Saat
makan malam, Jae Hoo memberi tahu Chan Young kalau ia telah di pecat
dari pekerjaanya sebagai sekertaris. Chan Young kaget dan hampir tidak
percaya, bagaimana bisa ayahnya membicarakan hal semacam ini saat makan
malam.
Jae Hoo
berkata ia hampir saja mendapatkan promosi kenaikan jabatan, tapi
sekarang ia malah kehilangan kesempatan dan di pecat. Chan Young
bertanya, apa ayahnya benar-benar kehilangan kesempatan itu, bukan
karena menolaknya.
"Aku harus menjadi sekutu seseorang bahkan ketika aku tidak menginginkannya. Aku tak ingin menyakiti siapapun. Tapi aku tak tahu bahwa itu berarti aku tidak berada dipihak siapapun", ujar Jae Hoo.
Chan
Young tak mengerti maksud perkataan ayahnya, tapi ia tetap memberi
ayahnya semangat, "Jangan khawatir! Aku akan segera lulus dan mencari
uang".
Jae Hoo
mengacungkan jempol, memuji tekad baik anaknya. Tapi setelahnya, Chan
Young mengajukan pertanyaan, "Tapi, Ayah punya uang di tabungan,
'kan?".
Jae Hoo berhenti makan dan mulai mengingat-ingat, "Entahlah ...", jawabnya enteng membuat Chan Young kesal, "Ayah ini...!".
Kim Tan berjalan mondar-mandir di dalam kamar. Ia kesal karena terkurung di dalam kamar. Ia mencoba berpikir bagaimana caranya bisa keluar dari ruangan ini. Kim Tan melihat keluar jendela. Tapi para bodyguard berjaga di luar rumah. Bersikap siaga 24 jam.
Kim Tan
lalu menatap dream catcher yang tergantung di jendela. Ia menjadi sedih
melihat benda yang mengingatkannya pada Eun Sang.
Diluar kamar, Ny. Han melihat makan malam yang disediakan untuk Kim Tan tidak tersentuh sedikit pun. Ny. Han mengetuk pintu dan ingin masuk, tapi pintu terkunci dari dalam. Ny. Han mengetuk pintu lagi dan bertanya kenapa Kim Tan mengunci pintunya.
"Buka!.
Apakah kau tidak mau membukanya?. Apakah kau mogok makan?. Tak seorang
pun akan peduli!. Kau yang akan rugi sendiri!. Ini namanya membunuh Ibu
sebelum kau membunuh dirimu sendiri".
"Tan-ah!
Kim Tan!. Bukalah pintunya!, ya?. Kau harus tetap hidup untuk melakukan
sesuatu! Bukan begitu, Kim Tan?", teriak Ny. Han putus asa.
Tapi Kim Tan tak bergeming sedikit pun di dalam kamar, meski kupingnya mendengarkan setiap perkataan ibunya.
Keesokan harinya. Eun Sang datang ke sekolah seorang diri dengan wajah sedih. Young Do melihat Eun Sang dan menjajari langkahnya. Ia bertanya apa Eun Sang datang kesekolah sendirian?. Apa Kim Tan masih dikurung di dalam kamar?.
Eun Sang
cerita banyak bodyguard di rumah keluarga Kim, di depan tangga lantai 2
pun di jaga ketat, "Tan pasti ketakutan", ucap Eun Sang khawatir.
Young Do
jadi kesal karena Eun Sang secara terang-terang menunjukan ke
khawatiran pada Kim Tan di depannya. Ia minta Eun Sang jangan melangkah
terlalu jauh, "Hanya karena aku menyukaimu, bukan berarti aku ada
pihakmu. Atau apakah aku berada di pihak Kim Tan?. Jangan biarkan
kewaspadaanmu menurun".
"Apakah aku tidak bisa bicara pada teman?", tanya Eun Sang.
"Siapa
temanmu?", sentak Young Do. "Bagaimana bisa aku temanmu?. Jangan membuat
batasan. Aku bisa saja melanggarnya", ucap Young Do lalu pergi.
Eun Sang yang binggung dengan sikap Young Do, hanya bisa memandangi kepergiannya. Dan menghela napas berat.
Pria yang saat ini di khawatirkan Eun Sang, tengah berusaha melepaskan diri penjagaan. Kim Tan ingin pergi ke sekolah, tapi para bodyguard menghalanginya. "Minggir", ucap Kim Tan marah, "Aku bilang minggir".
Para bodyguard tidak mau minggir, mereka bahkan tidak menginjinkan Kim Tan melangkah satu jengkal pun keluar dari halaman. Kim Tan mencoba menerobos lagi, tapi mereka bertahan lebih kuat. Ditambah lagi Kim Tan hanya seorang diri, sedangkan mereka ber empat.
"Aku
ingin pergi ke sekolah", kata Kim Tan. "Jika ada yang ingin ayah
beritahukan padaku, aku akan mendengarkannya jika sudah pulang".
"Kau tak perlu pergi ke sekolah", larang presdir Kim. Ia memerintahkan pada bodyguard untuk membawa Kim Tan kembali ke kamarnya, "Jika sulit mengendalikan anak ini, kalian bisa menyakitinya. Selama dia masih hidup, aku tidak perduli". (Aish... orang tua yang aneh).
Kim Tan
menoleh, menatap ayahnya. Sekali lagi ia dibuat takjub dan tidak percaya
dengan cara Presdir Kim "menunjukan kasih sayang" pada anaknya. Presdir
berkata ingin jalan-jalan sebentar.
Para bodyguard langsung membuka jalan. Meski jalan tertatih-tatih dengan bantuan tongkat. Presdir Kim dengan mudahnya melewati penjaggan. Bodyguard kembali memblock jalan, setelah presdir Kim lewat dan Kim Tan melihat kepergian ayahnya dengan marah. (Anaknya yang seharusnya sekolah malah di kurung, eh dianya bebas jalan-jalan.)
Para bodyguard langsung membuka jalan. Meski jalan tertatih-tatih dengan bantuan tongkat. Presdir Kim dengan mudahnya melewati penjaggan. Bodyguard kembali memblock jalan, setelah presdir Kim lewat dan Kim Tan melihat kepergian ayahnya dengan marah. (Anaknya yang seharusnya sekolah malah di kurung, eh dianya bebas jalan-jalan.)
Tak ada
pilihan bagi Kim Tan selain kembali ke kamar. Di dalam kamar, Kim Tan
terus gelisah dan menghela napas berat. Gusar memikirkan bagaimana
caranya bisa keluar dari rumah ini.
Terdengar ketukan di pintu. Kim Tan sedikit terkejut melihat Jae Hoo masuk, "Sekertaris Yoon". Jae Hoo berkata mulai sekarang, Kim Tan harus kembali memanggilnya dengan panggilan Guru Yoon, "Ayahmu ingin aku mengajarimu tentang manajemen lagi".
"Apakah itu kenapa kau di sini?", tanya Kim Tan.
Jae Hoo membenarkan, "Kau tidak lupa semua pelajaran ketika bermain-main di Amerika, 'kan?".
Kim Tan
pernah ingat sama sekali satupun dari pelajaran itu tidak ada yang ia
ingat. Jae Hoo berkata itu bagus, mereka bisa memuilainya dari dasar
lagi.
"Aku tidak mau", jawab Kim Tan membuat Jae Hoo tertegun.
Kim Tan melanjutkan, "Siapa orang-orang Jeguk Grup. Siapa pemegang saham terbesar. Kedua pamanku sekarang bermusuhan. Paman dari pihak ibu. Bibi dan sepupuku. Diurutkan berdasarkan banyaknya saham yang mereka miliki. Memutuskan siapa yang akan direngkuh dan siapa yang dibuang. Aku sama sekali tidak tertarik dengan apapun itu".
"Waktu itu kau masih muda. Sekarang kau sudah cukup dewasa untuk belajar yang tidak kau sukai". ujar Jae Hoo.
"Aku sudah bilang aku tidak mau", ucap Kim Tan dengan wajah serius.
"Kau tidak tertarik dengan bisnis?".
Kim Tan
mengingat pertama kali Jae Hoo mengajarinya ketika ia berusia 10 tahun.
Saat itu ia berpikir ada yang aneh. Jae Hoo tanya apa itu.
"Ibu
tirku (Ny. Ji Sook) punya banyak saham. Bagaimana bisa Ibuku tak punya
satupun?. Lalu jika saja Ibu punya salah satu dari saham itu bisakah Ibu
menggandeng tanganku dan membawaku keluar?. Karena itulah aku
bertanya".
Kim Tan berkata perusahaan ini adalah milik Kim Won, dan ia sama sekali tidak tertarik dengan apa yang menjadi milik kakaknya. Jae Hoo memandang Kim Tan dengan penuh pengertian. Setidaknya ia tahu bagaimana sikap Kim Won pada Kim Tan selama ini.
Saat jam
makan siang, Eun Sang menghampiri Young Do yang makan sendirian. Ia pun
mengambil tempat duduk di depan Young Do. Di kursi khusus untuk anak
dari Grup Kepedulian Sosial. Kursi yang sering di gunakan Young Do untuk
membully Joon Young.
"Selamat makan", ucap Eun Sang tanpa beban membuat Young Do menatap tidak suka.
Siswa
lain yang melihat langsung berbisik-bisik dan menggunjing. Eun Sang
bersikap tak peduli, tapi beda dengan Young Do yang menyuruh Eun Sang
duduk di tempat lain, "Aku merasa sepertinya Kim Tan akan datang entah
dari mana, jika kau duduk di situ. Aku punya firasat buruk tentang itu".
"Kau sudah tahu dia tidak bisa datang. Makanlah", kata Eun Sang.
Young Do
menghela napas, "Tolong!. Tak bisakah kau merasa sedikit takut?". Tapi
Eun Sang tetap tak peduli, kembali menyuruh Young Do makan saja.
Rachel berada di meja buffeet untuk mengambil makanan melirik tidak suka. Sedetik kemudian, anak-anak kembali berbisik-bisik melihat berita heboh yang masuk ke ponsel mereka. Salah satu antek Young Do datang terburu-buru. Sembari menunjuk ponselnya, ia memberitahu ada rumor yang mengatakan Kim Tan adalah anak tidak sah.
Eun Sang
dan Young Do terkejut. Anak-anak yang lain menggunjing, jika begitu
siapa ibu Kim Tan, bukankah dia anak ketua dewan yayasan. Apa Kim Tan
anak adopsi, atau anak dari istri simpanan. Rachel yang mendengar
gunjingan itu menaruh piringnya dengan marah dan pergi dari kantin.
Tanpa menghiraukan pertanyaan dari salah satu teman Young Do.
Chan
Young dan Bo Na muncul, teman Young Do itu langsung tanya apa Bo Na
sudah membaca berita itu. Bo Na balik tanya berita apa.
"Kalian
benar-benar percaya itu?. Itu semua bohong. Menurut berita, Jo In Sung
dan aku menikah diam-diam tahun lalu", ucap Bo Na dengan gaya khasnya.
Chan Young bertanya apa Eun Sang tahu kenapa Kim Tan tidak masuk sekolah hari ini. Bo Na langsung merasa kalau berita itu benar, "Heol!. Jangan-jangan berita itu benar?".
Young Do
terlihat kesal anak-anak sekarang ramai membicarakan tentang rahasia
Kim Tan, ia pun bertanya pada Eun Sang dengan suara berbisik, "Berapa
banyak pengawal yang ada ada di sana?". Eun Sang menjawab sekitar enam
orang, kenapa?.
Dirumah Presdir marah besar saat mengetahui bocornya rahasia kelahiran Kim Tan. Ia menelpon seseorang, dan minta pada orang itu untuk segera mencari tahu siapa pelaku di balik menyebarnya rumor ini.
Presdir
Kim menutup telepon, menoleh pada mata-mata (kalau gak salah namanya
Ass. Jung) yang sedari tadi berdiri tak jauh darinya. Ia memberi
perintah untuk Segera menerbitkan artikel lain. Mata-mata bertanya,
"Anda yakin ingin mengeluarkan artikel lain?".
"Sudah
ada bercak tinta pada kain. Mencucinya tidak akan menghilangkan apa apa.
Sebaliknya kau harus melukis di kain itu. Pertumpahan darah kakak
beradik Jeguk Group!. Keluarkan artikel tentang pertarungan antar
saudara merebut mahkota dan beli lebih banyak saham. Jadikan Tan sebagai
pemegang saham utama mulai hari ini".
Secepat kilat berita itu pun menyebar, menutupi berita tentang Kim Tan yang merupakan anak diluar nikah. Terjadi kehebohan di Jeguk Group, para direktur garuk-garuk kepala pusing melihat perubahan drastis ini.
Di
kantornya, Ny. Ji Sook menerima laporan dari saudarnya, direktur Jung.
Tentang status Kim Tan yang kini mendadak menjadi pemegang saham utama.
Ia bertanya apa Ny. Ji Sook tidak mengetahuinya, apa presdir Kim sendiri
yang melakukan ini. Ny. Ji Sook tak menjawab, ia terlihat gusar dan
mencoba mencerna maksud dari tindakan suaminya.
Kim Won yang pastinya juga melihat berita itu sangat marah. Saking marahnya, ia sampai membuang semua benda yang ada diatas meja. Hm..saya berpikir apa yang di takutkan Kim Won kini terjadi. Pasti Kim Won takut Kim Tan perlahan akan mengambil posisinya. Seharusnya, Kim Won bisa membuka sedikit hatinya dan melihat kesungguhan Kim Tan yang tak ingin merebut apapun yang menjadi milik Kim Won.
Esther
menonton acara berita tentang perebutan kekuasan di Jeguk Group. Harga
saham Jeguk Group dan semua afiliasinya meroket di penutupan bursa
saham. Esther melihat tayangan itu tanpa ekspresi, dan langsung
mematikan televisi. Sebagai pemegang saham, pasti Esther ikut
terpengaruh dengan adanya berita ini. Entah merasa rugi atau di
untungkan dengan situasi ini.
(Setelah
mengetahui Kim Tan anak tidak sah, Esther sudah memprediksi akan ada
perebutan kekuasaan di Jeguk Group. Dan saat itu datang, ia akan menjual
semua saham Jeguk miliknya lalu membatalkan pertunangan. Tapi kenyataan
yang terjadi justru sebaliknya).
Young Do datang kerumah Kim Tan, tapi kedatanganya di tolak para bodyguard. Mereka bahkan mendorong bahu Young Do. Young Do menepis tangan bodyguard dan menegaskan sekali lagi kedatanganya kesini untuk bertemu dengan Kim Tan.
"Kau harus memberitahu kami, kau ini siapa", tanya mereka.
"Apakah kau tahu siapa aku?", tanya Young Do balik dan datanglah sekelompok bodyguard yang berdiri di belakangnya, siap melindungi Young Do. Jumlahnya lebih baik dari bodyguard presdir Kim.
"Katakan
kalau aku adalah pewaris Hotel Zeus. Choi Young Do", ucap Young Do. Dan
kata-kata itu seperti tiket masuk yang membawanya bertemu dengan
presdir Kim.
Dihadapan presdir Kim, Young Do tersenyum manis, membungkuk memberi salam dengan sopan, "Anyeonghaseyo, Abonim".
Dihadapan presdir Kim, Young Do tersenyum manis, membungkuk memberi salam dengan sopan, "Anyeonghaseyo, Abonim".
"Ya. Young Do. Kenapa kau membawa banyak bodyguard ke rumahku?".
"Aku kesini untuk mengerjakan PR", jawab Young Do.
Dan
lihatlah wajah presdir Kim yang tercengang tak percaya mendengar jawaban
Young Do. Membawa bodyguard hanya untuk mengerjakan PR... LOL...
"Apa?".
"Aku ada
tugas kelompok dengan Tan untuk kelas sastra. Kami harus menonton film,
membaca buku, dan berdiskusi bersama. Tan tidak masuk hari ini,
membuat semua PR ku tersendat. Aku bilang kepada ayahku bahwa aku akan
pergi ke rumah Tan, dan dia mengirimkan salamnya", ujar Young Do.
Hahaha..sindiran
Young Do kena banget nich, membuat presdir Kim sempat terdiam sejenak.
Ia lalu berkata pasti ayah Young Do bangga melihat putranya yang sangat
bersemangat dalam pelajaran. Young Do tersenyum mengucapkan terima
kasih, lalu melihat ke lantai atas, "Dimana kamarnya Tan, Abonim?".
Di
kamar, Kim Tan melihat ke luar jendela. Dimana bodyguard presdir Kim dan
Young Do saling berhadapan. Kim Tan tampak semakin pusing melihat
banyaknya bodyguard di luar, tanpa ia tahu siapa yang datang
mengunjunginya hari ini.
Sampai terdengarlah suara di luar pintu, "Kim Tan, ayo kerjakan PR".
Kim Tan membuka pintu dan kaget melihat Young Do. Young Do tersenyum tipis lalu melangkah masuk ke Kim Tan, "Kau sepertinya terharu".
Kim Tan menutup pintu, "Kau gila! Apakah kau tidak melihat suasana di sini?. Kau pikir apa yang kau lakukan di sini?. Ayahku sudah cukup membenciku", protes Kim Tan lalu duduk berhadapan dengan Young Do.
Mereka
ngobrol santai, namun seperti biasa mereka tak lupa saling melemparkan
sindiran dan ejekan. Young Do menyindir Kim Tan anak yang baik, itu lah
kenapa Kim Tan tidak pernah menang, "Semua ayah dan anak sudah terlibat
peperangan sejak awal. Kau harus mengalahkan ayahmu untuk mendapatkan
mahkota".
"Baiklah. Kita lihat saja bagaimana kau mengalahkan ayahmu dalam mencuci piring", balas Kim Tan.
Young Do berkata semua hasil kerja kerasnya selama 3 tahun hancur gara-gara sebuah artikel. Bagaimana mungkin ia tidak datang kemari. Kim Tan yang mempunyai ponsesl dann tidak terhubung dengan dunia luar tentu saja tidak mengetahui maksud perkataan Young Do, ia bertanya apa maksudnya.
"Rahasiamu", jawab Young Do, " Semua orang di sekolah membacanya pagi ini. Bahkan ada artikel baru di siang harinya".
"Kau
tidak pernah berhenti membuat aku takjub. Hanya dalam setengah hari, kau
berubah dari anak tidak menjadi pemegang saham utama", komentar Young
Do.
Kim Tan berpikir cepat dan seakan tahu apa yang harus ia laukan. Ia berdiri dan mengembalikan ponsel Young Do, "Belilah beberapa saham sebelum harganya melambung tinggi. Aku satu-satunya anak tidak sah di keluarga ini. Tidak akan ada kesempatan kedua", ujarnya seraya mengenakan mantel.
Young Do
tanya kenapa memakai mantel. Kim Tan berkata ia harus keluar dari sini,
"Kau ingin tinggal di sini sendirian atau membantuku?".
"Aku tak seharusnya menolongmu. Ini antara kau dan aku. Tapi..Aku suka dengan ide Kim Tan berhutang padaku".
Yang terjadi selanjutnya adalah munculnya sosok pria ber-helm. Hahaha... ini pasti Young Do ya kan. Btw dia ini berubah menjadi kstria baja hitam, atau power ranger ya?. Entah merasa deg-deg'an atau grogi, Young Do sempat memegang dadanya sebelum menuruni tangga.
Young Do ini ternyata pintar juga berakting, ia yang memakai helm-nya jalan melewati para bodyguard, dengan sengaja membuat gerakan mencurigakan. Menunduk menutupi wajahnya untuk menarik perhatian mereka.
Usaha
Young Do tidak sia-sia, karena para bodyguard merasa curiga jika Young
Do adalah Kim Tan yang menyamar. Dugaan mereka semakin kuat ketika Young
Do buru-buru lari saat mereka memintanya untuk berhenti.
Begitu
pula dengan para bodyguard diluar yang berusaha menahan Young Do, tapi
bodyguard bayaran Young Do langsung melindungi tuannya. Terjadilah
perkelahian antara mereka. Young Do melenggang dengan santainya.
Disaat
perhatian mereka lengah, Kim Tan keluar dari pintu belakang. Young Do
melihat Kim Tan berlari. Merasa kalah jumlah, bodyguard yang berjaga di
pintu depan pun di minta masuk untuk membantu. Membuat Kim Tan lebih
leluasa untuk kabur.
City
Hunter ala "Kim Tan" pun beraksi. Ia loncat ke dari atas pagar pembatas,
mendarat di atap mobil dan lari ke ujung jalan. Kim Tan sukses
melarikan diri.
Young Do
enggan melepaskan helm-nya hingga melihat penjaga pintu depan berlari
masuk ke dalam. Setelah yakin Kim Tan berhasil melarikan diri. Barulah
sang power ranger melepaskan helmnya.
Tampaklah
wajah Young Do yang tertawa senang telah berhasil mengecoh mereka,
"Apakah kau perlu sesuatu?", tanyanya membuat kepala bodyguard
terbengong-bengong kaget.
Young Do sukses membaut mereka terkecoh. Kepala pengawal yang kesal, segera memerintah anak buahnya berpencar mencari Kim Tan.
"Orang-orang
ini begitu curigaan!", guman Young Do gembira sembari menatap helm dan
merapihkan rambutnya, "Aih... Helm ini membuat rambutku jadi
berantakan!".
Jae Hoo
menghadap Kim Won. Kim Won yakin Jae Hoo pasti sudah mengetahui tentang
Kim Tan yang kini menjadi pemegang saham utama. Jae Hoo membenarkan dan
menambahkan kalau hari ini adalah hari terakhir ia bekeja sebagai
sekertaris. Untuk ke depannya, ia tak bisa melakukan pekerjaan resmi
untuk Jeguk Group lagi.
Kim Won
juga mendengar kabar Jae Hoo yang akan mendapat promosi kenaikan
jabatan, tapi kenyataanya sekarang dia malah jadi pengangguran. Jae Hoo
berkata pekerjaannya sekarang adalah sebagai ayah dan pengangguran paruh
waktu.
"Dari
pada memiliki pekerjaan sampingan. Bagaimana pendapatmu kalau jadi
Wakil Presdir dari Konstruksi Jeguk?. Aku tidak akan memintamu tiga
kali. Jadi putuskan sekarang", tawar Kim Won.
Jae Hoo
bahkan belum sempat menjawab ketika tiba-tiba Kim Tan menerobos masuk
dengan napas terengah-engah, "Hyung", panggil Kim Tan, tapi Kim Won
langsung memalingkan wajahnya tak ingin melihat wajah Kim Tan.
Jae Hoo pamit pergi meninggalkan mereka berdua, ia berkata akan menghubungi Kim Won nanti.
"Kenapa? Apa sekarang aku harus menjilat padamu, jadi aku harus mendengarkanmu?", ucap Kim Won sinis.
"Dan kuharap kau melakukan itu", sahut Kim Tan.
Kim Won mulai marah, "Apa?".
Kim Tan berkata setelah melihat artikel itu. Hal pertama yang ia pikirkan adalah pergi menemui Kim Won, "Jadi lihat aku, dengarkan aku dan percaya ketulusanku".
Kim Tan berkata setelah melihat artikel itu. Hal pertama yang ia pikirkan adalah pergi menemui Kim Won, "Jadi lihat aku, dengarkan aku dan percaya ketulusanku".
"Tulus?. Hanya keadaan dan dorongan yang bisa menjadi motif yang benar. Aku tidak bisa mempercayaimu sekarang. Dan aku tidak bisa percaya kau akan menjadi apa dalam sepuluh tahun. Ini baru awal hari ini. Keinginanmu sejak awal memang memiliki saham yang sama besar denganku", tuduh Kim Won.
Kim Tan
berkata ia tidak pernah meminta saham itu, juga tak pernah berpikir
menggunakan haknya pada saham itu, "Terlebih lagi, kau pikir mudah
bagiku untuk kemari mencarimu?. Aku harus bagaimana agar kau percaya
padaku?".
"Pergilah
ke Amerika", ucap Kim Won berdiri seakan menantang Kim Tan, "Berikan
kembali seluruh saham dan pergi ke Amerika. Dan jangan pernah kembali.
Dengan begitu, aku akan percaya padamu".
"Bagaimana....Kau bisa berkata begitu?", tanya Kim Tan terluka dan kecewa
"Kenapa? Kau tidak mau?".
Kim Tan
berkata ia bisa memberikan semua sahamnya pada Kim Won, tapi tidak
dengan pergi ke Amerika, "Bagaimana bisa kau menuruhku jangan pernah
kembali dengan mudah seperti itu?".
"Karena itulah apa yang benar benar aku inginkan. Dan kau tidak bersunguh-sungguh dengan apa yang kau ucapkan", tuduh Kim Won.
"Apa
maksudmu?", tuduhan Kim Won membuat Kim Tan marah. "Aku bilang aku akan
memberikan semua sahamku. Aku sudah bilang aku tidak akan
menghalangimu!. Aku bisa terima jika kau membenciku, jahat padaku, dan
merendahkanku. Bagaimana bisa kau menyruhku jangan pernah kembali?. Aku
akan bertanya untuk yang terakhir kalinya. Apa kau harus melakukan
ini?".
Kim Won pun bersikeras mengulangi pertanyaanya, "Aku akan memberitahumu untuk yang terakhir kalinya. Katakan saja apakah kau akan ke Amerika atau tidak?".
Kim Tan
benar-benar sakit hati dan terluka, "Tidak akan. Aku tidak Pergi. Dan
aku tidak akan memberikan sahamku. Kau menginginkan sahamku?. Kalau
begitu, coba saja rebut dariku".
Kim Won terdiam tanpa mampu berkata-kata. D Kim Tan memandang kakaknya dengan padangan terluka dan marah. Dengan ini Kim Tan telah mengibarkan bendera peperangan.
Diruang
kerja presdir Kim, Eun Sang duduk gemetar ketakutan. Pressdir Kim akan
memberi 2 pilihan pada Eun Sang. Entah 2 pilihan apa yang dimaksud
presdir Kim, karena selanjutnya scene memperlihatkan Eun Sang yang jalan
keluar dari ruangan dengan wajah terguncang dan langkah gemetar.
Pada
saat yang sama Kim Tan pulang dengan wajah murung. Kim Tan melihat Eun
Sang dan begitu pula sebaliknya. Walau sesaat keduanya sempat memandang
dengan tatapan rindu.
Lalu jalan menghampiri satu sama lain, tanpa tegur sapa.
Lalu jalan menghampiri satu sama lain, tanpa tegur sapa.
Saat
mereka jalan bersisian, Kim Tan meraih tangan Eun Sang, menggenggam-nya
erat. Eun Sang terdiam ditempat, balas menggenggam tangan Kim Tan.
Saling menguatkan.
Sampai akhirnya Kim Tan berlalu dan melepas pegangannya. Eun Sang menahan tangis dan melanjutkan langkah kakinya.
Sampai akhirnya Kim Tan berlalu dan melepas pegangannya. Eun Sang menahan tangis dan melanjutkan langkah kakinya.
Kim Tan
masuk keruang kerja menemui ayahnya. Presdir Kim menyindir Kim Tan
kembali setelah melarikan diri. Uang memang memiliki ke istimewaaan.
"Ayah mengurung putra ayah sendiri, meski ayah menjadikan anak tidak sah Grup Jeguk menjadi pemegang saham utama".
Presdir
Kim berkata itu adalah hadiah ulang tahun yang lebih awal ia berikan
pada Kim Tan, karena menjadi putranya. Kim Tan menjawab sinis, "Mulai
sekarang, aku bukan lagi putra ayah. Aku adalah musuh kakakku".
Presdir
Kim langsung terdiam mendengar ucapan sinis Kim Tan. Lalu Kim Tan pun
melanjutkan, "Aku pikir aku bisa meyakinkan ayah. Aku pikir aku tidak
akan menginginkan apa yang kakak miliki. Selama dia berjalan di jalannya
dan aku berjalan dijalanku. Aku pikir keluarga ini akan berada dalam
kedamaian. Tapi hari ini, ayah membuat semua usahaku sia-sia".
Presdir
Kim berkata Kim Tan tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi pada
management Kim Won. Segala hal bisa saja terjadi pada Kim Won, seperti
masuk penjara atau jatuh sakit. Ketika itu terjadi, saudara-saudara atau
paman-paman Kim Tan akan mengincar tempat Kim Won.
"Itu
sebabnya aku membutuhkanmu, sebagai pewaris selanjutnya. Itulah yang
bisa aku lakukan untuk kakakmu. Untuk Jeguk. Untuk perdamaian".
"Jadi aku menginginkan tempat kakak. Dan kakak menginginkan tempat ayah. Selalu mengawasi kami dan menuntun kami. Itu yang ayah maksud dengan perdamaian?", tanya Kim Tan dengan mata berkaca-kaca.
Presdir Kim berkata itulah yang mereka bicarakan sekarang. Namun ia kembali terdiam ketika Kim Tan mengatakan.
"Tapi
ayah. Terima kasih, Aku kehilangan keluargaku hari ini. Aku bukan lagi
keluarga bagi kakakku. Aku musuhnya. Sekarang dia tidak akan pernah
menjadi keluarga ibuku. Dan Ibu tidak pernah menjadi keluarga ayah",
nada Kim Tan meninggi dan air matanya turun membasahi pipi. Ia terdiam
sejenak, lalu berkata, "Dan sekarang. Ayah bukan lagi keluargaku".
Kim Tan menunduk, menelan tangisan dan rasa kecewanya. Air matanya terus mengalir menandakan betapa sakit hatinya saat ini.
Setelah melalui pembicaraan yang emosional, Kim Tan kembali ke kamarnya. Duduk di dalam ruang yang gelap dan merenung dengan wajah sedih.
Sementara itu Eun Sang berdiri di depan tangga lantai dua. Para bodyguard langsung menyingkir saat Eun Sang datang. Meski awalnya ragu, Eun Sang membulatkan tekad menaiki tangga.
Setiap
Eun Sang jalan melewati anak tangga, terniang kembali 2 pilihan yang
diajukan presdir Kim saat mereka bicara di ruang kerja sebelumnya.
Ucapan presdir Kim :
Jika hari ini kau segera putus dengan Tan, kau bisa pergi kemanapun yang kau suka. Dimanapun di Korea, Amerika, Inggris, Perancis dimana saja tak masalah. Tapi, kau pasti merasa tidak bisa putus begitu saja dengannya sekarang. Tentu saja, kau punya pilihan lain"
Jika hari ini kau segera putus dengan Tan, kau bisa pergi kemanapun yang kau suka. Dimanapun di Korea, Amerika, Inggris, Perancis dimana saja tak masalah. Tapi, kau pasti merasa tidak bisa putus begitu saja dengannya sekarang. Tentu saja, kau punya pilihan lain"
Aku akan
memberi kalian waktu 2 minggu. Kau bisa bertemu Tan seperti yang kau
inginkan dalam waktu 2 minggu. Tapi!. Setelah kalian putus 2 minggu. Kau
akan pergi ke manapun, sesuai yang aku perintahkan. Yang pasti bukan di
Korea. Ini adalah tempat yang sangat berbeda dari Amerika, Inggris,
atau Perancis. Bagaimana?.
Eun Sang sempat berhenti sejenak mengingat perkataan itu, tapi ia memantapkan langkahnya untuk pergi ke kamar Kim Tan dan mengetuk pintu kamar.
Kim Tan
yang mendengar suara ketukan di pintu, segera berdiri membuka pintu.
Tertegun tak percaya melihat Eun Sang berdiri di hadapan-nya,
"Bagaimana?".
Sstt...sebelum
Kim Tan melanjutkan ucapannya, Eun Sang meletakan telunjuk di bibir
memberi isyarat diam. Dan memberikan senyum termanis yang ia miliki.
Next episode ^^
0 Comments
Silahkan berkomentar dengan baik, kalau ada kritik dan saran.
Download Eror, Link mati, Request download.
Jangan jadi silent reader ya..! Gomawo^^