuat ibumu untukku dengan tenang?.
Apakah kau sedang mengujiku atau apa?. Lihatlah betapa tidak sehatnya
kulitmu".
Eun Sang menunduk dan meraba kulit wajahnya. (Diam-diam Ny. Han ini meski bawel tapi perhatian juga sama Eun Sang).
Ny. Han
menebak pasti Eun Sang sudah mendengar kabar Kim Tan yang keluar dari
rumah. Eun Sang meminta maaf. Ny. Han berkata Eun Sang tidak perlu
meminta maaf, "Itu bukan kesalahanmu. Itu kesalahanku. Apa kau tahu
dimana dia sekarang. Apakah dia datang menemuimu?. Dia menemuimu,
kan!?".
Eun Sang
diam. Ny. Han mengeluh tidak tahan lagi, Kim Tan bahkan meninggalkan
ponselnya. Ny. Han mendesak kenapa Eun Sang tidak mengatakan apa-apa,
"Apa Tan sini atau tidak?".
"Aku disini!. Kenapa?", seru Kim Tan muncul tiba-tiba.
Ny. Han
yang khawatir dan juga kesal langsung memukul lengan putranya, "Aku
sudah menebaknya! Aku tahu aku bisa melihatmu di sini", omel Ny. Han.
Kim Tan
menahan tangan ibunya, memeluknya dari belakang, "Kita bicara saja.
Kenapa wanita-wanita yang kucintai suka sekali memukul?".
Eun Sang
mendelik menyuruh Kim Tan diam. Kim Tan melepaskan tangan ibunya. Ny.
Han marah, tujuannya kesini untuk menjemput Kim Tan pulang kerumah, "Ayo
pulang. Pulang, lalu memohon pada Ayahmu, ya!".
"Aku sudah diusir mau pergi kemana lagi. Aku tidak akan kembali?", tanya Kim Tan keras kepala.
"Lalu?. Kau akan pindah dan tinggal bersama Eun Sang?. Jika ayahmu tahu...."
"Ayah sudah tahu", sambar Kim Tan cepat, "Dia menyuruh seseorang untuk mengikutiku".
Ny. Han
terkejut begitu pula dengan Eun Sang. Ny. Han semakin cemas, situasinya
sekarang semakin memburuk. Ny. Han menyuruh Kim Tan masuk ke mobil, ia
lalu tanya apa yang Eun Sang lakukan, "Kenapa kau diam saja?. Ayo dukung
aku!".
Eun Sang
bingung, menatap Kim Tan dan Ny. Han bergantian. Setelah berpikir
sesaat, akhirnya ia memutuskan, "Aku akan pergi Nyonya. Aku akan kembali
ke rumah".
"Benarkah?", tanya Ny. Han senang
Ny. Han senang tapi Kim Tan yang sebal mengajukan protes pada Eun sang, "Hei. Kau tidak bisa kembali! Aku sudah diusir!".
"Itulah kenapa aku harus kembali. Kau juga harus kembali", jawab Eun Sang.
Tentunya sebuah jawaban yang membuat Ny. Han senang dan pujian darinya pun terlontar untuk Eun Sang, "Aku tahu kau pintar".
Ny. Han
berpindah tempat berdiri di samping Eun Sang, mengampit lengannya. "Dia
adalah sanderaku mulai sekarang. Masuk ke mobil". Ny. Han menggiring Eun
Sang masuk ke mobil.
Kim Tan
mendesis tak percaya, "Aku bilang Tidak! Tapi Ibu!. Apakah Ibu membawa
ponselku?. Bagaimana dengan mantelku?. Ibu! Aku berkeliling seperti
ini", Kim Tan merengek pada ibunya yang hanya menggunakan kemeja tipis.
"Mati kedinginan saja kau", sahut Ny. Han kesal.
"Aku
tahu ibu tidak sejahat itu", ucap Kim Tan santai lalu tersenyum tidak
memperdulikan ponsel atau mantelnya, "Jaga pacarku, ya. Ibu. Aku
pergi".
Sekarang
Ny. Han yang di serang rasa panik melihat putra kesayangannya
benar-benar pergi dengan pakaian seperti itu. Ternyata ancamannya sama
sekali tidak mempan. Buru-buru ia memanggil Kim Tan, "Anak nakal ini!.
Bawa ponsel dan jaketmu".
Eun Sang
membuka pintu mobil mengambil ponsel dan mantel. Kim Tan berbalik
dengan senyum kemenangan di wajahnya. Ia mengambil barang-barangnya dari
tangan Eun Sang. Sebelum pergi Kim Tan berkata, "Kalian terlihat sangat
serasi. Aku akan menelpon nanti".
Kim Tan pergi. Ny. Han tak habis pikir, "Bagaimana mungkin dia mempercayakanmu padaku". (Kan calon menantu...heheheh)
Eun Sang memandangi Kim Tan yang jalan menjauh dengan wajah khawatir....mau kemana????...
Hee Nam
senang sekaligus penasaran melihat putrinya pulang bersama Ny. Han. Ia
pun bertanya bagaimana bisa itu terjadi. Eun Sang berkata kalau Ny. Han
yang menjemputnya pulang. Hee Nam setengah tak percaya, "Benarkah?.
Kenapa?. Apakah kau mendapatkan masalah?".
"Tidak, aku harus kembali. Dan aku merindukan Ibu. Itu sebabnya aku kembali ke rumah", Eun Sang tersenyum menenangkan ibunya.
Hee Nam lega, syukurlah. Eun Sang kemudian tanya bagaimana dengan Presdir Kim, "Apa dia mengatakan sesuatu pada ibu?".
Hee Nam menggeleng, "Beliau tidak keluar dari ruang kerjanya setelah dia mengusir putra keduanya. Tunggu disini, Ibu akan membawakanmu makanan".
"Ya", jawab Eun Sang. Hee Nam keluar dari kamar untuk mengambil makanan. Eun Sang kembali khawatir memikirkan Kim Tan.
Kemana
Kim Tan pergi?. Ternyata dia pergi ke Hotel Zeus menemui kakaknya. Kim
Won membuka pintu dengan pandangan mendelik tajam. Kim Tan menunduk
mengutarakan maksudnya, "Hyung, boleh aku ...bermalam disini?".
Tepat
pada saat Kim Tan menyelesaikan ucapannya. Kim Won langsung menutup
pintu tepat di hadapan wajah Kim Tan. Tapi sedetik kemudian, Kim Won
membukanya lagi. Yang artinya mengijinkan Kim Tan untuk masuk....gak
tega kan liat adiknya yang unyu ini tidur di jalanan.... ^^
Kim Tan
menyantap makan malamnya dengan lahap. Sesekali ia mendongakkan
wajahnya, melihat Kim Won duduk di depan meja kerja yang sedang serius
memeriksa dokumen. Kim Tan tersenyum bahagia, meski Kim Won masih saja
memasang wajah dingin.
Seakan
mengadu pada kakaknya, Kim Tan cerita kalau ayah menamparnya. Kim Won
menjawab pendek, aku sudah tahu. Kim Tan menunjukan wajah sedikit
terkejut, ternyata Hyung-nya sudah mengetahui.
Kim Tan
tak mengerti pada ayah mereka, "Ayah tidak bilang apa-apa saat Hyung
pergi. Bagaimana bisa dia mengusirku tanpa uang sepeserpun?. Apa karena
aku anak haram?. Menyakitkan sekali", ucap Kim Tan sembari mengunyah
makanannya.
Mendengar
kata "Menyakitkan" membuat Kim Won menunjukan sedikit reaksi, meski
hanya dengan gerakan matanya. Perasaan seperti apa yang ia miliki untuk
Kim Tan, rasa sayang sebagai saudara atau hanya kasihan?.
Ponsel
Kim Won berdering, dari sekertaris Yoon Jae Hoo. Kim Won mengangkatnya.
Jae Hoo bertanya apa ia bisa sekarang, dengan tidak sedang menganggu.
Kim Won mempersilahkan Jae Hoo untuk bicara.
Jae Hoo
melaporkan Kim Tan akan menerima saham Jeguk Holding dari Presdir Kim.
Selain itu 5 % dari saham Ny. Ji Sung juga akan di berikan pada Kim Tan
(saat Kim Tan ulang tahun ke-18). Dan saham itu lah yang bisa
membahayakan posisi Kim Won.
Meski
saat ini Kim Tan berada satu ruangan dengannya, Kim Won sama sekali tak
berniat menyembuyikan percakapan. Berdasarkan laporan itu Kim Won
menyimpulkan saham atas nama bawah tangan Jae Hoo sepenuhnya juga akan
diberikan pada Kim Tan. Jae Hoo membenarkan. Kim Won mengerti dan akan
menelpon lagi nanti. Kim Tan tertegun mendengar namanya menjadi
topik pembicaraan.
Kim Won
meletakan ponselnya dengan keras ke meja. Moodnya langsung berubah buruk
menerima laporan saham yang akan di terima Kim Tan. Kim Tan yang
bingung mengajukan pertanyaan, "Apakah itu tentang aku?".
"Apa kau benar-benar tidak mengerti?. Atau kau hanya berpura-pura tidak mengerti?", jawab Kim Won sinis.
Kim Won
berdiri, mengambil kartu kredit dari dompetnya dan melemparkannya ke
meja dekat Kim Tan, "Aku tidak bisa tidur bersamamu. Tidurlah di kamar
lain".
Kim Tan terdiam dengan wajah bingung. Sikap Kim Won kembali berubah karena saham....baru saja ia sedikit menerima kebaikan hati kakaknya. Tapi sekali lagi, Kim Won menolaknya.
Kim Tan
berdiri di depan front office untuk memesan kamar lain. Tapi petugas
hotel tidak bisa membukakan kamar untuk Kim Tan. Kim Tan tanya apa
maksudnya. Petugas merasa tidak enak hati, bagaimana caranya menjelaskan
ini.
"Saya diperintahkan untuk tidak memberikan kamar pada orang ini", petugas hotel memberikan selembar kertas pada Kim Tan.
Kim Tan menerima kertas yang diberikan petugas hotel, yang ternyata adalah gambar sketsa wajah seorang pria dengan nama "Kim Tan"
tertulis di atasnya. Kim Tan tak percaya melihat wajahnya di gambarkan
dengan sangat "jelek" itu...ya ampun...Kim Tan kan ganteng...siapa coba
yang gambar jelek kaya gitu...hehehe.
"Apa aku terlihat seperti ini?", protes Kim Tan tidak terima.
"Kau
pikir kau seperti apa?", seru Young Do muncul di belakang Kim Tan...oh,
ternyata ini toh pelukisnya...hahahaha....dasar Young Do
jahil...kekeke..
"Bukankah gambar itu bagus? Aku melihatmu naik lift tadi", ujar Young Do kemudian.
Kim Tan
kesal, apa alasannya hingga ia di perlakukan seperti ini. Apa hotel
Young Do tidak punya peraturan memperlakukan tamu dengan baik.
Young Do
menyebutkan 5 alasan, "Pertama, kau adalah Kim Tan. Kedua, kau adalah
Kim Tan. Ketiga, kau adalah Kim Tan. Keempat, kau yang membuat motorku
diderek. Kelima, Kaulah yang melanggar aturan lebih dulu".
Astaga....itu alasan atau balas dendam ya!. ^^
"Apakah itu menyenangkan?", tanya Kim Tan menanggapi alasan Young Do yang kekanak-kanakan.
"Sangat
menyenangkan. Kau harus kembali ke kakakmu. Ujian dan cobaan
mengembalikan keutuhan keluarga", ledek Young Do berharap Kim Tan berada
dalam posisi sulit.
Tapi
Young Do salah kali ini, karena Kim Tan malah tersenyum manis menanggapi
ledekan Young Do, "Sebenarnya aku tidak ingin mengatakan ini, tapi
terima kasih. Kau membantuku".
Kim Tan
pergi dengan wajah gembira meninggalkan Young Do yang nyengir karena
rencananya gagal..niatnya menyulitkan tapi justru membantu.
Untuk
pertama kalinya, Kim Tan tidur satu ruangan dengan Kim Won. Walau Kim
Tan tidur di sofa dan Kim Won tidur di kasur yang empuk. Malam itu, Kim
Tan terlihat bahagia sampai-sampai tak bisa memejamkan matanya.
Kim Tan menoleh ke arah ranjang, dan bertanya apa kakaknya sudah tidur. Tidak ada sahutan.
"Apa kau
benar-benar sudah tidur?", tanya Kim Tan lagi. Senyap tidak ada
jawaban, mata Kim Won terpejam seperti sudah terlelap dalam tidur. .
Kim Tan
kecewa, "Aku ingin bertanya banyak hal padamu. Aku ingin bercerita
banyak hal padamu. Tapi Hyung tidur cepat sekali", Kim Tan lalu
memejamkan mata, tidur.
Kim Won
membuka matanya, ia belum tidur. Sejak tadi hanya pura-pura tidur meski
telinganya terus terpasang mendengarkan perkataan Kim Tan.
Keesokan
harinya, Kim Won mengantar Kim Tan berangkat ke sekolah (kemajuan pesat
nich). Kim Tan benar-benar senang, senyum tak pernah lepas dari
wajahnya. Kim Tan mengucapkan terima kasih atas tumpangannya. Dengan
dingin Kim Won menyuruh Kim Tan segera keluar.
"Ya",
jawab Kim Tan sebelum melepas safety belt, ia memasang wajah polos dan
bertanya pada kakaknya, "Hyung!. Bisakah kau menjemputku sepulang
kerja?".
Ops..sebuah
pertanyaan berani yang langsung mendapatkan delikan tajam dari Kim Won.
Dari delikan itu, Kim Tan sudah tahu apa jawabannya. Ia tersenyum manis
dan berkata, "Hati-hati di jalan".
Kim Tan
keluar mobil, sebelum pergi ia tersenyum seperti anak kecil dan
melambaikan tangan pada kakaknya, "Daah Hyung!". Kim Won tak bereaksi,
malah menatap adiknya dengan pandangan aneh. Kim Tan bersikap seperti
adik kecil di hadapan Kim Won. Meski setelah itu wajahnya berubah
murung.
Kim Won
hendak pergi saat melihat Hyun Joo jalan memasuki halaman sekolah. Kim
Won terkejut dan refleks akan membuka pintu mobil. Tapi niat itu ia
urungkan karena teringat pada keputusannya yang lebih memilih Jeguk
Group di bandingkan gadis yang ia sukai.
Hari
pertama Hyun Joo sebagai guru di awali dengan mengajar di kelas Kim Tan.
Hyun Joo mendengar siswa SMA Jeguk saling mendiskriminasi satu sama
lain dengan kekayaan. Jadi Ia akan melakukan hal yang sama
mendiskriminasikan siswanya berdasarkan nilai, "Ada dua jenis siswa
bagiku. Siswa yang cerdas dan siswa yang tidak baik".
Kim Tan mengenali guru baru itu sebagai gadis yang tempo hari keluar dari rumahnya sambil menangis.
Perkataan
siswa cerdas dan siswa tidak baik membuat Young Do yang sedari tadi
memainkan ponsel, melirik gurunya sembari mengeryitkan alis. Hyun Joo
melihat dan langsung menegur.
"Siswa
yang di sana, yang menaikkan alis matanya!. Berhenti main ponsel. Dan
turunkan alis matamu", tegur Hyun Joo tegas membuat siswa lain menahan
senyum geli. Young Do tentu saja kesal, mau tak mau meletakan ponselnya
ke meja.
Hyun Joo
lalu tanya siapa siswa terpintar di kelas ini. Salah satu siswa
menunjuk Chan Young. Pada Chan Young, Hyun Joo tanya siapa namamu.
"Yoon Chan Young, bu", jawab Chan Young.
"Ada dua
jenis siswa di ruang kelas. Yoon Chan Young dan sisanya. Buka buku
kalian", Hyun Joo memulai pelajaran pertamanya sebagai guru di SMA
Jeguk.
Eun Sang tersenyum, merasa terkesan dengan guru barunya itu. (Hyun Joo ini versi dewasanya Eun Sang. hehe).
Presdir
Kim dan Ny. Ji Sung beserta mata-mata bayaran bertemu di sebuah
restoran. Mata-mata berkata sepertinya Jae Hoo sudah mengetahui
keberadaan dirinya. Karena itulah presdir Kim memanggil Jae Hoo untuk
datang. Tak lama Jae Hoo masuk keruangan, sedikit terkejut melihat
mata-mata ada diruangan itu.
Mata-mata
permisi keluar. Presdir Kim mempesilahkan Jae Hoo duduk. Setelah Jae
Hoo duduk, presdir Kim tanya, "Kau tahu siapa dia?". Jae Hoo mengiyakan,
"Aku lupa bertanya apakah dia juga memiliki foto-fotoku".
Presdir Kim menyungging senyum, "Tentu saja dia punya. Hentikan sikap romansamu itu. Cinta pertama tidaklah penting".
Kembali
Jae Hoo dibuat terkejut, meski kali ia berusaha menyembunyikan rasa
terkejutnya. Tujuan presdir Kim meminta Jae Hoo datang adalah untuk
memberi perintah pada Jae Hoo menghentikan pengalihan saham ke Kim Tan
untuk sementara ini.
Presdir
Kim yakin Esther Lee akan mulai bergerak membeli beberapa saham Jeguk
Group diluar bursa saham. Dia mungkin akan menghubungi para pemegang
saham secara diam-diam. Presdir Kim menyuruh Jae Hoo membeli semua saham
yang dijual, bahkan jika harus membayar lebih mahal.
Pada Ny.
Ji Sung, presdir Kim meminta istrinya itu untuk menemui Esther dan
bujuk dia. Lihat apakah Esther akan berubah pikiran. Ny. Ji Sung berkata
akan segera menemui Esther, "Dia adalah rubah yang sebenarnya".
Terakhir
presdir Kim membahas tentang Cha Eun Sang. Ia menyuruh Jae Hoo untuk
mengirim Eun Sang belajar ke luar negeri. Jae Hoo terkejut lagi, untuk
yang ke-3 kalinya.
Presdir Kim berkata, "Memindahkannya ke SMA Jeguk tidak berhasil. Aku, tidak bisa melawan jiwa muda mereka".
(Presdir
Kim yakin, Eun Sang akan menjauhi Kim Tan saat anak-anak SMA Jeguk
mengatakan Eun Sang tak pantas bersama Kim Tan, karena Eun Sang miskin.
Tapi yang ternyata di luar bayangannya. Kim Tan dan tetap berhubungan.
Karena apa?. Karena anak-anak SMA Jeguk mengira Eun Sang Orang Kaya
Baru).
Gadis
yang tengah di bicarakan presdir Kim, kini sedang menikmati jam
istirahat sembari mendengarkan musik. Eun Sang menoleh ke kiri dan
melihat Kim Tan yang sedang jalan ke arahnya. Eun Sang tersenyum
mengagumi ketampanan pacarnya itu.
Kim Tan duduk di samping Eun Sang. Eun Sang berkata baru sadar ternyata Kim Tan itu tampan. (Jiah...dari kemarin ke mana aja non...). Kim Tan menanggapinya dengan santai, "Aku sudah terbiasa mendengarnya.
Kim Tan melihat Eun Sang terlambat datang pagi tadi. Eun Sang mengaku ketiduran, "Aku tidur nyenyak sekali tadi malam".
"Aku
tidak bisa percaya ini. Bagaimana kau bisa tidur di sana tanpa aku?"
protes Kim Tan (Aih..ucapan Kim Tan ini terdengar seakan dia sudah jadi
suaminya Eun Sang saja ^^).
Eun Sang
lalu tanya bagaimana dengan hubungan Kim Tan kakaknya. Kim Tan cerita,
"Kami tidur di kamar yang sama. Kami mengobrol. Kami makan makanan yang
enak".
Eun Sang mengangguk-angguk seakan percaya, tapi ujung-ujungnya di berkata, "Kau pasti Kau pasti berbohong".
"Kau tidak akan menyangkanya", jawab Kim Tan.
Eun Sang menyarankan sebaiknya Kim Tan pulang saja, "Tak bisakah kau memberontak di dalam rumah saja?".
"Apakah
ibuku membayarmu?", tanya Kim Tan kesal. Tapi mengingat ibunya membuat
Kim Tan khawatir, "Bagaimana keadaan ibuku?. Apakah dia minum anggur
tadi malam?".
"Sekarang
gantian kau yang memintaku jadi mata-mata?", tanya Eun Sang tersenyum
seraya mengambil kotak donat di atas meja, "Kau mau", tawar Eun Sang
mengambil satu donat dan memasukan ke dalam mulutnya.
"Ya",
jawab Kim Tan cepat langsung menyambar dan menggigit donat yang ada di
mulut Eun Sang. Membuat Eun Sang terbelakak terkejut. "Doughnut Kiss".
Nyam..nyam...dengan
santainya Kim Tan mengunyah potong donat yang ada dimulutnya, sembari
memandang Eun Sang dengan tatapan "nakal". Eun Sang terpaku sejenak
menerima serangan dadakan.
Eun Sang
tersadar lalu memukul lengan Kim Tan dengan keras, "Kau mau mati?". Kim
Tan memegangi lengannya. Sebelum Kim Tan mengerang kesakitan, Eun Sang
mengancam lebih dulu, "Jangan merengek!".
"Aku!
Tidak bilang kalau cuma mau makan yang itu !", ucap Kim Tan setengah
teriak, menunjuk kotak donat yang Eun Sang taruh lagi ke atas meja.
"Selalu mencari kesempatan ...", ujar Eun Sang
Kim Tan
berkata sudah memikirkan hal ini semalam, "Kita bergerak terlalu
lambat". Eun Sang heran lambat apanya, "Kita tidak hanya pegangan
tangan, tapi kita...", Eun Sang buru-buru menghentikan ucapannya,
menunduk malu lagi-lagi ia yang mengungkit hal itu lebih dahulu.
Kim Tan yang mendengarnya pun langsung tersenyum menggoda, "Jadi, kita bisa bicara tentang itu sekarang?".
Wajah
Eun Sang memerah karena malu, ia pun langsung berdiri untuk menghindar,
"Semua ada urutannya masing-masing!", ucapnya lalu berbalik pergi.
"Kau mau ke mana? Pipimu memerah", goda Kim Tan
Eun Sang
memegang pipinya yang bersemu merah, "Ruang penyiaran. Kami sedang
kerja bergiliran karena Hyo Shin tidak hadir hari ini".
"Dia absen?", tanya Kim Tan heran.
Hyo Shin
tidak masuk sekolah karena menuruti permintaan ibunya untuk wawancara
univesitas jurusan hukum. Wajah Hyo Shin terlihat murung dan tidak
bersemangat. Pewawancara juga mendengar kabar bahwa Hyo Shin pingsan
hingga melewatkan wawancara sebelumnya,
Dengan
malas, Hyo Shin menjawab, "Benarkah?". Pewawancara lain bertanya kenapa
Hyo Shin mengajukan permohonan untuk masuk ke universitas ini. Hyo Shin
menjawab bahwa ia tak pernah mengajukan permohonan.(lebih tepatnya, yang
mengajukan ibunya Hyo Shin).
Jawaban
Hyo Shin yang malas itu membuat ke-3 pewanwacara menjadi kesal. Jika Hyo
Shin tidak mengajukan permohonan kenapa memilih jurusan hukum. Mereka
menganggap jawaban Hyo Shin itu tak pantas diutarakan untuk saat ini.
Dan perkataan lainya yang memojokan Hyo Shin.
Hyo Shin
berada dalam kondisi terjepit, dan wajahnya menunjukan bahwa saat ini
ia sedang tidak sehat. Menjalani sesautu yang tidak ia inginkan membuat
Hyo Shin semakin tertekan dan bertambah stress.
Mengetahui
Hyo Shin tidak masuk sekolah, membuat Kim Tan khawatir. Ia mencoba
menghubungi ponsel Hyo Shin. Tapi tidak diangkat. Sedetik kemudian,
ponsel Kim Tan bergetar menerima panggilan masuk. Bukan dari Hyo Shin
melainkan dari Ny.Ji Sung. Kim Tan menghela napas, mengetahui akan
menerima omelan dari ibu tirinya itu.
Kim Tan
menghadap Ny. Ji Sung dan meminta maaf atas apa yang telah ia lakukan.
Ny. Ji Sung menyahut dingin, "Maaf?. Kau pikir itu cukup?. Aku tidak
akan keras padamu karena kudengar kau ditampar. Tapi aku tidak bisa
menutupi kemarahanku!".
"Beraninya
kau mengejekku, mengejek ayahmu!. Ayahmu dan aku membesarkanmu selama
18 tahun sebagai anak sah kami!. Kau pikir kami melakukannya hanya untuk
menyembunyikan rahasia kelahiranmu?. Ayahmu menjadi komisaris dengan
cara mendepak kakaknya keluar. Kau kira pertarungan ini mudah?".
"Pamanmu
dan anak-anak mereka masih berusaha menggugat ayahmu. Tapi, apa yang
akan mereka lakukan begitu tahu kalau kau ini anak haram?. Mereka akan
datang lagi ke kami dan meminta sesuatu. Itu akan jadi pertarungan baru.
Kau masih SMA. Kakakmu baru jadi Presdir selama 3 tahun. Ini akan jadi
pertarunganmu dan kakakmu. Apa yang akan kau lakukan?", omel Ny. Ji Sung
tajam, tanpa titik koma.
Kim Tan hanya diam menunduk di omeli seperti itu. Ia baru mengetahui kenyataan lain di balik rahasia kelahirannya.
Kim Tan
duduk merenung di ruang eskul golf. Memikirkan semua perkataan Ny. Ji
Sung. Semua yang ia hadapi ternyata lebih rumit dari yang ia pikirkan.
Myung Soo datang dan heran melihat Kim Tan, bertanya apa yang Kim Tan
lakukan disini. Ini kan bukan waktunya Kim Tan mengikuti eskul golf.
"Aku hanya mencari tempat di mana Cha Eun Sang tidak bisa menemukanku", jawab Kim Tan.
Myung
Soo tanya kenapa Kim Tan menghindari Eun Sang. Kim Tan menjawab, karena
ia tak ingin Eun Sang melihat wajahnya yang seperti ini. Myung Soo menunduk mengamati wajah Kim Tan, "Melihatmu seperti apa?".
"Melihatku
menghitung rintangan yang harus kami hadapi", jawab Kim Tan muram.
Myung Soo menghela napas tak mengerti, "Apa maksudnya?".
Atasan
Eun Sang memberitahu kalau malam ini cafe booking selama 2 jam penuh. Ia
mengingatkan Eun Sang jangan menerima pelanggan lain. Eun Sang bertanya
untuk acara apa?. Ulang tahun?.
"Mungkin
sebuah acara untuk pacarnya. Aku akan keluar. Aku cemburu, Eun Sang",
jawab atasan Eun Sang jalan keluar, membuat Eun Sang bingung.
Bertepatan
atasan Eun Sang keluar, Young Do jalan masuk ke cafe. Eun Sang terlihat
tidak suka melihat Young Do datang. Sesuai perintah atasannya tadi, Eun
Sang menyuruh Young Do untuk datang 2 jam lagi, karena cafe sudah di
booking. Young Do menyahut aku tahu.
"Aku tidak bisa menerima pesanan lainnya. Cafe kami sudah di booking", jelas Eun Sang sekali lagi.
"Aku yang melakukannya", jawab Young Do tersenyum bangga.
"Kau membooking seluruh cafe untuk dua jam penuh?", tanya Eun Sang tidak percaya.
"Ya", jawab Young Do lalu mengganti sign pintu dari open menjadi closed.
Young Do
mengambil tempat duduk. Eun Sang bertanya kenapa Young Do membooking
cafe. Young Do melakukannya karena, "Kkau tidak akan menjawab teleponku.
Kau tidak mau pergi makan mie denganku. Kau selalu menghindariku. Aku
harus membayar untuk melihat wajahmu".
"Itukah sebabnya kau membooking cafe kami selama 2 jam?", tanya Eun Sang kesal.
Young Do
minta Eun Sang untuk mencatat pesanannya sekarang. Eun Sang menjawab
kesal, "Apakah kau tidak tahu bagaimana caranya memesan di sebuah cafe
biasa?. Datang sendiri ke counter (meja bar/kasir)
Eun Sang
berbalik menuju meja kasir. Young Do tak peduli. Tak bergeming sedikit
pun dari tempat duduknya. Ia malah menyuruh Eun Sang membuatkan 2
minuman yang mudah untuk di buat. "Jangan meludahi minumannya".
Eun Sang
hanya bisa mendelik kesal. Bagiamanpun Young Do tetap seorang pelanggan
dan Eun Sang mau tak mau harus membuatkan minuman untuk Young Do. Bukan
2 tapi hanya satu. Setelahnya Eun Sang menyibukan diri mengerjakan
berbagai macam pekerjaan, membuat Young Do canggung.
Young Do
menggaruk alisnya yang tidak gatal, bingung harus bicara apa. Ditambah
lagi Eun Sang tetap cuek bebek mengepel lantai di depan Young Do. Young
Do batuk-batuk kecil dan akhirnya membuka suara.
"Sepertinya kau mengerjakan sesuatu yang tidak perlu. Duduklah sebentar. Kau mungkin bisa kaya mendadak kalau melakukan itu".
Eun Sang
tetap cuek seolah perkataan Young Do itu hanya angin lalu. Young Do
kesal, "Dengarkan aku". Melihat Eun Sang yang terus bekerja membuat
Young Do melakukan sesuatu yang bisa menarik perhatian Eun Sang.
Dengan
cara menumpahkan minuman ke lantai yang baru saja Eun Sang pel. Eun Sang
yang mendengar tumpahan minuman langsung membentak kesal, "Hei". Satu
bentakan saja sudah cukup membuat Young Do berhenti. Young Do tersenyum,
akhirnya ia berhasil membuat Eun Sang memperhatikannya dan berkata,
"Aku akan menumpahkan sisanya jika kau tidak duduk".
Eun Sang
menghela napas kesal, menaruh alat pel dan duduk di depan Young Do.
Yang tentu saja membuat Young Do senang. Young Do berkata akan lebih
baik jika Eun Sang duduk saat ia memintanya untuk duduk. Sehingga ia tak
perlu melakukan hal itu (menumpahkan minuman).
"Apa yang kau inginkan dariku?", tanya Eun Sang langsung ke pokok permasalahan.
Young Do
terdiam sejenak, tampak kecewa dengan sikap dingin Eun Sang. Beberapa
detik kemudian Young Do berkata dengan suara pelan, "Aku ingin kau
menjawab teleponku. Bicaralah padaku saat aku sedang berbicara denganmu.
Sapa aku saat kau melihatku".
Sekarang
Eun Sang mengerti apa maksud Young Do, "Aku mengerti kalau kau suka
aku. Aku mengerti kenapa kau tidak membeberkan rahasiaku. Maafkan aku
karena menghindarimu. Hanya ada satu hal yang dapat aku lakukan. Aku
akan menolakmu. Maafkan aku".
Ah..Young
Do patah hati, memandang Eun Sang dengan pandangan terluka. Penolakan
ini membuat lidah Young Do kelu. Young Do memaksa tersenyum dengan suara
bergetar ia berguman, "Aku benar-benar ditolak. Apa aku bisa membalas
dendam?".
Eun Sang
menghela napas pasrah, "Aku harap kau tidak melakukannya. Tapi jika
hanya itu yang bisa kau lakukan, maka lakukanlah. Itu resiko yang harus
kuhadapi karena menolakmu".
"Aku
tidak bisa menganggumu lagi", ucap Young Do, "Itu akan menghancurkan
hatiku. Jadi aku akan menggangu orang lain kecuali kau".
"Choi Young Do", tegur Eun Sang.
Sebelum
pergi, Young Do menyuruh Eun Sang untuk beristirahat waktu bookingnya
masih tersisa 20 menit. Young Do beranjak pergi dengan patah hati.
(Meski
sakit, tapi Eun Sang perlu memberi ketegasan pada siapa hatinya
berlabuh. Sehingga tidak memberikan harapan yang akan membuat Young Do
semakin patah hati).
Keesokan
harinya. Patah hati membuat Young Do lesu tak bersemangat. Ia pergi ke
perpustakaan membaringkan kepalanya di atas meja dan bersedih. Tempat
ini merupakan tempat duduk yang pernah Eun Sang gunakan untuk belajar.
Penolakan Eun Sang semalam, kembali terniang di benaknya.
Young Do bangkit dari tempat duduknya. Pergi ke suatu tempat seperti telah memutuskan sesuatu.
Kim Tan
membuka lokernya dan menemukan jas sekolahnya tergantung di sana. Dalam
keadaan telah dicuci bersih tanpa ada bekas noda. Siapa yang nyucinya?.
Masa iya Young Do?.
Tiba-tiba terdengar suara Young Do dari pengeras suara, "Ah, ah, tes mic, satu, dua, tiga. Teman sekelasku yang tercinta. Ini adalah Choi Young Do".
Itu
adalah siaran On Air yang berasal dari ruang penyiaran. Yang bisa di
dengarkan di seluruh penjuru sekolah. Ya, Young Do pergi ke ruang
penyiaran untuk mengumumkan sesuatu.
"Aku
ingin berbagi cerita yang menyenangkan dengan kalian. Ini adalah cerita
tentang putra kedua Grup Jeguk. Kim Tan. Aku akhirnya bisa mengatakan
ini. Aku benar-benar bingung tentang hal ini. Butuh cara yang tepat
untuk menceritakan kisah ini. Aku gemetar. Kim Tan sebenarnya... luar
biasa... "
Rachel yang berada di dalam kelas, terbelalak terkejut. Mengerti kemana arah perkataan Young Do.
Kim Tan
jalan dengan tenang menuju ruang penyiaran. Telinganya terus mendengar
perkataan Young Do. Tampaknya Kim Tan sudah siap menerima kekacauan yang
akan Young Do timbulkan. Siswa lain yang jalan berselisihan dengan Kim
Tan, menatapnya penuh tanda tanya.
Berbeda
dengan Kim Tan yang jalan dengan tenang. Eun Sang berlari sekencang
mungkin menuju ruang penyiaran, tujuannya jelas ingin menghentikan
tindakan Young Do.
Sementara itu Young Do masih berceloteh di depan mic, "Kebenarannya...akan diungkapkan dalam 60 detik".
"Ah...Aku
mengingat sebuah kutipan...Musuhmu bukanlah orang yang terus
menghadangkan pedang padamu. Mereka adalah orang-orang yang ada di
dekatmu dengan belati di belakang punggung mereka. Itulah kata-kata yang
ingin aku katakan pada Kim Tan. Oh! Kalian mungkin tidak setuju karena
tidak tahu alasannya".
Eun Sang
masuk ke ruang penyiaran, geram melihat Young Do. Sementara Young Do
senang melihat Eun Sang datang. Karena memang itu yang ia inginkan.
Young Do kembali bicara di mic dengan bilang orang yang sedang ia tunggu
sudah datang. Sebelum Young Do bicara lebih banyak, cepat-cepat Eun
Sang mematikan volume mic.
"Choi Young Do!. Apa ini tempat bermain untukmu?", hardik Eun Sang, "Kau akan mendapatkan hukuman untuk ini".
"Aku
tidak peduli", sahut Young Do, "Kau bahkan bisa melompat ke dalam api
untuk Kim Tan?. Apakah ini tujuan dari hubungan kalian, untuk saling
melindungi?".
"Tutut mulutmu!", Eun Sang menarik Young Do berdiri', "Keluar".
Semula
Young Do menurut di tarik keluar, tapi begitu hampir mencapai pintu. Ia
balas mencengkram lengan Eun Sang untuk menghentikannya.
"Lepaskan!", Eun Sang berontak marah, "Apa ini balas dendam yang kau inginkan? Lepaskan.
"Tidak.
Aku akan melepaskanmu nanti. Tapi aku tidak akan melepaskanmu sekarang",
jawab Young Do, "Aku melalui banyak sekali masalah hanya demi satu
kesempatan ini saja. Jadi bertahanlah denganku".
Sorot mata Eun Sang melunak, "Hentikan, Young Do-ah", pinta Eun Sang memanggil Young Do dengan nada panggilan teman.
Young Do bertambah garang, mendorong Eun Sang ke tembok, "Jangan panggil namaku seperti itu".
Kim Tan
sampai di ruang penyiaran, dari celah kaca luar ia bisa melihat Young Do
dan Eun Sang berada di dalam. Kim Tan bergerak membuka pintu. Tapi
Young Do bergerak lebih cepat menahan dan mengunci pintu dari dalam.
Eun Sang
yang menyadari Kim Tan datang, hendak membuka pintu. Tapi Young Do
menahan dan kembali mendorongnya ke tembok dengan keras.
"Buka
pintunya. Buka pintunya sebelum aku membunuhmu!", Kim Tan sangat marah
menendangi pintu berkali-kali. "Buka pintunya! Aku akan membunuhmu jika
aku masuk ke sana".
Eun Sang
sedikit gemetar dan minta Young Do membuka pintu. Tapi Young Do tak
memperdulikan kemarahan Kim Tan ataupun permintaan Eun Sang, ia berkata.
"Ketika aku bilang aku akan menganggu orang lain kecuali kau. Kim Tan adalah salah satunya. Dan termasuk aku".
Young Do mengarahkan pandanganya keluar. Kim Tan terus menendangi pintu dengan murka (Huwa....daejang Choi Young ngamuk).
Komentar :
Patah
hati kembali membuat Young Do berulah. Jika ada kata pepatah cinta di
tolak dukun bertindak, maka Young Do punya ungkapan lain. "Cinta di
tolak, balas dendam donk". Sudah jelas apa maksud Young Do melakukan
itu. Hanya ingin menarik perhatian Eun Sang. Sebenarnya Young Do ini
hanya anak kesepian yang minta di perhatikan. Tapi kurang pintar
mengungkapkan perasaannya, yach unjung-ujungnya membuat masalah.
Next episode ^^
0 Comments
Silahkan berkomentar dengan baik, kalau ada kritik dan saran.
Download Eror, Link mati, Request download.
Jangan jadi silent reader ya..! Gomawo^^