Kim Tan
kembali ke apartemen yang diberikan Kim Won. Apartemen itu kosong dan
gelap. Tidak ada Eun Sang disana. Ia memandang keluar jendela dengan
pandangan kosong dan sedih. Terniang kembali perkataan ayahnya.
Air mata Kim Tan tak terbendung lagi membajiri wajahnya mengingat Eun Sang. Kini gadis yang ia sukai benar-benar pergi meninggalkannya sendiri.
Kim Tan jatuh berlutut dan menangis. Memegangi dadanya yang terasa sesak. Hanya erangan kecil yang terdengar menandakan betapa sakit hatinya saat ini.
Keluar dari apartemen, Kim Tan terus berusaha menghubungi ponsel Eun Sang. Masih sama, ponsel Eun Sang tidak aktif, panggilannya dialihkan ke kotak suara.
Kesedihan menyelimuti Kim Tan saat ini, ia bersandar di pagar pinggir jalan. Menangis dan menangis lagi.
Terlebih ketika mengingat senyum dan lambaian tangan Eun Sang saat mereka berpisah terakhir kali di apartemen. Air mata Kim Tan terus mengalir tanpa henti.
Terlebih ketika mengingat senyum dan lambaian tangan Eun Sang saat mereka berpisah terakhir kali di apartemen. Air mata Kim Tan terus mengalir tanpa henti.
Kim Tan kembali pulang kerumah dengan langkah lemas, ia menemui ayahnya di ruang kerja. Presdir Kim duduk santai membaca buku.
"Eun
Sang tidak ada. Dia tidak ada dimana-mana", ucap Kim Tan putus asa, "Apa
yang telah ayah lakukan?. Apa yang ayah katakan padanya?. Ayah mengirim
Eun Sang kemana?".
Presdir
Kim mengatakan kalau semua ini adalah kesalahan Kim Tan, " Kau
seharusnya tidak melakukan apa yang sudah kau lakukan. Sejak awal kau
seharusnya tidak membiarkan dia untuk memperhatikanmu".
"Aku
yang memperhatikannya duluan. Aku yang menyuruhnya. Aku yang memintanya
untuk berani melakukan ini semua. Seharusnya ayah mengusirku!.
Seharusnya aku yang ada dalam pesawat itu. Kenapa?. Ayah tidak bisa
mengusirku karena aku ini asuransi bagi kakak?. Sebenarnya siapa Ayah?.
Apa hak ayah untuk menghancurkan hidup seseorang?", ucap Kim Tan marah.
"Aku
hanya menyarankan agar dia menjalani kehidupan yang cocok dengannya. Dia
akan dikeluarkan dari sekolah", ucap presdir Kim tak peduli
"Kumohon jangan lakukan itu", pinta Kim Tan
Presdir Kim memberi peringatan, jangan pernah Kim Tan mencoba mencari Eun Sang, "Saat kau menemukannya, kehidupan anak itu akan benar-benar hancur. Kembali ke kamarmu".
Kim Tan kehilangan kata-kata, menghela napas frustasi dan lelah.
Chan Young menemui ayahnya, dengan tergesa-gesa ia mengatakan kalau Kim Tan sudah seperti orang gila mencari Eun Sang kemana-mana. Telpon Eun Sang juga tidak bisa di hubungi, "Apa yang sebenarnya terjadi?".
Jae Hoo
tidak terkejut, sebaliknya ia memberitahu Eun Sang tidak akan kesekolah
mulai besok, "Dia sudah pergi dan ayah membantunya".
"Pergi? Kemana? Seoul? Dimana?", tanya Chan Young terkejut bukan main.
Jae Hoo
mengatakan tidak tahu kemana Eun Sang pergi, karena Eun Sang meminta
Jae Hoo untuk tidak menanyakannya, "Ayah hanya membantunya agar dia bisa
menetap di tempat yang baru. Dan ayah akan menunggunya karena itulah
permintaannya".
Chan
Young cemas bercampur marah. Bagaimana bisa Eun Sang pergi tanpa
memberitahunya, apa ini semua karena Kim Tan. Eun Sang tidak pergi
belajar ke luar negeri, kan?.
"Ayah
tidak bisa memberitahumu tentang itu. Tanyakan saja padanya langsung.
Dia bilang dia akan meneleponku jika dia sudah sampai di sana. Dia juga
akan meneleponku jika terjadi sesuatu. Jadi, kita tunggu saja", ujar
Jae Hoo.
Chan Young benar-benar tak mengerti, apa yang sebenarnya terjadi.
Keesokan harinya di sekolah. Murid-murid lain membicarakan Eun Sang yang absen. Sebagian dari mereka bersikap masa bodoh. Myung Soo tanya pada Bo Na, "Kenapa Cha Eun Sang tidak masuk sekolah?. Apakah Chan Young tahu?", tanyanya berbisik.
Bo Na menoleh ke belakang, bertanya pada Chan Young, "Apakah Eun Sang sakit?. Dia tidak membalas SMS-ku!", tanya Bo Na khawatir.
Chan
Young tak menjawab, menatap sedih bangku Eun Sang yang kosong. Myung Soo
berkata kenapa Bo Na tidak menelpon saja, itu lebih bagus.
"Jika
aku meneleponnya, aku merasa kami sudah menjadi teman", seru Bo Na lalu
melirik tajam pada Rachel yang duduk di depannya, "Apakah seseorang
menganggunya lagi?".
Rachel
yang sadar tengah di sindir beranjak berdiri tanpa berkata apa-apa. Pada
saat ia hendak membuka pintu, Kim Tan menerobos masuk dan melewatinya
begitu saja. Sesaat Rachel menoleh ke Kim Tan, lalu pergi.
"Aku
sudah bilang jangan menanyakanku tentang dimana dia", sahut Chan Young
dingin. Karena ini semua salahmu kenapa dia bisa pergi. Bukankah
begitu?".
Tak lama
kemudian Young Do masuk. Sama seperti Kim Tan, kedatangannya tak lain
ingin bertanya di mana Eun Sang. Tapi baru Young Do memanggil nama Chan
Young. Chan Young langsung memotong jangan bertanya apapun padanya.
Chan Young berdiri dan menggandeng tangan Bo Na keluar kelas. Young Do menyuruh semua anak-anak untuk keluar dari kelas, karena ia ingin bicara berdua dengan Kim Tan. Dengan nada mengancam ia meminta mereka untuk berkerja sama.
Anak-anak
pun menurut dan keluar kelas, termaksud Myung Soo. Tapi sebelum Myung
Soo keluar ia memberi peringatan pada kedua temannya itu, "Aku akan
berdiri di depan pintu! Aku tidak akan meninggalkan kalian berdua
sendirian lagi. Kalian tidak boleh berkelahi lagi!".
Myung Soo pergi, dia benar-benar teman yang baik. Unyu pula...
"Cha Eun
Sang menghilang. Kau akhirnya berhasil melakukannya. Apakah dia masih
hidup sekarang?", sindir Young Do menyalahkan Kim Tan atas perginya Eun
Sang.
Kim Tan
menahan sabar, "Aku sedang tidak ingin berdebat denganmu Aku juga tidak
punya waktu. Aku akan mencarinya dengan caraku sendiri. Kau juga bisa
melakukannya dengan caramu".
Kim Tan
beranjak pergi. Young Do berkata seharusnya Kim Tan tahu dimana Eun Sang
sekarang, masih berada di korea atau tidak. Kim Tan berkata jujur belum
mengetahui dimana Eun Sang.
"Aku harus mencari tahu lebih dulu. Aku akan tetap menemukannya dimanapun dia berada sekarang", ucap Kim Tan lalu pergi.
Young Do masih berdiri di kelas, melihat bangku kosong yang ditinggalkan Eun Sang.
Hal
pertama yang Kim Tan lakukan adalah menemui Ny. Ji Sook dan meminta pada
ibu tirinya untuk tidak mengeluarkan Eun Sang dari sekolah. Tapi
sebaliknya, Ny. Ji Sook berkata ayah Kim Tan menyuruhnya untuk segera
memproses prosedur pengeluaran Eun Sang.
"Tidak. Jangan lakukan. Eun Sang akan kembali", ujar Kim Tan yakin.
"Apa ini permintaanmu?", tanya Ny. Ji Sook sinis.
"Tidak,
tapi aku ingin membuat kesepakatan. Give and take (memberi dan
menerima). Ibu mungkin akan memerlukanku suatu waktu nanti", ujar Kim
Tan.
Ny. Ji Sook langsung terdiam..Ow..ow..apakah ini awal pemberontakan Kim Tan pada ayahnya.
Sementara
itu Young Do mengobrak-abrik dokumen di klub penyiaran. Hyo Shin datang
dan langsung merebut kertas yang di pegang Young Do.
"Siapa yang memberimu izin untuk melakukan ini?", tanya Hyo Shin tidak suka.
"Aku sedang melakukan penyelidikan. Apa Cha Eun Sang meninggalkan sesuatu?', jawab Young Do.
Hyo Shin
yang belum mengetahui kabar perginya Eun Sang bertanya bertanya apa
maksudnya?. Penyelidikan apa?. Young Do belum menjawab saat Kim Tan
masuk dan meminta bantuan pada Hyo Shin.
"Hyung, tolong bantu aku", Kim Tan menyerahkan foto copy paspor Eun Sang.
Hyo Shin bertambah bingung, "Ada apa hari ini?".
Young Do
langsung merebut foto copy dari tangan Hyo Shin dan berkata, "Cha Eun
Sang tidak datang ke sekolah hari ini. Dia juga tidak akan datang
besok".
Hyo Shin
bertanya pada Kim Tan apakah terjadi sesuatu. Kim Tan tak menjelaskan,
ia minta bantuan Hyo Shin secepat mungkin memeriksa catatan apakah Eun
Sang pergi meninggalkan Korea, "Jika ada kabar, telepon", Kim Tan
menepuk pundak Hyo Shin lalu pergi.
Setelah
Kim Tan pergi, Hyo Shin merebut foto copy paspor dari tangan Young Do,
"Apakah kau akan tetap disini sampai aku menendangmu keluar?", hardik
Hyo Shin.
"Berhentilah
bersikap pilih kasih. Kau menyakiti perasaanku", ucap Young Do lalu
pergi. Hahaha...Young Do merasa di anak tirikan.
Esther dan beberapa orang tua murid berkumpul di sebuah restoaran. Mungkin perkumpulan ini biasa sering mereka hadiri untuk membahas sesuatu. Mereka duduk sembari menikmati teh. Ibu Hyo Shin berkata mereka akan istirahat sebentar, ia mempersilahkan ibu-ibu yang lain untuk pergi ke toilet.
Tinggalah
ibu Hyo Shin, Ibu Myung Soo dan Ibu Bo Na serta Esther. Ibu Bo Na
(blazer ungumenguncapkan selamat atas pernikahan Esteher. Ia tak tahu
apakah terlambat memberi ucapan selamat. Karena akhir-akhir ini ibu Bo
Na tidak bisa datang ke pertemuan orang tua murid.
"Tidak ada yang perlu dipersiapkan. Aku akan menyelenggarakan konferensi pers bulan depan', jawab Esther dingin.
Ibu
Myung Soo bertanya apakah Esther yakin semuanya akan lancar-lancar saja,
"Hotel Zeus akan diperiksa oleh kantor kejaksaaan".
"Diperiksa
kejaksaan?", tanya Esther tak mengerti. Ia yang baru mendengar kabar
ini langsung menoleh pada Ibu Hyo Shin, seolah menutut penjelasan.
"Aku belum dengar apapun", jawab ibu Hyo Shin tersenyum sambil meminum tehnya.
Tapi
Esther tidak percaya, mana mungkin ibu Hyo Shin belum mengetahuinya
(secara ayah Hyo Shin jaksa agung). Esther berkata gunanya pertemuan
seperti ini adalah saling berbagi informasi, "Kau pikir berapa banyak
yang sudah kuinvestasikan dalam grup ini selama 2 tahun terakhir".
Ibu Bo
Na dan Ibu Myung Soo melirik ibu Hyo Shin, yang dilirik pun tahu diri.
Dengan gaya anggun, ibu Hyo Shin meletakan cangkir teh dan berkata akan
pergi ke toilet. Esther langsung bisa memahami kalau itu adalah kode
yang diberikan ibu Hyo Shin. Ia pun berkata akan ke toilet, menyusul
sang pemberi infromasi.
Jae Hoo masuk keruangan barunya. Mulai hari ini ia resmi menjawab sebagai wakil presdir. Kim Won masuk dengan membawa papan nama milik Jae Hoo dan meletakannya di atas meja. "Vice President, Yoon Jae Hoo".
Kim Won
terlihat senang dan berkata papan nama itu hadiah kecil darinya untuk
Jae Hoo. Jae Hoo membalas papan nama ini sama dengan milik Kim Won.
"Sekarang
kau berada di pihakku. Sebagai informasi, aku tidak terima dengan
perselingkuhan", ujar Kim Won. (Dengan kata lain, Kim Won tak mau Jae
Hoo berkerja untuk presdir Kim lagi)
Jae Hoo
berkata sepertinya Kim Won menyukai perselingkuhan. Kim Won berkata
pasti Jae Ho masih mengingat apa yang terjadi pada rapat pemegang saham
tempo hari, "Kalian semua milikku. Tetaplah memihakku mulai sekarang".
"Aku juga Tuan Kim" Jae Hoo membalas uluran tangan Kim Won. Keduanya tersenyum. Kini mereka berada di perahu yang sama.
(Tuch Kim Won kalo senyum gitu makin keliatan gantengnya..hihihi)
(Tuch Kim Won kalo senyum gitu makin keliatan gantengnya..hihihi)
Kim Tan terus berusaha menemukan Eun Sang. Kali ini ia menemui petugas security dirumahnya. Sembari mengulurkan flash disk, Kim Tan minta copy-an rekaman CCTV selama empat hari terakhir. Petugas security berkata mereka harus melaporkannya dulu pada presdir Kim. Kim Tan tak peduli, mempersilahkan mereka untuk melapor pada ayahnya.
Kim Tan
kembali ke kamarnya, memeriksa rekaman CCTV di depan pintu gerbang. Ia
terus mengamati dengan seksama dari menit ke menit. Dalam rekaman itu,
terekam mobil truk yang mengangkut barang-barang milik Eun Sang.
Pada
saat itu Hyo Shin menelpon Eun Sang. Hyo Shin memberitahukan bahwa Eun
Sang tidak meninggalkan Korea. Dia bahkan tidak mengajukan permohonan
paspor baru. Kim Tan menghela napas lega, "Syukurlah. Berarti dia masih
ada di Korea".
Kim Tan bertanya bagaimana Hyo Shin bisa berhasil mendapatkan informasi itu, "Apakah ayahmu yang membantu?".
"Ini rahasia. Kalau aku sampai diusir ini semua salahmu", ujar Hyo Shin bercanda.
Kim Tan tertawa, "Terima kasih. Lee Hyo Shin".
Kim Tan
dengan sikap sportif menelpon "rivalnya" Young Do, ia memberi kabar
tentang Eun Sang yang masih ada di Korea. Young Do mengucapkan terima
kasih atas informasinya. Kim Tan mengatakan itu karena menurutnya lebih
baik 2 orang yang mencari di bandingkan hanya satu orang, "Kita harus
segera menemukannya. Sebentar lagi ujian akhir".
Young Do
menagih hutang Kim Tan, "Kapan kau akan membayarnya?. Kau tidak lupa,
kan?. Aku membawa delapan pengawal dan memakai helm untukmu".
Tapi Kim
Tan tidak mendengarkan ocehan Young Do. Karena perhatiannya tertuju
pada layar laptop. Rekaman CCTV menampilkan sosok seseorang yang ia
kenal.
Eun Sang
tersenyum meski diliputi kesedihan dan melambaikan tangan ke arah CCTV.
Ucapan selamat tinggal yang ia tujukan untuk Kim Tan sebelum dia pergi.
Seakan Eun Sang tahu, Kim Tan akan melihatnya.
Sekarang Kim Tan memang melihatnya, dan ucapan perpisahan itu semakin membuat hati Kim Tan terasa perih.
Diseberang
sana, Young Do heran karena tidak mendapat tanggapan dari Kim Tan. Ia
pun menutup telponnya dengan kesal dan melemparkan ponselnya begitu
saja, "Apa-apaan dia?".
Mengetahui
Eun Sang masih di Korea, maka terlintaslah sebuah ide jahil di benak
Young Do. Ia membuka webside Hotel Zeus. Young Do membuat pendaftaran
online keanggotan member Hotel Zeus atas nama Cha Eun Sang dengan ID :
Young Do Lover.
Young Do mengetik pesan dengan cengar-cengir. Pesan itu memang ia tujukan untuk para admin Hotel Zeus dengan isi pesan.
"Perhatian
Admin!. Aku di sini untuk memberitahumu beberapa rahasia tentang
pewaris Hotel Zeus, Choi Young Do. Choi Young Do menggunakan wajah
tampannya dan pesonanya yang tak terbatas untuk menyandungku. Dia
mengancamku untuk makan mie kacang hitam bersamanya. Dia memegang
tanganku, tapi kemudian dia mendorongku jatuh ke kolam".
Young Do
berhenti menulis dan tampak menyesal, mengingat semua perbuatan kasar
yang pernah ia lakukan pada Eun Sang. Young Do kembali sibuk mengetik,
melanjutakan isi pesannya.
"Dia
sangat menyukaiku. Aku berusaha menahannya, karena Choi Young Do sangat
keren. Sekarang, aku ingin hatiku kembali. Tapi aku sudah membayarnya
dengan perasaanku. Membatalkannya takkan ada gunanya".
Young Do benar-benar puas dengan isi pesan yang ia ketik. Lalu menekan tombol enter, mengirim pesan tersebut.
Langkah
selanjutnya, Young Do menghubungi pengacara Choi. Dengan gaya narsis
Young Do berkata, "Wajah tampanku akhirnya membuat aku berada dapat
masalah".
Ampun....Young Do, melaporkan Eun Sang atas perbuatan tidak menyenangkan. Ajaib bener idenya...Hehehehe.
Selanjutnya Young Do duduk sendirian di kedai tteokbokki.
Ia menatap coretan di dinding denganwajah sedih. Perhatiaannya fokus
pada tulisan Eun Sang yang berjanji akan makan mie bersama Young Do.
"Aku memanggilmu", ucap Young Do menatap tulisan itu, seakan tulisan itu adalah Eun Sang.
Tapi
yang muncul adalah Myung Soo, yang merasa heran kenapa Young Do bicara
pada dinding seperti orang gila. Myung Soo lalu memasang wajah serius
menoleh ke kanan dan kekiri. Setelah memastikan situasi aman terkendali.
Myung Soo bicara dengan suara berbisik.
"Hei..Aku sudah dengar dari anak-anak. Cha Eun Sang bukan hanya absen. Wush...Tapi dia menghilang. Lokernya kosong".
Dengan penuh semangat Myung Soo berkata, "Sebenarnya dia bukan di Grup Kepedulian Sosial. Ayahnya...".
"Ayahnya sudah meninggal", potong Young Do cepat.
"Ibunya...", seru Myung Soo berbisik semakin pelan.
"Makanlah", potong Myung Soo lagi tak ingin mendengarkan Myung Soo cerita.
Dan si detektif Myung Soo langsung patuh seperti anak kecil. Makan tteokbokki dan minum supnya. Hm..enak Myung Soo?. LOL...
"Omo~. Bukankah ini Oppa-ku?", sapa Myung Sook. Hahaha..LOL..ngelawak bener nich Myung Soo
"Apa yang kau lakukan?", tanya Myung Soo kemudian.
Kim Tan
menoleh, "Aku senang melihatmu. Dimana kau parkirkan mobil ini 2 hari
yang lalu?". Myung Soo menjawab ia selalu memarkir mobilnya di depan
rumahnya. Memangnya kenapa.
Sopir
Kim Tan memberikan memory card black box dari mobil keluarga Kim. Kim
Tan menerimanya dan mengucapkan terima kasih. Ia lalu minta pada Myung
Soo untuk memberikan memory card black box mobil Myung Soo, "Aku harus
mencari Cha Eun Sang".
"Cha Eun Sang ada di dalam black box mobilku?', tanya Myung Soo bingung.
"Mungkin saja. Cepat", jawab Kim Tan seakan dikejar-kejar waktu.
Myung
Soo memang seorang teman yang baik. Tanpa bertanya lebih banyak lagi,
Myung Soo menyuruh sopirnya untuk memberikan hal yang diminta Kim Tan.
Sopir Myung Soo sedang mengeluarkan memory card ketika Myung Soo
menerima pesan melalui dari Kakao Talk. Pesan yang berbunyi, "Kau ditakdirkan untuk berpesta".
Myung Soo berguman heran, bagaimana orang-orang ini mengetahui dirinya. Pada Kim Tan ia berkata mendapat undangan berpesta, dan mengajak Kim Tan pergi ke pub bersamanya.
"Berikan
aku kartu memorinya", ucap Kim Tan tak memperdulikan ajakan Myung Soo.
Ia lalu terdiam menyadari sesuatu ketika melihat pesan Kakao Talk Myung
Soo.
Sebuah ide melintas di benaknya.
Kim Tan
berkata akan menghubungi Myung Soo lagi nanti. Ia masuk ke dalam mobil
lalu pergi sebelum sempat menerima memory card yang diberikan Myung
Soo.
Ditinggal seperti itu, Myung Soo hanya bisa teriak, "Kau mau kemana?".
Kim Tan
pergi ke pusat ponsel. Ia ingin mendaftarkan ponselnya dengan nomor
ponsel Eun Sang yang sudah tidak dipakai lagi. Kim Tan menjelaskan,
nomor itu baru-baru saja tidak bisa di hubungi. Petugas minta waktu
sebentar untuk mengeceknya lebih dulu.
Setelah
mengecek, petugas berkata nomor ini masih aktif dan telah digunakan
orang lain. Kim Tan segera menghubungi nomor lama Eun Sang. Ia bertanya
pada orang yang menggunakan nomor tersebut, apa kau mulai memakai nomor
ini kemarin?.
Kim Tan berkata ia benar-benar membutuhkan nomor ini. Kim Tan berusaha membujuk orang tersebut untuk menjual nomor itu padanya. Ia tahu ini terdengar gila, tapi Kim Tan bersedia membayar berapun harganya.
Akhirnya
Kim Tan berhasil mendapatkan nomor lama Eun Sang. Ia langsung
mengaktifkanya. Agar lebih menyakinkan, Kim Tan menelepon nomor lama Eun
Sang menggunakan ponselnya. Ia baru mematikannya setelah yakin nomor
itu benar-benar aktif dan tersambung.
Baru
saja Kim Tan bisa sedikit menghela napas lega ketika tiba-tiba muncul
pesan Kakao Talk di ponsel nomor Eun Sang. Kim Tan membukanya dan
terkejut ketika melihat pesan itu dari Young Do. Bukan main kesalnya Kim
Tan ketika membaca isi pesan tersebut.
Young Do
sedang melamun ketika menerima panggilan masuk. Alangkah terkejutnya
dia melihat nama Cha Eun Sang muncul di layar ponsel. Tanpa membuang
waktu, ia langsung menjawab panggilan itu.
"Cha Eun Sang!", jawab Young Do melonjak dari posisi duduknya.
"Kau mau mati?", tanya suara dari seberang sana, yang ternyata adalah suara Kim Tan...Hahaha..preview yang mengecoh.
Young Do
langsung kesal. Alih-alih berharap mendengar suara Eun Sang, eh malah
suara Kim Tan yang ia dengar. Ia pun kembali menyadarkan punggungnya ke
sandaran sofa dan meluruskan kakinya di atas meja. Young Do protes, Kim
Tan masih saja menjawab telepon Eun Sang, bahkan saat Eun Sang tidak ada.
"Ini adalah nomorku sekarang. Kau carilah cara yang lain", jelas Kim Tan.
"Pintar. Apakah seseorang mengirimkanmu pesan?"
"Iya, kau yang mengirim pesan. Apakah kau mendapat informasi yang lain?", tanya Kim Tan.
Dengan
bangga Young Do mengaku sedang menunggu setelah membuat jebakan batman,
"Mengakui perasaanku pada nomor yang sudah tidak aktif itu. Aku merasa
kesal sekarang karena kau mengacaukan pengakuan cintaku. Aku tutup".
Young Do lalu menghubungi pengacara Choi. Bertanya apakah pengacara Choi sudah menemukan sang korban. Young Do harus menelan kecewa ketika pengacaranya itu mengatakan belum mendapat infomasi apapun.
Tidak
ada nomor telepon baru yang terdaftar atas nama Cha Eun Sang maupun
walinya, Park Hee Nam. Pengacara Choi juga mengatakan Eun Sang belum
mengubah alamat lamanya, yang semakin membuat ia sulit melacak
keberadaan Eun Sang. Meski kecewa, Young Do berusaha mengerti dan minta
pada pengacara Choi untuk segera menghubunginya jika berhasil menemukan
Eun Sang.
Kim Tan sibuk memeriksa satu demi satu rekaman dari memory card black box mobil tetangga yang berhasil ia kumpulkan. Ia memfokuskan perhatiannya pada jalan di depan rumah. Mungkin bisa menemukan sedikit petunjuk. Tapi sekian banyak ia memeriksa tidak juga membuahkan hasil.
Tapi Kim
Tan mendapatkan sesuatu yang lain. Di ponsel nomor Eun Sang muncul sms
yang berkaitan dengan penggunaan kartu kredit Eun Sang. Tagihan senilai
24.030 won, di sebuah mini markat jurusan Transportasi Hanggok.
Kim Tan lalu melakukan pencarian di internet terkait Transportasi Hanggok. Hasil penulusuran menampilkan banyak tempat mini market. Ia menelpon satu persatu mini market tersebut. Menanyakan apakah mereka baru saja melakukan transaksi sebesar 24.030 won.
Tanpa
mengenal lelah, ia terus menelon walau tidak mendapatkan hasil yang
memuaskan. Sampai-sampai ada pemilik mini market yang marah, karena Kim
Tan menelpon di jam 22.55, jam tidur. Kim Tan meminta maaf karena tak
sadar menelpon selarut ini.
Bahkan
sampai pagi Kim Tan terus menelpon, meski dengan terkantuk-kantuk.
Perjuangan Kim Tan membuahkan hasil. Entah itu telpon yang keberapa,
ketika pemilik toko mengatakan ada siswa SMA yang belanja di tokonya.
Rambutnya panjang dan cantik. Kim Tan minta alamat dan bergegas kesana.
Presdir
Kim kaget saat mata-mata (Untuk memudahkan kita panggil saja dia Spy
Jung. Karena saya pernah mendengar presdir Kim memanggil dia dengan
panggilan, "Jung") memberitahu kalau Eun Sang belum meninggalkan Korea
Selatan. Dan itu atas bantuan Jae Hoo.
Spy Jung
memberikan amplop berisi foto-foto yang memperlihatkan Eun Sang dan
ibunya masih ada di Korea. Presdir Kim geram seharusnya Jae Hoo tidak
mencampuri urusan keluarganya. Spy Jung berkata ia sudah memeriksa CCTV.
Presdir Kim tak ingin mendengarkan, ia terlalu marah dan menyuruh Spy
Jung untuk diam.
Saat ini
Eun Sang dan ibunya berjalan di tepi pantai. Yang berarti sekarang
mereka tinggal di daerah dekat situ. Eun Sang sedikit merapatkan mantel
ibunya dan bertanya apa ibunya tidak merasa dingin. Ibu Eun Sang
tersenyum dan membenarkan letak mantel Eun Sang.
Eun Sang
sekarang berkerja di toko buku. Pemilik toko buku sangat senang,
penjualan naik setelah Eun Sang bekerja di tokonya, "Aku tahu kau adalah
jimat keberuntunganku". Eun Sang tersenyum dan mengucapkan terima kasih
(senyum yang menyimpan kesedihan).
Dengan hati-hati, pemilik toko bertanya kenapa Eun Sang tidak pergi sekolah. Eun Sang mengatakan kalau ia sudah berhenti sekolah beberapa waktu yang lalu. Ia memutuskan akan mengikuti ujian susulan nantinya.
"Jadi, dulunya kau bersekolah di Seoul?. Dari sekolah mana?", tanya pemilik toko ingin tahu.
"Hanya
sekolah biasa", jawab Eun Sang hati-hati, tak ingin membuka identitasnya
lebih banyak. Beruntung ada pelanggan datang sebelum pemilik toko
menanyakan hal lain.
Sementara
Eun Sang bekerja, Hee Nam berkeliling mencari pekerjaan. Ia masuk ke
rumah makan yang membuka lowangan mencari tukang masak. Tak lama
kemudian, Hee Nam keluar dengan wajah sedih. Pemilik rumah makan tidak
bisa memperkerjakan Hee Nam, karena dia tidak bisa bicara.
Sepulang
kerja, Eun Sang dan ibunya pulang bersama-sama. Eun Sang menenangkan
ibunya tidak perlu bersedih. Pasti ada seseorang yang akan menghargai
keterampilan ibunya, "Bersemangatlah, Nyonya".
Hee Nam
mengangguk menerima semangat dari putrinya. Eun Sang mengatakan akan
membeli ponsel baru untuk ibunya besok. Mungkin saja diantara mereka ada
yang berubah pikiran dan akan menelpon memberi pekerjaan.
Hee Nam
kembali mengangguk, menyetujui saran putrinya. Eun Sang ingat sesuatu
dan berkata akan membeli sarung tangan karet di tkoko. Ia minta ibunya
pulang lebih dulu, ia akan segera pulang setelah membeli benda yang ia
butuhkan.
Hee Nam
merapatkan mantel Eun Sang lalu jalan menuju rumah. Eun Sang berbalik
menuju jalan besar. Disaat sendirian inilah Eun Sang baru berani
menangis. Begitu banyak alasan yang membuatnya menangis. Bahkan saat
bernapas pun terasa sesak baginya saat ini.
Kim Tan
dalam perjalanan menuju mini market yang terakhir kali ia telepon. Dalam
perjalanan, pikiran Kim Tan melayang mengingat kenangan bahagia yang ia
lalui bersama Eun Sang. Kim Tan ingat saat Eun Sang bersandar di
pundaknya ketika malam camping, dan pagi harinya mereka jalan
bergandengan tangan.
Kim Tan
juga ingat "Doughnut Kiss" di sekolah. Lalu Kim Tan juga ingat ketika ia
memeluk Eun Sang dari belakang, pelukan untuk menghentikan Eun Sang
berangkat kerja. Kim Tan juga ingat ketika ia menggenggam tangan Eun
Sang, saat mereka jalan berpapasan di ruang tengah.
Setibanya
di mini market, Kim Tan menunjukan foto Eun Sang pada pemilik toko,
"Benar dia yang datang kemari?". Pemilik toko mengiyakan, "Dia bicara
dengan aksen Seoul. Dia membeli sepasang sarung tangan karet sejam yang
lalu".
"3,300
Won", seru Kim Tan cepat menyebutkan jumlah transaksi dari kartu kredit
Eun Sang untuk membeli sarung tangan karet. Dan langsung di iyakan oleh
pemilik toko dengan wajah heran.
Kim Tan menghela napas lega dan tersenyum. Sedikit lagi ia bisa bertemu Eun Sang.
Kim Tan
keluar dari toko dan berlari di lingkungan sekitar. Mungkin saja Eun
Sang masih ada disekitar daerah itu. Kim Tan terus berlari meski sempat
berhenti sebentar mengatur napasnya yang ngos-ngosan. Ia tak berputus
asa meski tak juga melihat Eun Sang. Ia tetap maju meneruskan
pencariannya.
Dirumah,
Eun Sang sedang membongkar kardus yang berisi pakaiannya. Eun Sang
mulai sedih ketika melihat seragam SMA Jeguk di dalam kardus.
Ia lalu
keluar untuk menjemur pakaiannya dengan tujuan menghilangkan bau apek.
Satu persatu pakaian yang ia jemur malah mengingatkannya pada kenangan
tentang Kim Tan. Kenangan bahagia yang ia miliki bersama Kim Tan.
Setiap
helai seragam SMA Jeguk mengingatkan Eun Sang pada kenangan yang ia
lalui bersama Kim Tan disekolah. Saat Kim Tan berjalan di belakangnya,
ketika sekolah masih sepi. Dan saat pertama kalinya, mereka bergandengan
tangan di sekolah.
Lalu
baju yang ia pakai di pesta Bo Na. Mengingatkan Eun Sang saat Kim Tan
mencium keningnya. Membuatnya menjadi gadis paling bahagia malam itu.
Juga
sweater yang ia pakai, ketika pertama kali masuk ke kamar Kim Tan.
Mengingatkannya saat Kim Tan memeluknya dari belakang, dan janji Kim tan
yang akan membantunya melewati pintu mana saja yang Eun Sang suka.
Terakhir,
Eun Sang menjemur kaos I Love California. Mengingatkannya ketika
menghabiskan malam bersama Kim Tan untuk pertama kalinya. Mungkin saat
itu Eun Sang sudah menyukai Kim Tan.
Semua kenangan indah sekaligus menyedihkan untuk Eun Sang saat ini.
Kim Tan
yang terus mencari akhirnya sampai di sekitar rumah Eun Sang. Dari atas
tangga ia melihat kaos I Love California yang melambai tertiup angin.
Kaos itu tergantung di tiang jemuran di depan rumah seseorang.
Kim Tan memfokuskan penglihatannya, melihat siapa yang berada di balik jemuran itu. Apa benar kaos itu milik Eun Sang.
Jantung
Kim Tan seakan berhenti berdetak ketika melihat Eun Sang. Itu
benar-benar Eun Sang, gadis yang ia cari sejak beberapa hari yang lalu.
Kim Tan memandang Eun Sang dengan pandangan sedih dan rindu. Ia bisa
melihat wajah Eun Sang dengan jelas dan melihat gurat sedih di wajah
gadis itu.
Kim Tan
bisa saja langsung berlari menghampiri Eun Sang, tapi urung ia lakukan.
Seakan ada batu sebesar gunung yang memberatkan kakinya. Dan berbagai
macam pikiran yang membuatnya tak sanggup bertemu Eun Sang.
Kim Tan bahkan membalikan badan, ketika melihat Eun Sang jalan meninggalkan rumah. Sengaja ia lakukan agar
Eun Sang tidak menyadari kehadirannya. Kim Tan berusaha menahan air
matanya ketika menatap punggung Eun Sang yang jalan menjauh.
Eun Sang
duduk di tepi pantai, memandang lautan dengan pandangan kosong. Hanya
kesedihan yang terpancar dari wajah Eun Sang. Ia pun tak menyadari ada
Kim Tan mengawasinya dari jauh.
Meski
tak melihat wajah Eun Sang, tapi Kim Tan bisa tahu apa yang dirasakan
Eun Sang. Hati Kim Tan merasa sakit melihat Eun Sang termanggu sedih
seperti sekarang. Sama seperti dirinya yang hanya bisa memandang sedih
Eun Sang dari jarak jauh.
Kim Tan menghela napas dan memberanikan diri melangkahkan kakinya mendekati Eun Sang. Tapi baru satu langkah, tiba-tiba ia langsung berhenti. Kim Tan berbalik dan memutuskan untuk pergi sana. Seakan tidak ingin mengganggu Eun Sang.
Kim Tan pulang kerumah. Meringkuk sepi diatas tempat tidur. Hanya di saat sendirian inilah, Kim Tan menangis dalam diam, menumpahkan kesedihannya.
Keesokan harinya, Eun Sang dikejutkan dengan panggilan telepon dari kantor polisi Gangnam. Eun Sang tak mengerti apa yang mereka butuhkan darinya.
Beda
dengan Young Do yang merasa girang bukan kepalang menerima telpon dari
pengacara Choi, yang memberitahu telah berhasil menemukan keberadaan Eun
Sang. Young Do langsung menebak ini pasti karena Eun Sang membeli
ponsel baru.
Young Do berkata akan melihat korbannya secara langsung. Serahkan saja kasus ini pada kantor polisi terdekat, "Tujuanku hanya satu. Mencari tahu Cha Eun Sang ada dimana".
Young Do
benar-benar datang ke kantor polisi, saat ia tiba di sana Eun Sang
belum datang. Dan Young Do bukanlah orang yang sabar dalam menunggu. Ia
mulai berulah dan bertanya pada polisi dengan nada tidak sopan.
"Ahjushi...Kenapa
Cha Eun Sang belum datang?. Menurutmu dia kabur?. Itulah sebabnya aku
ingin menemui dia!", ucap Young Do dengan nada tinggi.
Polisi hanya memandang Young Do dengan wajah heran. Saat Young Do mengomel itulah, Eun Sang datang dengan tergesa-gesa. Young Do langsung terdiam terpaku melihat wajah Eun Sang.
Eun Sang ingin melontarkan protes saat Young Do jalan menghampiri dan langsung memeluknya dengan erat. Eun Sang meronta, tapi Young Do semakin mengeratkan pelukannya.
"Terima kasih. Karena tetap selamat. Karena sudah muncul. Benar-benar terima kasih", bisik Young Do penuh perasaan.
Young Do mengatar Eun Sang pulang. Mereka jalan di pinggir pantai. Selama dalam perjalanan, Eun Sang terus diam. Melihat Eun Sang diam seperti itu, Young Do pun bertanya, "Kenapa tidak kau marah padaku?. Jujurlah. Dan bicaralah padaku. Aku datang jauh-jauh. Apakah kau tidak senang melihatku?".
Eun Sang
masih diam. Young Do berkata sepertinya Eun Sang mengharapkan orang
lain, "Tapi aku tidak akan pernah berbicara tentang dia, jadi jangan
memikirkannya". Eun Sang menunduk sedih. Young Do akhirnya bertanya,
"Apakah dia sudah datang?".
Eun Sang
tak ingin membahas masalah itu. Ia berkata cuaca dingin, mengajak Young
Do pergi. Young Do menahan Eun Sang saat gadis itu hendak berbalik
pergi.
"Aku akan melepas mantelku untukmu. Tinggallah lebih lama", ucap Young Do
"Kau bilang kau tidak menyukai tempat tanpa atap karena dingin. Ayo pergi", ujar Eun Sang.
"Siapa
yang peduli jika di sini tidak ada atapnya? Selama masih ada tanah.",
ujar Young Do ngeles, "Aku sudah memastikan kau baik-baik saja. Kau
sudah putus dengan Kim Tan. Sekarang aku berjalan di pantai bersamamu
karena kau tidak ingin menunjukkan di mana kau tinggal. Tentu saja aku
senang".
Eun Sang
mengaku takut saat melihat Young Do. Bahkan Young Do bisa menemukanya
dengan mudah. Entah berapa banyak orang lagi yang mungkin saja sudah
melihatnya sekarang, "Aku benar-benar takut".
"Aku orang yang paling menakutkan yang akan datang dan menemuimu di sini", ujar Young Do.
Eun Sang membenarkan. Young Do tanya jadi apakah Eun Sang akan tinggal disini, tidak ingin kembali ke Seoul.
"Saat Kim Tan sudah melupakanku", ucap Eun Sang sedih.
"Jadi kita akan segera bertemu lagi nanti", gurau Young Do.
Eun Sang
tersenyum kecil. Young Do minta Eun Sang jangan bertindak bodoh dengan
mendaftarkan nomor ponselnya atas nama Eun Sang sendiri, maksudnya
menyuruh Eun Sang memakai nama samaran gitu.
"Kau tidak hebat dalam melarikan diri. Kau ingin melarikan diri bersamaku?. Anggap saja sebagai pengalaman belajar".
"Young
Do-ah", panggil Eun Sang dengan nada panggilan teman/akrab. Seakan
panggilan itu meminta pada Young Do untuk berhenti bercanda.
Young Do menarik napas, "Rasanya sakit sekali. Mendengarmu memanggilku seperti itu".
Eun Sang ingin minta tolong. Young Do langsung menyela mengetahui apa yang akan Eun Sang katakan.
"Jangan menyuruhku untuk tidak ke sini. Untuk bisa kemari, Aku sudah melakukan hal buruk yang bisa membuat ayahku membunuhku. Aku akan datang lagi". Young Do menepuk pundak Eun Sang pelan lalu pergi.
"Jangan menyuruhku untuk tidak ke sini. Untuk bisa kemari, Aku sudah melakukan hal buruk yang bisa membuat ayahku membunuhku. Aku akan datang lagi". Young Do menepuk pundak Eun Sang pelan lalu pergi.
Young Do
pulang ke Seoul dan langsung menemui ayahnya. Dong Wook melemparkan
print out dari webside Hotel Zeus, ia bertanya siapa itu Cha Eun Sang,
webside hotel berantakan karena surat complain yang dikirim atas nama
Cha Eun Sang.
"Seorang gadis yang kusukai. Bukan dia yang mengirim pesan itu. Aku yang melakukannya", aku Young Do.
Dong
Wook berdiri, seperti ingin marah, "Kau nantinya akan menjadi wajah dari
hotel ini. Tapi kau malah membuat dirimu cacat hanya untuk menemukan
seorang gadis?. Dan membiarkan seluruh dunia tahu?".
"Jika
aku tidak bisa menemukannya. Aku akan gila. Aku sudah siap terima
resiko. Tapi, Jangan menyuruhku untuk tidak menemuinya. Jangan
mengganggu. Ayah bisa ikut campur dalam hidupku untuk urusan lain. Tapi
jika menyangkut soal perempuan. Ayah tidak punya hak", ucap Young Do
memberanikan diri bersiap menerima hukuman terburuk dari ayahnya.
Dong
Wook terdiam sejenak, sebelum akhirnya berkata, "Itu benar (kalau ia tak
berhak mencampuri kisah cinta Young Do). Young Do kaget dan seakan tak
percaya pada pendengaranya, ia bertanya, "Apa ayah serius?".
"Kau
tidak bisa mengalahkanku secara langsung. Jadi, aku pikir kau sudah
belajar bahwa membuat sebuah kesepakatan akan lebih mudah daripada
pertarungan", ujar Dong Wook, "Aku akan makan malam dengan Esther.
Ikutlah".
Young Do
tertegun. Reaksi ayahnya ternyata jauh dari perkiraan. Ia menghela
napas lega, mungkin tadi Young Do sempat berkeringat dingin saat
mengatakan perkataan tadi. Setikdanya untuk urusan ini, Dong Wook lebih
bijaksana di bandingkan presdir Kim.
Dong Wook makan malam bersama Esther, ada Rachel dan Young Do juga ikut serta. Tampakanya ini malam special, karena Dong Wook membuka champagne untuk merayakan kemitraan antara Hotel Zeus dan Jeguk Group dalam proyek pembangunan JJ Convention Center.
"Anggota
keluarga baru bertambah, bersamaan dengan berita besar. Mari kita
bersulang", Dong Wook mengangkat gelasnya, mengajak mereka bersulang.
Tak seperti biasanya, Esther menampakkan wajah cemberut, meski begitu ia
mengangkat gelasnya. Bertepatan saat panggilan masuk ke ponsel Dong
Wook.
Dong Woo
berkata pada lawan bicaranya untuk menelpon lain kali. Wajahnya berubah
marah saat mendengar kabar tentang penyelidikan yang dilakukan kantor
kejaksaaan terkait transaksi pajak Hotel Zeus. Telpon itu dari jaksa
Kim, jaksa yang bertanggung jawab atas kasus ini.
Esther
mengawasi dengan pandangan tajam. Rachel menoleh melihat ibunya. Saking
marahnya, tanpa sadar Dong Wook meneriaki si penelpon. Ia menutup
telepon setelah berkata akan bertemu dengan jaksa yang bersangkutan
besok.
Dong Wook menaruh ponselnya ke meja dengan kesal. Young Do yang mulai khawatir bertanya pada ayahnya ada apa?. Dong Wook berusaha bersikap tenang dan menjawab bukan apa-apa. Jaksa Kim hanya ingin melakukan investigasi pajak perusahaan. Apa yang perlu di pusingkan. Ia hanya perlu menemui jaksa itu besok dan mengurusnya. Tidak ada hal yang perlu di khawatirkan.
" Ada hal lain yang lebih penting. Telepon barusan baru saja mengacaukannya", omel Dong Wook, "Aku tadinya mau bilang ini setelah kita bersulang. Aku ingin memajukan pernikahan kita. Kau paham kondisinya, kan?".
"Aku
mengerti. Tapi aku tidak ingin menikah denganmu", jawab Esther
melunturkan senyum di wajah Dong Wook, dan sukses membuat Rachel
terkejut.
Esther berkata Dong Wook terlalu cepat menuangkan champagne terlalu cepat untuk merayakan keberhasilan. Telpon tadi hanyalah sebuah isyarat. Esther mengaku sudah mendengar desas desus, tapi detailnya sebaiknya mereka bicarakan besok saja saat tidak ada anak-anak.
"Ini
pertolongan terakhir yang bisa kulakukan sebagai mantan tunanganmu.
Jadi, temuilah aku besok. Aku pergi dulu", Esther berdiri mengajak
Rachel pergi.
Young Do
terdiam, tak bisa menyembunyikan rasa cemas dan tegangnya. Dong Wook
menyuruh Young Do untuk tidak memasang wajah seperti itu, "Bahkan jika
situasi memanas itu hanya formalitas".
Tapi
Young Do mempunyai pemikiran lain, jika Esther sampai memutuskan
pertunangan dan menyerah, itu bertanda situasinya tidaklah semudah itu.
"Jangan
khawatir. Hotel Zeus?. Aku akan menyerahkannya di tanganmu tanpa cacat",
Dong Wook menepuk pundak Young Do, menenangkan putranya. Meski wajahnya
terlihat tertekan.
"Bukan itu yang aku khawatirkan", sahut Young Do. (Ia lebih mengkhawatirkan bagaimana ayahnya bisa melalui masalah ini).
Di
lobby, Rachel menuntut penjelasan ibunya, "Apakah ayah Young Do akan
ditangkap?. Apakah Hotel Zeus akan bangkrut? Apakah itu alasan kenapa
Ibu ingin membatalkan pernikahan?".
"Tidak
akan bangkrut!.Tidak ada chaebol yang akan jatuh bangkrut. Rezim memang
berubah, tetapi chaebol adalah untuk selamanya. Apakah kau tidak tahu
itu?. Ibu hanya tak mau jatuh ke dalam lumpur bersamanya. Itulah
sebabnya Ibu membatalkan pernikahan".
Rachel
lega mendengarnya. Esther tanya kenapa Rachel lega, karena ia
membatalkan pertunangan?. Rachel lega karena Young Do tidak akan
bangkrut.
"Apa kau sudah mulai menyukai Young Do sekarang?", tanya Esther penuh selidik.
Next episode ^^
0 Comments
Silahkan berkomentar dengan baik, kalau ada kritik dan saran.
Download Eror, Link mati, Request download.
Jangan jadi silent reader ya..! Gomawo^^