Eun Sang menemukan keberanian dan memakai seragam Jeguknya, lalu pergi ke sekolah. Yey...
Disekolah,
Kim Tan duduk sendiri di bangku taman. Dikupingnya terpasang earphone,
seperti orang yang mendengarkan musik. Tapi pastinya tidak seperti itu,
karena ia hanya duduk melamun dengan pandangan kosong.
Seseorang
menghampiri Kim Tan dan duduk disampingnya. Kim Tan menoleh dan terpaku
ketika melihat orang yang duduk di sampingnya adalah Eun Sang. Ia hanya
diam tanpa melepaskan pandangannya dari Eun Sang, seakan tak
mempercayai penglihatannya sendiri. Hingga Eun Sang tersenyum dan
memecah keheningan.
Tanpa
mengalihkan pandangannya, Kim Tan melepas earphone. Eun Sang bertanya
apa Kim Tan sudah belajar, "Aku tidak bisa belajar. Aku sangat
khawatir".
"Apakah ini benar-benar..kau?", tanya Kim Tan tidak percaya.
"Aku
ingin bertanya padamu saat terkahir kali kita bertemu. Kenapa dengan
wajahmu?. Apa yang terjadi padamu, bodoh?', tanya Eun Sang khawatir.
"Kau meninggalkanku", jawab Kim Tan sedih.
Eun Sang tersenyum dan berkata, "Sekarang aku sudah kembali. Aku tidak akan lari lagi. Pertama, aku akan mengikuti ujian akhir (semester). Setelah itu, aku akan mencari alasan lain. Dan aku akan tinggal di sini. Di sisimu".
Kim Tan
menarik Eun Sang dalam pelukannya. Memeluknya erat. Eun Sang tersenyum
membalas pelukan Kim Tan. Tampak kelegaan di wajah keduanya. Seakan
beban yang selama ini menghimpit telah lepas dari hati mereka. Dan ini
kenyataan, bukan mimpi. :p
Young Do terkejut mendengar anak-anak yang membicarakan tentang kabar Eun Sang kembali ke sekolah. Tepat saat itu, Eun Sang muncul didepannya. Eun Sang jalan menghampiri Young Do dan menyapa. Tapi Young Do yang terlihat marah berlalu begitu saja meninggalkan Eun Sang.
Mungkin Young Do bersikap seperti itu, karena dia mengetahuid apa alasan Eun Sang kembali ke sekolah.
Bo Na
dan Chan Young berdiri terkejut melihat kemunculan Eun Sang di ruang
penyiaran. Eun Sang berkelekar, "Kalian hanya berdua di sini karena aku
tidak ada. Apakah aku datang di saat yang tidak tepat?. Apakah kalian
ingin berciuman?".
"Hey, kau", seru Chan Young
"Hei, kau gila", protes Bo Na, "Klub jurnalistik berantakan karena kau! Apa yang akan kau lakukan?. Ke sini kau!".
Bo Na
memeluk Eun Sang erat-erat, cukup lama. (Bo Na cute...). Eun Sang
tersenyum geli dan membalas pelukan Bo Na. Chan Young tanya apa yang
terjadi, pergi kemana saja Eun Sang selama ini. Eun Sang bahkan
mengganti nomor ponselnya.
"Kau pasti merindukanku", ujar Eun Sang.
Bo Na
melepas pelukannya, "Rindu apanya! Kami harus memilih direktur program
baru tanpamu. Kau pikir anak-anak di sini tidak ingin bergabung dengan
klub jurnalistik?. Jadi jangan pergi ke mana pun lagi. Mengerti?".
Eun Sang minta maaf karena tidak memberi kabar. Eun Sang juga menyampaikan alasan-nya tidak bisa menelpon ayah Chan Young, dikarenakan sibuk. Chan Young lalu tanya, apa Eun Sang sekarang baik-baik saja, "Apakah kau sudah mengurus semuanya?".
"Tidak
terlalu baik, dan masih banyak hal yang harus aku urus. Tapi sekarang,
aku sudah kembali. Aku juga sangat merindukan kalian", jabar Eun Sang.
Apapun
yang terjadi, Chan Young minta Eun Sang memberitahunya jika terjadi
sesuatu. Chan Young mengeluarkan ponselnya, minta Eun Sang memberikan
nomor ponselnya yang baru. Buru-buru Bo Na menghalangi.
"Tidak, berikan padaku lebih dulu. Aku akan mennyimpannya dan memberitahu Chan Young.". Bo Na menyodorkan ponselnya. Eun Sang menurut memberikan nomor ponselnya yang baru.
Setelah selesai, ia mengembalikan ponsel Bo Na. Saat Bo Na sibuk mengotak-atik ponselnya, Chan Young berusaha mengintip. Dengan gaya cute-nya, Bo Na minta Chan Young bersikap baik padanya, kalau tidak ia tidak akan memberitahukan nomor ponsel Eun Sang.
Chan Young pun menurut, "Baik, bu!". Eun Sang tertawa geli melihat pasangan cute itu...
Hyun Joo
membagikan kertas ujian. Disaat siswa lain sibuk mengisi kertas
jawaban, Kim Tan hanya diam memandangi lembar ujian di depannya. Ujian
kali ini, Myung Soo duduk di depan Kim Tan.
Myung Soo sibuk melingungi kertas ujiannya, takut di contek Kim Tan...hahahaha...dulu juga siapa yang suka nyontek...
Seperti
biasa, Rachel serius mengerjakan soal ujian. Sesaat, ia melirik Kim Tan.
Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya Kim Tan mengerjakan soal
dengan serius... (Go..go urri tanny).
Young Do seperti tidak mempunyai niat mengerjakan ujian. Seperti ujian sebelumnya, ia hanya memandangi Eun Sang dari belakang, yang tampak begitu serius mengerjakan soal. Akhirnya Young Do meraih pulpen, mulai mengisi lembar jawaban. Kali ini serius, tidak asal jawab seperti ujian sebelumnya.
Selesai ujian. Kim Tan dan Young Do jalan berpapasan di koridor sekolah. Keduanya hanya melewati dengan dingin. Seperti tidak saling mengenal.
Young Do menemui Eun Sang yang sedang belajar di ruang penyiaran. Eun Sang terkejut. Young Do bertanya Eun Sang mau jalan keluar sendiri atau harus ia seret. Eun Sang tentu saja bingung, "Apa terjadi sesuatu?".
"Sekarang
aku jadi mengerti perasaan lintah darat. Harusnya hutang itu dibayar
sebelum ditagih. Apa aku harus menagihnya dengan pemaksaan?. Ayo, pergi
makan mie",
Seperti permintaan Young Do, Eun Sang menemaninya makan mie. Young Do melahap mie dengan lahap, Eun Sang hanya diam melihat Young Do makan.
"Apa kau tidak makan?", tanya Young Do tanpa memandang wajah Eun Sang, tapi sadar tengah di perhatikan.
"Oh, ya. Makan".
Sembari
mengaduk-aduk mienya, Young Do bertanya alasan Eun Sang datang
kesekolah. Eun Sang menjawab karena ia ingin mengikuti ujian akhir
semester. Young Do bertanya apa alasan lain-nya.
"Aku ingin kembali", jawab Eun Sang.
"Apa kau harus memilih jalan ini?", tanya Young Do kecewa.
"Aku ingin mencobanya", jawab Eun Sang memberanikan diri.
Young Do meletakan sumpitnya, berhenti makan dan berkata, "Jangan sampai terluka saat kau bertarung dengan Presdir Kim. Kau bisa saja jatuh hancur jika serangannya terlalu keras. Maka aku bisa bilang, 'Baguslah !' 'Sudah kutebak ini akan terjadi.'", Young Do berusaha bercanda.
Eun Sang
tersenyum mengerti. Young Do mengucapkan terima kasih atas traktiran
mienya. Dengan nada berat, ia mengatakan, "Selamat tinggal. Aku tidak
akan menemuimu lagi. Sekarang aku sudah membuangmu".
"Kau dan aku, tidak bisakah kita berteman?", tanya Eun Sang.
"Sudah kubilang, aku tidak bisa menganggap kau sebagai teman. Dari awal aku menganggapmu seorang wanita. Sekarangpun masih begitu. Dan dimasa depan....Kau adalah cinta petamaku. Kita tidak perlu menyapa saat berpapasan. Tidak perlu saling berhubungan. Bahkan jika waktu sudah berlalu, jangan lihat ke belakang dan membicarakannya layaknya bernostalgia tentang masa lalu. Ini kau yang traktir. Terima kasih".
Young Do beranjak pergi dengan perasaan patah hati. Langkahnya terasa berat mengucapkan selamat tinggal. Eun Sang menyusul keluar, memandangi punggung Young Do yang menjauh.
Sebelum tidur, Bo Na menyempatkan diri melalukan perengangan tubuh. Sembari mengirim sms pada Eun Sang. Dengan nada kesal, Bo Na bertanya kenapa Eun Sang belum datang kerumahnya, dilengkapi emotion marah. (Bo Na mengajak Eun Sang menginap dirumahnya).
Ponsel Bo Na berdenting, menerima pesan masuk.
"Aku tidak bisa datang malam ini. Aku akan menginap di tempat lain malam ini. Sampai jumpa besok", balas Eun Sang.
"Heol", seru Bo Na kesal.
Dimana Eun Sang sekarang ini?. Berdua bersama Kim Tan di studio Myung Soo. (cie..cie... ^-^) Eun Sang sedikit canggung, karena Kim Tan terus memandanginya sejak tadi dengan mengulum senyum. (OMG...tatapan Kim Tan itu, bikin meleleh..).
"Kau bertemu dengan siapa?", tanya Kim Tan
"Seorang teman yang tidak mau jadi temanku", jawab Eun Sang.
Kim Tan
tahu siapa yang dimaksud Eun Sang, ia bertanya apa Eun Sang memberitahu
Bo Na kalau mereka bersama saat ini. Eun Sang menjawab kurang lebih
begitu.
"Kau sangat penurut hari ini", ujar Kim Tan
"Aku takut kau akan pergi", kata Eun Sang (Wah... itu perkataan yang pernah Eun Sang ucapkan saat di Amerika).
Kim Tan
memandang Eun Sang lebih dalam. Eun Sang berkata tak punya tempat lain
untuk menginap. Itulah alasannya sekarang, "Kau juga, berikan alasan.
Alasan untuk bersama denganku".
"Aku menyukaimu", kata Kim Tan, Eun Sang sedikit kecewa, "Itu... alasanmu?".
"Aku merindukanmu", tambah Kim Tan.
"Alasan lainnya?".
Kim Tan terdiam sesaat, menarik napas dalam. Mengalihkan pandangannya dari Eun Sang, lalu berkata,
"Rasanya aku seperti mau mati. Mulai sekarang aku tidak bisa tersenyum. Tidak ingin menjalani hidup dengan baik. Aku akan menjadi orang yang paling tidak bahagia di dunia ini. Aku tidak akan jatuh cinta lagi pada seseorang. Aku akan mengejek orang-orang yang berbicara tentang 'seseorang'. Aku mengatakan ini pada diriku sendiri".
Mata Eun Sang berkaca-kaca mendengar curahan hati Kim Tan. Kim Tan menopangkan tangan, memandang Eun Sang.
"Jadi..jangan pernah meninggalkan aku lagi, Cha Eun Sang. Mengerti?".
Eun Sang
tersenyum dan mengangguk. Ia meraih tangan Kim Tan dan menggenggamnya
erat. Kedua tangan itu kembali bertautan. Saling memandang satu sama
lain dengan senyum bahagia menghiasi wajah mereka. Akhirnya, Eun Sang
mengembalikan senyum Kim Tan. ^-^
Keesokan
harinya, Kim Tan dan Eun Sang pergi sekolah dengan bergandengan tangan.
Sembari meminum susu kedelai sebagai sarapan mereka. Kim Tan tak habis
pikir, bagaimana Eun Sang bisa belajar sepanjang malam. Eun Sang berkata
akan terasa aneh jika mereka melakukan hal lain disaat ujian akhir.
"Coba pikirkan hal lain. Mari kita lihat bagaimana hasil ujianmu nanti", tantang Kim Tan.
"Kau pikir aku takkan melihat nilaimu?", balas Eun Sang
"Kau jangan terkejut nanti", kata Kim Tan, Eun Sang mengangkat bahu, seolah berkata "lihat aja nanti".
Eun Sang
merasa tidak enak karena menginap di studio Myung Soo tanpa membayar.
Sementara Kim Tan berpikiran berbeda, hal yang membuat ia merasa kesal
sekarang ini adalah karena ia masih dibawah umur (belum dewasa).
Eun Sang binggung, apa maksudnya. Kim Tan berkata itu bisa berarti banyak hal. Eun Sang tak mengerti apa jeleknya belum dewasa.
"Karena
cinta anak yang belum dewasa terkesan cuma main-main", jelas Kim Tan.
Eun Sang berkata tidak ada pilihan bertumbuh terus menjadi dewasa.
"Tidak mau dengar alasan lain?", tanya Kim Tan seakan menggoda.
"Tidak", jawab Eun Sang cepat dengan nada rada kesal. Lalu tersenyum, menyuruh Kim Tan mengangkat telponnya yang berdering.
Ny. Han
bertanya tidur dimana Kim Tan semalam, "Ibu sangat mencemaskanmu".
Sembari menelpon, Ny. Han tengah mengamasi barang-barangnya (Ny. Han mau
kemana???).
Kim Tan
mengaku tidur di studio Myung Soo, ia heran ibunya sudah bangun sepagi
ini. Dengan wajah sedih Ny. Han bertanya jam berapa Kim Tan pulang
kerumah, "Ibu mungkin tidak ada dirumah...".
"Tidak apa-apa", ucap Ny. Han kemudian, "Baiklah. Berjuanglah untuk ujianmu. Dah", Ny. Han menutup telepon.
Wajah Ny. Han sedih saat mengelus fotonya bersama Kim Tan kecil, lalu ia memasukan kembali foto itu ke dalam koper. Ny. Han menghela napas, menguatkan hatinya. Lalu menemui presdir Kim di ruang kerja.
"Sebaiknya Kkita berpisah saja. Kita berpisah saja, Oppa", pinta Ny. Han
Presdir Kim menganggap Ny. Han sedang bercanda, mengira Ny. Han mabuk karena minum alkohol pagi-pagi begini.
"Sebagai
balasan karena telah menyakiti hati istrimu, masa mudaku tidaklah hebat
juga. Sekarang, aku ingin melihat langit yang sebenarnya. Jadi, ayo
akhiri saja".
Ny. Han
berkata saat ia memikirkan masa depan Tan, ia ingin putranya tetap
tinggal disini menjadi bagian dari Jeguk. Tapi jika Tan tidak
menginginkannya (menjadi bagian jeguk). Ny. Han akan mendukung keputusan
Kim Tan.
Presdir Kim marah, "Kata siapa?. Siapa yang memberimu hak?".
Ny. Han
sadar tidak mempunyai hak, karena itu ia mengajak putus. Mereka tidak
perlu menulis sesuatu diatas kerta (surat cerai), dan ia juga tidak
mempunyai tabungan tersembunyi. Semuanya selesai, saat ia melangkah kaki
keluar dari rumah ini.
"Selamat
tinggal presdir. Meskipun kita tidak mempunyai awal yang bersih. Aku
mencintaimu", ucap Ny. Han tulus mencoba menahan tangisnya.
Presdir Kim terkejut dengan keputusan Ny. Han. Lidahnya seakan kelu, tidak bisa berkata apa-apa.
Presdir
Kim mengantar Ny. Han sampai di pintu. Disana juga ada Spy Jung berdiri
di tengah mereka. Untuk terakhir kalinya, pandangan Ny. Han mengitari
sekeliling rumah dengan sedih. Ia baru menyadari tidak mempunyai foto
bersama dengan presdir Kim.
Presdir
Kim memalingkan wajahnya dengan angkuh. Ny. Han berkata akan memberitahu
Kim Tan mengenai kepergiannya, ia yakin putranya itu akan mengerti.
"Mengerti
apa?. Aku saja tidak mengerti", ucap presdir Kim (Ya, iyalah. Pola
pikirnya menilai sesuatu hanya berdasarkan uang, untung rugi dan
kekayaan. Tak akan mengerti bagaiman rasanya sakit hati).
Presdir
Kim menyuruh Spy Jung mengantar Ny. Han ke bandara. Ny. Han tentu saja
kaget, "Bandara?. Kenapa aku harus ke bandara?. Aku cuma ingin pergi
dari rumah ini!".
Presdir
Kim berkata, Ny. Han bisa datang kembali kerumah ini, kapanpun Ny. Han
mau. Tapi ceritanya akan berbeda jika Ny. Han ingin pergi.
"Pergilah ke Amerika. Tinggallah di sana dan lihatlah langit Amerika sampai kau merasa lebih baik. Pergilah berbelanja sebanyak yang kau inginkan".
Ny. Han
protes, "Aku bahkan tidak bisa bahasa inggris, untuk apa pergi ke
Amerika?. Aku bahkan tidak bisa putus denganmu saat aku
menginginkannya?".
Presdir
Kim menyuruh Ny. Han jangan menghubungi Kim Tan. Anak itu bahkan tidak
bisa mengurus dirinya sendiri. Jangan membuat mengkacaukan Tan, dan
pergilah ke bandara dengan tenang.
"Aku
memberitahumu agar setidaknya kau bisa menjadi Ibu yang baik. Ass. Jung
kawal dia", presdir Kim berbalik menuju ruang kerja.
Ia bahkan tak peduli saat Ny. Han memanggil-manggil namanya, mengajukan keberatan atas keputusan sepihak presdir Kim.
Ia bahkan tak peduli saat Ny. Han memanggil-manggil namanya, mengajukan keberatan atas keputusan sepihak presdir Kim.
Sopir
memasukan koper-koper di dalam bagasi. Ny. Han berdiri gelisah. Suatu
keberuntungan, disaat perhatian Spy Jung teralih kerena sibuk menelpon.
Secara kebetulan sebuah taksi melintas di depah rumah. Tanpa pikir panjang, Ny. Han langsung lari menyetop taksi itu dan masuk ke dalam.
Secara kebetulan sebuah taksi melintas di depah rumah. Tanpa pikir panjang, Ny. Han langsung lari menyetop taksi itu dan masuk ke dalam.
Ny. Han berdiri di depan sekolah Jeguk dengan gelisah, sembari sibuk menghubungi ponsel Kim Tan. Sebuah mobil berhenti di belakangnya. Ny. Han tidak berani menoleh, takut jika itu adalah Spy Jung.
"Kau Young Do, kan?", tanya Ny. Han.
"Ya", jawab Young Do merasa tidak enak, "Sedang apa anda disini?. Maafkan aku soal waktu itu....".
"Young
Do-ah", potong Ny. Han cepat, "Apa kau melihat Tan?. Ahjuma sedang
terdesak sekarang. Bisakah kau mencari Tan?. Ini penting. Dia tidak
menjawab ponselnya".
"Anda mau pergi ke suatu tempat??", tanya Young Do terkejut.
Ny. Han
berkata ia tidak mempunyai banyak waktu, ia tidak bisa masuk ke dalam
sekolah karena ada Ny. Ji Song, "Bisa tolong carikan, Tan?".
Young Do berpikir cepat, ia membuka pintu mobilnya dan minta Ny. Han menunggu di dalam mobil. Tetaplah didalam mobil apapun yang terjadi.
Young Do
segera berlari masuk ke dalam sekolah, mencari Kim Tan. Kejadian 3
tahun lalu terulang kembali. Dulu, Kim Tan yang berlari mencari Young
Do. Tapi Young Do tidak mau mengikuti Kim Tan, sekarang apakah Kim Tan
juga melakukan hal yang sama seperti Young Do dulu?.
Young Do akhirnya bertemu Kim Tan, "Tan. Sekarang Ibumu ada di depan sekolah. Pergilah!. Cepatlah pergi!".
Kim Tan
tertegun sejenak, akhirnya ia tahu apa maksud Young Do. Kim Tan
bergegas, berlari menuju gerbang sekolah. Young Do ikut berlari
mengikuti di belakang.
Begitu
tiba di halaman sekolah, Ny. Han memanggil Kim Tan dari dalam mobil.
Young Do membuka pintu mobil, Kim Tan mengucapkan terima kasih pada
Young Do. Lalu mereka pun pergi.
Sedetik
kemudian, Spy Jung datang ke sekolah. Tapi mereka tidak menemukan
siapa-siapa. Young Do bersikap biasa, seakan tidak ada yang terjadi.
Kejadian
ini membuat ingatan Young Do kembali ke 3 tahun yang lalu. Ia
membayangkan ibunya berdiri didepan sekolah, sama seperti yang dilakukan
Ny. Han tadi. Dalam bayangan Young Do, ia melihat ibunya dengan cemas
bertanya pada setiap anak yang lewat, apakah mereka melihat Young Do.
Tapi tidak ada satupun yang membantu dan bersikap tidak peduli.
"Tidak baik", jawab Young Do dibawah tulisan ibunya.
Kim Tan
dan ibunya berada di parkiran bawah tanah. Ia sedang menelpon sopir
untuk segera datang. Usai menenutup telpon, Ny. Han bertanya apa ada
yang mau datang. Kim Tan menjawab mobilku (mobil pemberian Kim Won).
Ia lalu
tanya apa Ny. Han benar-benar berpisah dengan ayahnya. Ny. Han
membenarkan, tapi ia menekankan tidak ada yang berubah pada Kim Tan. Tan
tetap anaknya dan anak presdir Kim.
"Benarkah
begitu? Kalau begitu, kenapa ibu melarikan diri?. Kenapa para
boduguard tadi mengejar ibu?", Kim Tan menuntut penjelasan.
"Ayahmu
mencoba menghentikan Ibu. Tapi sekarang, Ibu tidak mencintai Ayahmu
lagi. Begitu juga dengan Ayahmu. Karena itu kami berpisah".
Kim Tan
tidak percaya, dan minta ibunya berhenti berbohong. Apa semua wanita di
kejar bodyguard saat mereka berpisah, "Ibu melarikan diri tanpa membawa
koper. Apa semua laki-laki mengejar pacar mereka dengan bodyguard?. Apa
yang sudah ayah lakukan pada ibu?".
"Bukan begitu", Ny. Han berusaha meyakinkan Kim Tan.
Mobil Kim Tan datang, ia segera menuntun ibunya masuk ke dalam mobil. Kim Tan minta ibunya tinggal dulu disuatu tempat, dan hubungi ia, begitu Ny. Han sampai disana. Tapi Ny. Han tampak bingung, enggan masuk ke dalam mobil.
Melihat
wajah ibunya yang binggung seperti itu, Kim Tan pun bisa menebak ibunya
pergi meninggalkan rumah tanpa mempunyai tempat tujuan. Dengan wajah
memelas, Ny. Han berkata tidak menyangka akan menjadi seperti ini.
Kim Tan
menghela napas dan menyarankan ibunya untuk sementar ini pergi ke hotel
Young Do. Ia akan menghubungi ibunya nanti lalu pergi. Ny. Han bertanya
kau mau kemana. Tapi Kim Tan terus pergi tanpa menjawab pertanyaan
ibunya.
Kim Tan
menemui ayahnya, ia mengaku sudah bertemu dengan Ny. Han, "Aku sudah
pernah bilang. Ibu itu wanitanya Ayah. Ayah seharusnya bertanggung jawab
padanya!. Tapi, Ayah malah mencampakknya".
"Mencampakan siapa?. Aku hanya menyuruhnya untuk mencari udara segar. Apa yang salah dengan itu?", ucap presdir Kim berkelit.
"Itu namanya mencampakkan, ayah. Aku akan bertanggung jawab atas ibu mulai sekarang".
Presdir Kim berkata tidak akan tahan lagi dengan semua rengekan Kim Tan. Ia meremehkan dengan cara apa Kim Tan bertanggung jawab atas Ny. Han.
"Dengan
cara meninggalkan ayah. Aku akan meninggalkan rumah ini. Mulai sekarang,
aku akan hidup sebagai bagian dari keluarga Ibu. Aku tidak membutuhkan
ijin Ayah. Semua hal yang membuatku bahagia, adalah hal - hal yang tak
pernah Ayah ijinkan. Meskipun begitu, terima kasih sudah memberiku
kehidupan, ayah".
Kim Tan membungkuk hormat, memandang presdir Kim sedih. Presdir Kim terdiam. Semua orang kini pergi meninggalkannya.
Di hari
lain, Ny. Ji Sook menemani presdir Kim dirumah sakit. Ia berkata presdir
Kim sudah berpura-pura sakit. Tapi baik Kim Tan, Kim Won dan wanita
yang telah hidup selama 10 tahun dengan presdir Kim. Tidak dari satupun
dari mereka yang datang menjenguk, "Hanya aku yang kau miliki
sekarang".
"Sepertinya begitu", sahut presdir Kim. Ny. Ji Sook bertanya selanjutnya, apa yang akan presdir Kim lakukan.
"Apa
lagi?. Jika hari ini mereka tidak datang, aku akan membuat mereka datang
besok. Jika mereka tidak datang besok, aku akan membuat mereka datang
keesokan harinya.Kau uruslah ulang tahunnya Tan. Siapan seperti ulang
tahun Won".
Ny. Ji
Sook keberatan seluruh dunia tahu kalau Tan adalah anak tidak sah dan
presdir Kim ingin melakukan hal yang sama untuk Tan. Presdir Kim
berkata, ia harus melakukannya karena seluruh dunia suda tahu, Tan
adalah anak tidak sah. Presdir Kim memerintahkan agar pesta ulang tahun
itu di buat pesta yang besar dan meriah.
Jelas sekali wajah tidak ikhlas tersirat di wajah Ny. Ji Sook, meski begitu mau tak mau ia harus mematuhi perintah presdir Kim.
Kabar ulang tahun Tan, sudah sampai di telinga Kim Won. Untuk itu ia memanggil Tan keruangannya, bahkan menyuruhnya Tan duduk. Hm..kemajuan yang sangat pesat, biasanya Kim Won selalu tidak suka jika Kim Tan menampakan diri di perusahaan.
Kim Won
bertanya apa Tan sudah mendengar tentang ayah mereka yang masuk rumah
sakit. Tan tentu saja tidak tahu dan kaget saat diberitahu, "Ayah
dirawat dirumah sakit?. Kenapa?".
"Sudahlah
jika kau tak tahu. Kau tidak harus pergi, jadi tak usah pergi. Dan
jangan minta aku pergi bersamamu. Ini juga bagian dari kesepakatan",
ujar Kim Won
(Mulai sekarang, Kim Tan harus menurut pada apa yang dikatakan Kim Won. Itu kesepakatan yang mereka buat).
Kim Tan
ingin tahu, apakah ayahnya masuk ke rumah sakit karena kesalahannya. Kim
Won menegaskan itu bukan kesalahan Kim Tan. Kim Won juga mendengar
tentang Ny. Han yang pergi dari rumah. Kim Tan mengiyakan.
"Katakan
pada ibumu, dia bisa tinggal di villa di Cheongdamdong", tawar Kim Won,
"Ibumu membuat pilihan itu sebagian karena aku".
Kim Tan tersentuh dan memandang Kim Won, "Hyung. Aku menyukaimu. Sebelum ibuku bisa masuk ke rumah itu, satu-satunya orang yang bisa aku andalkan diantara ayah dan ibu Jung adalah Hyung. Maafkan aku karena aku mengandalkanmu tanpa bertanya lebih dulu. Aku minta maaf untuk apa yang sudah aku katakan padamu".
(Ny. Han tinggal bersama presdir Kim selama 10 tahun. Sementara umur Kim Tan 18 tahun. Itu berarti selama 8 tahun, Kim Tan tinggal dirumah itu lebih dulu, bersama presdir Kim, Kim Won dan Ny. Ji Sook).
Kim Won
merasa canggung, "Jangan minta maaf. Rasanya tidak nyaman". Kim Won
menganti topik pembiaraan. Ia bertanya apa yang akan Kim Tan lakukan
dengan pesta ulang tahun yang telah di siapkan oleh ayah mereka. Semua
orang dikantor tengah membiarakan pesta itu.
Kim Tan tak mengerti, "Apa maksudnya?".
"Sepertinya
Ayah sedang mencoba menjinakkanmu. Ayah menyuruh kantor sekretaris
menelpon semua wartawan dan pejabat tingkat tinggi", jelas Kim Won.
Kim Tan
tak habis pikir, ayahnya belum juga menyerah. Kim Won memberitahu,
acaranya diadakan malam ini di Hotel Zeus, "Kau harus memilih. Jika kau
tidak pergi, Ayah akan menjadi lelucon. Jika kau pergi...".
Kim Won tak berkomentar, yang berarti ia setuju dengan keputusan Kim Tan. Ia menyuruh Kim Tan pergi, karena ia sibuk. Kim Won kembali ke mejanya, dan Kim Tan jalan menuju pintu.
Kim Tan
tentu saja terkejut, menerima ucapan selamat ulang tahun dari kakaknya
yang dingin itu. Ia berbalik menatap Kim Won. Wajah Kim Won terlihat
datar, tidak lagi dingin. Kim Tan tersenyum.
Apakah ini tanda, Kim Won telah menerima adiknya???....
Kabar pesta ulang tahun Kim Tan cepat menyebar, begitu pula di sekolah. Dan saat ini Hyo Shin tengah memegang kartu undangan pesta ulang tahun Kim Tan. Ye Sol terburu-buru masuk keruangan penyiaran
"Lee Bo Na!. Aku baru saja dengar...".
"Ulang tahunnya Tan", sambar Bo Na cepat. Ye Sol heran Bo Na sudah mendengarnya.
Bo Na menujukan ponselnya dan berkata baru saja mendapat telepon dari sekertaris Jeguk. Chan Young yang juga sedang memegang kartu undangan bertanya apa Hyo Shin akan datang.
"Apa
lagi yang bisa kulakukan saat ujian masuk kuliahku sudah selesai?. Aku
akan menjadi perusak pesta", ucap Hyo Shin dengan gaya khasnya.
"Hei,
benar-benar!. Kau tidak boleh melakukannya. Kau tahu aku benci itu!. Kau
mau mencium Yoo Rachel lagi?", tanya Bo Na tidak suka.
Ye Sol pun bertanya apa Hyo Shin berkencan dengan Rachel. Hyo Shin pun langsung kikuk di buatnya.
"Aku
menentangnya. Aku menentangnya. Aku tak bisa membiarkan Yoo Rachel
merebut orangku lagi!', ujar Bo Na sewot. (Apa ini karena Kim Tan putus
dari Bo Na dan bertunangan dengan Rachel?).
"Kau terdengar seperti punya pengalaman yang pahit". komentar Chan Young.
Sadar
bicara keceplosan, Bo Na pun pura-pura sibuk mengotak-atik ponselnya.
Bertanya apakah Cha Eun Sang akan datang. Haruskah ia menelponnya.
"Jangan berani-berani pergi ke pesta Tan. Aku akan mematahkan kakimu", ancam Chan Young.
"Apa dia benar Yoon Chan Young?", tanya Hyo Shin.
2 pria datang menjemput Eun Sang. Mereka berkata mendapat perintah untuk mengantar Eun Sang. Eun Sang heran, oleh siapa.
Siapa?.
dan kemana?. Ke tempat pangeran tampan berada. Kim Tan sedikit gelisah
menunggu Eun Sang keluar ruang ganti. Tak lama pintu terbuka, Kim Tan
berbalik dan terpesona melihat Eun Sang yang tampak cantik dengan gaun
merahnya.
Mulanya
Eun Sang agak canggung, lalu ia tersenyum dan sedkit berlenggok. Kim Tan
tersenyum dan menghampiri Eun Sang, "Kau cantik sekali".
"Bagus kalau kau tahu", jawab Eun Sang.
Kim Tan berkata, ini sebagai ganti atas ongkos taksi yang pernah di bayarkan Eun Sang (saat Kim Tan diusir keluar rumah).
"Aku masih belum bisa membayar 5 menit yang kubeli darimu", ucap Kim Tan.
"Bayarlah hari ini. Hari ini, kita harus benar-benar berani. Kau bisa melakukannya?".
Eun Sang mengangguk. Kim Tan mengulurkan tangan, "Ayo pergi". Eun Sang menyambut uluran tangan Kim Tan.
Mereka lalu tiba di Hotel Zeus. Banyak wartawan yang sudah menanti. Kim Tan keluar dari mobil lebih dulu, yang langsung di sambut kilatan lampu kamera. Para wartawan meminta pernyataan Kim Tan. Tapi, Kim Tan tidak memperdulikan mereka.
Eun Sang
keluar dari mobil, berdiri berhadapan dengan Kim Tan diatas red carpet.
Kilatan kamera terus mengarah pada mereka. Eun Sang terlihat takut,
sadar kalau malam ini kemunculannya bersama Kim Tan akan menjadi topik
hangat di seluruh negeri.
"Takut?", tanya Kim Tan mengerti apa yang Eun Sang rasakan.
"Sedikit", jawab Eun Sang.
"Ini mungkin akan sulit. Meskipun begitu, mari kita hadapi".
Eun Sang tersenyum, tanda mengiyakan. Keduanya bertatapan, saling menguatkan, saling memberi dukungan.
END
Komentar :
Lega
melihat Eun Sang kembali ke sisi Kim Tan. Eun Sang serasa menjadi
cinderlela malam ini, ada pangeran tampan disisinya yang akan
melindunginya. Ini merupakan langkah berani yang harus mereka lakukan.
Kim Won
mempunyai andil besar kembalinya Kim Tan dan Eun Sang. Gunung es itu
telah mencair, Kim Won kini telah membuka hati untuk adiknya yang selama
ini ia acuhkan.
Young
Do, Bad Boy satu ini memiliki hati yang baik. Jika bukan karena Young
Do, mungkin Kim Tan tidak bisa bertemu lagi dengan Ny. Han. Young Do
tahu betul bagaimana rasanya kehilangan seorang ibu, dan ia tak ingin
hal itu terjadi pada Kim Tan. Meski hubungan mereka masih sulit
dikatakan "Kembali bersahabat".
Next episode ^^
0 Comments
Silahkan berkomentar dengan baik, kalau ada kritik dan saran.
Download Eror, Link mati, Request download.
Jangan jadi silent reader ya..! Gomawo^^