Keesokan
harinya. BILT Hotel, tempat Rachel menginap. Ponsel Rachel menerima
pesan masuk. Ia yang sedang sarapan segera berdiri mengambil ponsel
dimeja. Pesan itu dari Chan Young, "Aku sudah terima alamatnya. Terima kasih telah menghubungi ku". Rachel berguman sinis, "Jika kamu berterima kasih, cepat bawa dia pergi".
Kim Tan
dan Eun Sang sampai di rumah. Kim Tan mereka lelah, mengajak Eun Sang
masuk ke dalam. Eun Sang minta ijin apa boleh ia meminjam ponsel Kim Tan
sebentar, mungkin saja teman-nya meninggalkan pesan. Kim Tan berkata
walau teman Eun Sang meninggalkan pesan, setidaknya mereka harus bertemu
disuatu tempat, "Apakah kau akan menunggunya di jalan?".
"Chae
Eun Sang", terdengar seruan panggilan begitu mereka keluar dari mobil.
Eun Sang menoleh dan melihat Chan Young berdiri di depan-nya. "Chan
Young-ah", seru Eun Sang terkejut.
"Yoon
Chan Young", Eun Sang menghambur mendekati teman-nya itu, memberondong
banyak pertanyaan, "Apa yang terjadi?. Bagaimana kau bisa berada di
sini?. Kau ada di Amerika?".
Chan
Young balik tanya dengan wajah khawatir, "Bagaimana dengan mu?. Apa yang
terjadi?. Kenapa kau tidak meneleponku?. Kau tidak membaca pesanku?.
Aku mengkhawatirkanmu!".
Eun Sang
meminta maaf, akan menjelaskannya nanti pada Chan Young. "Syukurlah.
Aku lega sekali. Aku tidak bisa percaya ini, Chan Young!", ucap Eun Sang
riang.
Kim Tan
yang mendengarnya mendesis kesal, dan melemparkan jas-nya ke mobil
dengan marah. Eun Sang menoleh ingin menjelaskan. Sambil melangkah masuk
ke dalam rumah, Kim Tan berkata, "Panas! Kau bisa memberitahuku di
dalam".
Chan
Young tanya siapa dia, tempat apa ini dan kenapa Eun Sang pakai kaos
pasangan. Eun Sang mengajak Chan Young masuk dan mengucapkan selamat
tinggal pada pemilik rumah. Eun Sang melangkah masuk, Chan Young
mengikuti di belakang.
Di dalam
rumah Eun Sang melihat Kim Tan yang baru keluar dari dapur dengan
membawa sekaleng softdrink. Eun Sang mengucapkan terima kasih atas
semuanya, "Aku akan pergi ke tempat temanku sekarang".
Kim Tan
tanya kenapa. Eun Sang sedikit kaget. Kim Tan minta Eun Sang untuk tetap
tinggal di rumahnya, Eun Sang hanya perlu meminjam uang pada teman-nya
itu. "Kenapa kau harus pergi?". Eun Sang bilang, ia tidak punya alasan
untuk tinggal disini.
"Lalu
bagaimana dengan alasan ini? Karena teman aku, kau berurusan dengan
polisi karena teman-ku, bahkan kau dicurigai dan paspor kamu ditahan.
Dan kau tidak bisa memesan tiket pesawat atau hotel karena kau tidak
memiliki paspor", Kim Tan mencari alasan agar Eun Sang tidak pergi dari
rumah-nya.
"Benarkah?", tanya Eun Sang.
"Tinggal di tempatku adalah kompensasi yang layak kau dapatkan. Jadi kau tidak perlu pergi", cegah Kim Tan lagi.
Eun Sang
bengong. Chan Young datang dan tanya apa ada masalah. Kim Tan menantang
dengan tatapan tajam, "Bagaimana jika memang ada?". Eun Sang menengahi
dan berkata tidak ada masalah.
Eun Sang
bicara pada Kim Tan, meski apa yang Kim Tan ucapkan tadi itu benar. Ia
sangat berterima kasih atas semua kebaikan Kim Tan. Dan lagi pula
sekarang paspor-nya sudah kembali.
Chan Young melihat baik-baik wajah Kim Tan dan menggali ingatan-nya, "Apakah kau, Kim Tan", tebak Chan Young akhirnya.
"Kau mengenalku?", tanya Kim Tan balik.
"Kau mengenalku", jawab Chan Young.
"Siapa
kau?", tanya Kim Tan. Ia Diam sebentar melihat Eun Sang, lalu bertanya
pada Chan Young, "Apakah... Aku pernah mem-bully mu saat SMP?". Chan
Young menjawab tidak sesederhana itu.
Eun Sang
kaget. Chan Young mengajak Eun Sang pergi sembari menujukkan ponselnya
yang berdering, "Taksinya sudah datang". Eun Sang mengerti. Chan Young
pergi keluar lebih dulu. Sebelum benar-benar pergi, Eun Sang mengucapkan
selamat tinggal pada Kim Tan, "Aku akan pergi. Anyeong".
Eun Sang
berbalik pergi. Kim Tan memandangi kepergian gadis itu dengan perasaan
sedih. Eun Sang menaiki tangga dan berhenti sejenak. Melihat Kim Tan
dari sudut matanya, walau hanya sekilas. Lalu pergi dengan pasti.
Kim Tan tak beranjak dari tempatnya, kini dia benar-benar sendirian dirumahnya yang besar itu. Terasa hampa dan kosong.
Eun Sang
sampai di depan penginapan Chan Young. Dalam perjalanan Eun Sang
menceritakan apa yang ia alami selama di Amerika dan bagaimana bisa
tinggal di rumah Kim Tan. Chan Young tanya, "Jadi, mulai hari itu, kamu
tinggal di rumahnya?". Eun Sang menjawab tidak punya pilihan, tanpa uang
atau paspor apa yang bisa ia lakukan. Tak ada seorang pun di rumah
kakak-nya.
"Jadi nama-nya Kim Tan?", tanya Eun Sang memastikan.
Chan
Young heran, apa kau tidak tahu. Eun Sang tidak pernah bertanya, karena
ia tak ingin menceritakan tentang dirinya. "Apakah dia orang jahat?. Apa
dia pernah mem-bullymu?". Chan Young berkata ia hanya tahu namanya
saja, tapi dia bukan pria yang baik. Chan Young mengajak Eun Sang masuk
dan menyeret kopernya. Eun Sang diam sejenak, lalu mengikuti sahabatnya
itu.
Sesampainya
di dalam Chan Young tanya jadi apa yang terjadi dengan Eun Suk
sekarang. Eun Sang tidak tahu, dia melarikan diri. "Gadis jahat. Apa
yang harus kukatakan pada Ibu?", Eun Sang menahan tangis. Chan Young
mengerti kesedihan Eun Sang, dan minta padanya jangan khawatir tentang
tiket pesawat.
Eun Sang
sangat berterima kasih, ia akan segera membayar Chan Young setelah
pulang ke Korea. Chan Young minta Eun Sang jangan terburu-buru. Eun Sang
hampir menangis, ketika ia mengucapkan terima kasih untuk ke-dua
kalinya, lalu tanya kapan agen perjalanan buka.
"Lakukan
itu pelan pelan saja", jawab Chan Young, "Hanya ada satu hal yang harus
segera dilakukan sekarang, yaitu makan. Apa yang kau inginkan untuk
makan malam?".
"Ada yang benar-benar ingin aku makan. Ddukbokki. (Kue beras pedas)", Eun Sang benar-benar merindukan kampung halaman-nya.
Chan
Young dan Eun Sang jalan-jalan. Mereka seperti pasangan, makan lolipop
dan foto bersama. Setelah berfoto, Chan Young sibuk mengetik. Eun Sang
tanya kau mempostingnya di akun SNS-mu?.
Chan Young mengiyakan, "Aku ingin menunjukkan sesuatu yang lucu".
Eun Sang
ingin tahu apa itu. Chan Young menunjukkan ponselnya, "Hitung sampai
tiga". Eun Sang mulai menghitung, dan tepat pada hitungan ke-3 ponsel
Chan Young langsung berdering, dari Bo Na. Eun Sang sampai terbelalak
melihatnya.
"Lihat?. Bukankah dia lucu?", ujar Chan Young enteng.
"Aku kau mau mati! Kau ingin melihat Lee Bo Na menjambak rambutku?", protes Eun Sang panik.
"Oh. Itu pasti menyenangkan", canda Chan Young.
"Aku
akan membunuhmu", gertak Eun Sang kesal seraya menendang kaki Chan
Young. Chan Young mengelak dan tertawa senang, lalu menjawab telepon
dari Bo Na.
Terdengar suara Bo Na yang marah-marah dengan nada tinggi, hingga Chan Young harus sedikit menjauhkan ponsel dari telinga-nya. "Hei, apa kau gila? Mengapa Cha Eun Sung ada disana? Apa yang kamu lakukan dengan Cha Eun Sung?".
"Aku dengan Cha Eun Sang, memikirkan kamu!. Apa lagi yang akan aku lakukan?", jawab Chan Young dengan jurus gombalnya.
Eun Sang
kesal, menggerakan tangannya pura-pura ingin memukul Chan Young. Chan
Young tersenyum dan pergi ke tempat lain agar bisa bicara dengan lebih
bebas dengan pacarnya.
Eun Sang
tersenyum, "Aku cemburu", ujarnya bercanda. Ia lalu mengedarkan
pandangannya ke sekeliling, dan berhenti pada kumpulan kaos yang
tergantung di depan toko souvenir. Diantara kumpulan itu ada kaos "I
Love California", yang mengingatkannya pada Kim Tan.
Pria
yang sedang di pikirkan Eun Sang kini tengah di landa galau. Mungkin
inilah yang dilakukan Kim Tan sebelum kedatangan Eun Sang. Merenung
memandangi lautan ataupun sekedar makan sandiwch di depan kolam.
Selanjutnya
Kim Tan sudah ada di dalam rumah, menulis sesuatu di buku tugas.
Konsentrasinya teralih ketika ponselnya berdenting. Kim Tan memeriksa
ponselnya dan melihat foto terbaru Eun Sang bersama Chan Young di akun
SNS milik Eun Sang. Tampaknya Kim Tan sama sekali tidak berniat Log Out
dari akun SNS tersebut, sehingga ia terus bisa memantau apa yang sedang
gadis itu lakukan.
"Terserah",
komentar Kim Tan kesal seakan tak peduli. Lalu kembali menulis, hanya
beberapa detik, karena akhirnya Kim Tan kehilangan mood, "sungguh
menjengkelkan!", dan mencampak-kan buku yang ia pegang.
Kim Tan
merebahkan dirinya dengan nyaman ke kasur, menghela napas melihat foto
pertunangannya dengan Rachel, "Besok", guman-nya.
Rachel
duduk di lobby, memegangi ponselnya kuat-kuat. Hari ini ia berencana
pulang. Bell boy mendorong trolly yang berisikan barang-barang Rachel.
"Silahkan lewat sini", ucap manager Hotel siap mengantar nona besar itu
keluar hotel.
Rachel berdiri, baru beberapa langkah ponselnya berdering dari "Tan-ku". Ia menjawabnya, "Apa?".
"Dimana kau?", tanya Kim Tan
"Apa
pedulimu?", jawab Rachel ketus. Kim Tan berpikir saat ini Rachel sedang
marah, mengemasi barangnya dan siap kembali ke Korea. Rachel menyahut,
"Kau salah. Aku sudah tiba di Korea".
Rachel
tak tahu kalau saat ini Kim Tan berdiri tak jauh darinya, "Benarkah?",
Kim Tan menutup telepon-nya, "Kalau begitu kembalilah ke Amerika",
ucapnya dengan suara nyaring.
Rachel
mendengar suara Kim Tan dan menoleh ke sumber suara. Pria itu ada di
hadapannya kini. Tentu saja Rachel merasa senang, tapi ia menutupinya
dengan memasang wajah cemberut.
Rachel
bicara pada manager hotel untuk mengembalikan barang-nya ke kamar dan
merubah jadwal penerbangan-nya untuk besok. Rachel menoleh ke Kim Tan,
"Aku pikir, lusa dia tidak akan menemui ku lagi".
Ponsel
Rachel kembali berdering, kali ini dari ibunya, Esther Lee. Esther tanya
apa Rachel bersama Tan saat ini. Rachel membenarkan, "Ya, aku
bersamanya", lalu menoleh ke pria itu, "Dia berpakaian rapi dan datang
menemuiku".
Esther
Lee minta putrinya mendengarkan ini, ia akan mengatakan pada orang-orang
bahwa Rachel pergi ke Amerika bukan karena Rachel merindukan Kim Tan.
Tapi sebaliknya, karena Kim Tan yang meminta Rachel datang. Rachel tanya
kenapa ibunya melakukan itu. Esther tidak menjawab, dan buru-buru
menutup telponya, "Dah, ibu mertuamu sudah datang".
Siapa
yang datang, Ny. Han kah?. Bukan tapi Ny. Ji Sung. Secara legalitas
dalam kartu keluarga, Kim Tan terdaftar sebagai anak kandung Ny. Ji
Sung, istri sah ke-2 presdir Kim. Meski kenyatannya Ny. Han lah yang
melahirkan Kim Tan, tapi karena Ny. Han hanya berstatus sebagai istri
simpanan, dan belum sah menjadi istri presdir Kim dimata hukum. Maka Ny.
Han tidak terdaftar dalam silsilah kartu keluarga.
Kerabat
yang mengenal keluarga Kim, menganggap Kim Tan sebagai anak Ny. Ji Sung.
Hanya beberapa yang mengetahui kebenaran ini, salah satunya teman Ny.
Han. Ironis memang, keluarga Kim menggunakan sistem Joseon, dimana
anak-anak yang dilahirkan para selir raja, akan diasuh, dibesarkan dan
diangkat sebagai anak ratu.
Esther
berdiri menyambut kedatangan besan-nya. Ia minta maaf karena meminta Ny.
Ji Sung menemuinya pagi-pagi begini. Ny. Ji Sung berkata Esther orang
sibuk, sementata ia tak melakukan apa-apa. Mereka lalu duduk, Ny. Ji
Sung akhirnya mengaku memang sulit memenuhi undangan pagi-pagi begini.
Esther bilang ini lah satu-satu kesempatannya memiliki waktu luang.
Esther
memuji Ny. Ji Sung selalu terlihat fashionable dibandingkan dirinya tiap
kali mereka bertemu, "Aku yang bekerja di industri fashion merasa malu.
Anda melahirkan Tan pada usia yang sudah agak tua. Bagaimana kau bisa
mempertahankan bentuk tubuh yang bagus pada usia itu?".
Ny. Ji
Sung berkata ia terlahir dengan bentuk tubuh yang bagus, ia juga telah
banyak menghabiskan waktu dan uang (untuk perawatan). Ny. Ji Sung
mendengar Rachel pergi ke Amerika, "Dia pergi menemui tunangannya saat
liburan musim panas. Dia sangat cantik", Ny. Ji Suk balas memuji
Rachel.
Alasan
Esther mengajak Ny. Ji Suk bertemu hari ini, karena ia ingin memberitahu
kabar dirinya yang akan menikah lagi. Esther yakin Ny. Ji Suk pasti
sudah mendengarnya. Ny. Ji Suk mengaku memang sudah mendengar, "Dia
Presdir Choi Dong Wook dari Hotel Zeus, kan?. Selamat".
"Terima kasih", ucap Esther.
Ny. Ji Suk juga mengetahui putra presdir Choi Dong Wook salah satu siswa Jeguk High School. Esther membenarkan, "Ya, Young Do. Aku ingin bertanya, apakah sesuatu terjadi antara Tan dan Young Do?. Menurut Rachel, mereka tidak berteman lagi".
Ny. Ji
Suk berpikir, dari ekspresinya, sepertinya dia baru mendengar hal ini.
Menurutnya, Tan dan Young Do adalah sahabat, sebelum Tan pergi ke
Amerika.
Young Do
yang tengah mereka bicarakan kini berada di markas bersama sahabatnya
kini, Myung Soo. Myung Soo menyalahkan Young Do yang menghancurkan hasil
karyanya. Young Do membuka pintu pada saat yang menentukan, banyaknya
cahaya yang masuk merusak foto Myung Soo, "Kasihan! Aku bisa saja
menjadi Henri Cartier-Bresson yang berikutnya". Myung Soo menyentuh
foto-nya yang kin menjadi buram.
(Henri Cartier-Bresson = Fotografer terkenal asal Perancis).
Young Do
bersandar ke kursi, memainkan bola kasti dan berkata, "Selama hidupku,
aku berusaha keras untuk menangkap momen penting", ucapnya lalu menoleh
pada foto yang tertempel di dinding. Foto dirinya bersama Kim Tan saat
Smp. "Namun, setiap saat dalam kehidupan...adalah momen yang penting".
Myung Soo tak mengerti, "Apa yang kau katakan?".
"Itu adalah kutipan dari Henri Cartier-Bresson, panutanmu", jelas Young Do. "Setidaknya, kau harus tahu siapa dia".
(Hm....namja satu ini manis banget kaya gulali)...
"Aku akan membunuhmu", Young Do pura-pura ingin memukul. Meski begitu ia juga tersenyum dengan gaya cute teman-nya itu.
Ponsel Young Do berdering, senyum-nya langsung hilang melihat nama di layar ponsel. "Ayah".
Tujuan
Choi Dong Wook mengajak putranya datang, tak lain hanya ingin
membanting Young Do sebanyak yang ia inginkan. Alasan-nya sich latihan
taekwondo tapi kenyataan-nya ini lah yang terjadi. Saya juga bingung ini
judo atau taekwondo.
Patut di
akui, ayah Young Do memiliki pertahanan yang bagus. Beberapa kali Young
Do mencoba menyerang, tapi selalu dia yang dibanting ayahnya. Satu
kali, dua kali entah berapa kali Young Do selalu mengalami hal yang
sama.
3 bodyguard Dong Wook berjaga di luar matras. Hedeh..latihan taekwondo aja bawa pengawal.
Peluh
keringat membanjiri kening Young Do. Tapi ia tak menyerah berusaha
membalik serangan ayahnya, dan bantingan terakhir benar-benar menguras
tenaga Young Do. Ia tak mampu bangkit lagi, terlentang di atas matras
mengatur napasnya yang memburu.
Dong
Wook menggerakan tangan, salah satu pengawal-nya memberikan ia sebotol
air mineral. Setelah minum, Dong Wook berkata, "Dia bahkan bukan
manager umum hotel. Kau bahkan tidak bisa menangani manager dapur dan
membuatnya mengeluh?. Bangun".
Oh...ternyata
bantingan tadi adalah hukuman atas sikap pembangkang Young Do tempo
hari. Mengerikan...ayah macam ini, mendidik anak dengan menggunakan
kekerasan. Tak heran jika Young Do mewarisi sifatnya yang suka mem-bully
orang lemah.
Young Do
bangun. Dong Wook kembali bicara, "Kau ingin tahu kenapa kau selalu
kalah?. Pertama, itu karena kau tidak pernah memukulku".
"Mungkin
karena aku lebih seperti ibu, saat aku seharusnya aku lebih mirip
dengan ayah", sahut Young Do sinis, menunduk lalu berbalik pergi.
Young Do
berhenti saat Dong Wook melanjutkan ucapannya, "Kedua, kau menyerang
secara berlebihan. Baik di dalam atau pun diluar matras. Rachel datang
hari ini, jemput dia di bandara", perintah Young Do lalu pergi bersama
ke-3 pengawal-nya.
Ucapan terakhir Dong Wook barusan membuat mood Young Do bertambah buruk.
Kim Tan
menemani Rachel belanja dan membelikannya beberapa pakaian. "Terima
kasih!. Aku selalu ingin memilikinya", ucap Rachel. Kim Tan berkata tak
bisakah Rachel mengatakan-nya dengan lebih tulus.
Rachel
mengatakan ia bisa membeli pakain itu sendiri, meski Kim Tan tidak
membelikannya, "Kau dan aku sama-sama tidak bisa digerakkan sesuatu yang
dibeli dengan uang. Apa yang kau berikan padaku hari ini bukanlah
pakaian, tapi waktumu. Waktu yang kau habiskan untuk berbelanja
denganku. Aku tahu kau benci belanja. Terima kasih untuk hari ini".
"Kau
tidak perlu untuk mengucapkan terima kasih. Aku suka berbelanja
bersamamu. Karena jika kita melakukan hal lain, aku merasa seperti kita
benar-benar berkencan", sahut Kim Tan dan langsung membuat wajah cerah
Rachel berubah menjadi suram.
Rachel
marah, "Apakah dia sudah pergi?", tanya nya menyinggung soal Eun Sang.
Kim Tan menjawab kemarin sore. Rachel ingin tahu apa dia pergi sendiri,
atau Kim Tan yang mengusirnya. Kim Tan mengatakan semua terjadi sesuai
dengan keingian Rachel, "Kau yang memberinya alamatku, bukan?".
"Jangan
membicarakan dia", semprot Rachel, merasa malu atau kesal karena Kim Tan
mengetahui perbuatannya. Kim Tan membalas sinis, "Kau yang membahasnya
lebih dulu".
Ponsel
Rachel berdering, ia mengangkatnya, "Halo!", terdiam sejenak lalu, "Choi
Young Do?", serunya heran. Kim Tan yang semula menunduk langsung
mengangkat kepalanya mendengar nama Young Do disebut.
Young Do
yang marah karena ditugaskan menjemput Rachel, melampiaskan
kemarahannya pada orang yang bersangkutan, "Apakah kau masih anak-anak?.
Kau tidak bisa datang sendiri?. Ganti jadwal penerbangan atau tinggal
di Amerika. Pastikan bahwa aku tidak perlu datang untuk menjemputmu.
Pastikan bahwa aku tidak harus meneleponmu karena ini lagi. Apakah kau
mengerti?".
Young Do menutup telpon dan melempar ponselnya begitu saja ke bangku. Hatinya benar-benar di liputi emosi saat ini.
"Brengsek!",
gerutu Rachel kesal menerima amarah Young Do. Pada Kim Tan ia bertanya,
"Apakah kau sudah tahu?. Dia akan menjadi saudara-tiriku".
"Aku sudah dengar", jawab Kim Tan sedikit melunak, "Bagaimana kabar Young Do?".
Rachel :
Dia baik-baik saja. Dia melakukan semua hal yang dulu kalian berdua
lakukan bersama-sama. Tapi sekarang dia melakukan-nya sendiri
(mem-bully). Aku kesal. Hari ini adalah hari peringatan kita dan Choi
Young Do mengacaukannya. Ayo pergi makan sesuatu yang manis. Bagaimana
dengan tempat pancake di Melrose yang kau sukai?.
Sesaat
Kim Tan tertegun, teringat perkataan Eun Sang yang ingin makan pancake
dan janjinya yang akan mengajak Eun Sang ke restoran pancake favoritnya
di Melrose Avenue.
Kim Tan
menolak kesana dan mengajak Rachel pergi ke tempat lain saja. Rachel
ingin tahu kenapa. Dengan jujur Kim Tan berpikir dia mungkin ada disana.
Rachel tanya siapa?, "Gadis itu?". Kim Tan mengiyakan. Rachel mencibir,
"Apakah kau memiliki firasat atau sesuatu?. Apakah kau tahu bagaimana
besarnya L.A. dibandingkan dengan Seoul?. Dan kau pikir kau bertemu
dengannya di sana?".
Kim Tan
memiliki perasaan itu, "Dan juga kita tidak bisa mendapatkan meja di
sana tanpa memesan lebih dulu pada jam begini. Ayo pergi ke tempat
lain". Rachel berpikiran lain, rasa penasarannya semakin mendorongnya
untuk pergi kesana. Membuktikan apakah firasat Kim Tan benar. Apakah
gadis itu ada disana atau tidak.
Kim Tan jelas kesal, tapi ia mencoba untuk bersabar.
Eun Sang
memuji Chan Young benar-benar menjadi orang Amerika sekarang, ia heran
kapan Chan Young memesan meja. Chan Young berkata itulah salah satu
aturan-nya, "Tapi bagaimana kau tahu tempat ini?. Apakah kau melihatnya
secara online?". Eun Sang tersenyum dan menjawab seperti itulah.
Eun Sang
tak sengaja melihat keluar dan bertemu pandang dengan Kim Tan. Keduanya
saling menatap satu sama lain. Pandangan Eun Sang melunak, kaget sudah
pasti. Tapi apakah Eun Sang juga merindukan Kim Tan?. Dan Kim Tan enggan
mengalihkan pandangan-nya dari Eun Sang, mengabaikan Rachel yang
berdiri disebelahnya.
"Kau
tidak memberi tahu dia untuk datang ke sini kan?", tegur Rachel. Kim Tan
tersadar dan meraih tangan Rachel mengajaknya pergi ke tempat lain.
Rachel menarik tangan-nya, "Kita makan disini saja".
Kim Tan
berkata ia berusaha berbuat baik pad Rachel. Rachel semakin marah, "Kau
membuatku kesal. Aku ingin dia melihat kau berbuat baik padaku. Ayo
masuk! Aku ingin makan!".
"Tidak ada meja", sahut Kim Tan dengan suara tinggi.
Tepat
saat itu Chan Young mengikuti arah padang Eun Sang, menoleh keluar. Dan
tentu saja ia bisa melihat Rachel berdiri diluar bersama Kim Tan. Rachel
tersenyum sinis, menggunakan ini sebagai kesempatan, "Kita bisa membuat
meja sendiri. Ayo lihat apakah ini suatu kebetulan atau takdir".
Dengan
percaya diri, Rachel melangkah masuk ke dalam, dan disambut dengan
pertanyaan dari waitess "Apakah kau sudah memesan meja?". "Seseorang
telah menungguku", jawabnya sambil terus berjalan mendekati meja Chan
Young dan menyapanya, "Kau White Hacker Yoon. Aku akan duduk. Kami akan
bayar bonnya".
Kim Tan kesal, tapi ia memutuskan masuk ke dalam. Mengikuti tungangan-nya yang menyebalkan itu.
"Kalian
berdua sudah saling mengenal satu sama lain?", tanya Eun Sang pada Chan
Young setelah Rachel duduk di kursi kosong, meski tidak di persilahkan.
Chan Young menjawab Rachel satu sekolah dengan-nya, tapi mereka tidak
berteman.
Dengan nada menghina Rachel berkata, "Ini adalah pertama kalinya kami berbicara. Kelas sosial-nya lebih rendah, jadi aku tidak pernah berbicara dengannya". (Ih...dasar Bad Girl). Eun Sang memandang Rachel dengan kaget. Chan Young mencoba bersabar menerima hinaan Rachel.
"Berdiri", ucap Kim Tan sesampainya ia di depan meja Chan Young.
Rachel
enggan berdiri, malah menatap Eun Sang, "Hari ini adalah perayaan
pertunangan kami. Kim Tan! Kau bisa memesan pancake sebanyak yang kau
sukai".
Kim Tan menarik napas kesal, "Baiklah. Ayo makan. Aku benar-benar ingin makan beberapa".
Kim Tan
berputar, mengambil kursi kosong terkakhir, yang ada di depan Rachel.
Dan juga bersebelahan dengan Eun Sang. Eun Sang hanya melirik Kim Tan,
tanpa berani menatap langsung.
Rachel
menguasai oborlan dan tanya bagaimana bisa Chan Young bisa mengenal Eun
Sang . Chan Young menjawab mereka teman masa kecil.
"Benarkah?',
tanya Rachel. "Tapi kenapa kau datang ke sini?. Apakah kau membawanya
ke sini karena ini adalah restoran terkenal?".
"Tidak,
dia (Eun Sang) ingin datang ke sini", jelas Chan Young. Kim Tan menatap
Eun Sang, gadis itu hanya melihat Kim Tan dari sudut matanya.
Rachel : Wow, benar-benar suatu kebetulan. Tapi tunanganku dan dia sepertinya berpikir
bahwa ini adalah takdir. Apa yang kau pikirkan Yoon Chan Young?
bahwa ini adalah takdir. Apa yang kau pikirkan Yoon Chan Young?
"Aku pikir kamu mau makan pancake. Berhenti", tegur Kim Tan tidak suka.
Bukanya
berhenti, Rachel semakin menjadi, "Tak seorang pun yang mengatakan
apa-apa lagi. Oh? Bagaimana dengan ini? Kau pernah berpacaran dengan Lee
Bo Na juga. Say, Hei. Ini pacar Lee Bo Na yang baru", ucapnya menatap
Chan Young, "Dan ini adalah mantan-nya", Rachel menatap Chan Young dan
Kim Tan bergantian.
Eun Sang
terkejut, mengetahui Bo Na dan Kim Tan pernah pacaran. Chan Young yang
semula bersabar kini menjadi marah karena Rachel membawa-bawa nama Bo Na
yang bahkan orangnya tidak ada disini.
"Lalu
mengapa meninggalkan Lee Bo Na sendirian dan berada di sini dengan gadis
ini ? Itu salahmu" cemooh Rachel pada Chan Young, lalu menatap kejam
Eun Sang, "Tunggu. Tidak. Seorang pria yang punya tunangan dan seorang
pria yang punya pacar. Ini adalah kesalahan mu karena terlibat dengan
pria-pria semacan itu".
"Yoo Rachel", tegur Chan Young menilai ucapan Rachel sudah sangat kelewatan.
"Kami akan pergi", Kim Tan menarik paksa tangan Rachel keluar dari restoran.
Eun Sang
terpaku, terluka dengan tuduhan kejam Rachel. Chan Young tanya apa yang
harus ia lakukan, haruskan ia ikut campur atau pura-pura tidak tahu.
Eun Sang menggeleng dan memaksa tersenyum, "Pesanlah. Ayo makan dan
pergi beli tiket pesawat".
Chan
Young minta Eun Sang tinggal beberapa hari lagi. Eun Sang harus pergi,
ia khawatir pada ibunya dan juga harus segera bekerja paruh waktu lagi
agar bisa membayar hutang-nya pada Chan Young.
"Aku
sudah bilang!. Kau tidak usah terburu-buru!", Chan Young memandang Eun
Sang iba. Eun Sang minta Chan Young jangan melihatnya seperti itu.
Karena mereka sekarang masih di Amerika.
Rachel
menepis tangan Kim Tan ketika mereka berada di tempat yang sepi, "Kau
sudah bisa melepaskanku dan bicara!. Kau cukup tangguh di depannya",
ucap Rachel diburu emosi.
"Yoo Rachel!",
"Apa?".
Kim Tan :
Kita pertama kali bertemu saat kita berumur 10 tahun. Aku berpikir
bahwa kau adalah seorang jenius, karena umur 10 tahun sudah bisa
berbicara dalam bahasa Inggris dan Jepang. Saat kau masih 14 tahun, kau
menyukai Hyung ku. Kau bilang kau tidak menyukaiku karena aku masih
bayi.
Rachel : Jadi apa yang kau ingin katakan?
Kim Tan : Ketika kita bertunangan, kamu mengatakan hal ini : "Kau tahu semua orang di lingkaran sosial kita. Apakah kamu berpikir ada gadis yang lebih baik dariku?". Saat itulah aku menyadari bahwa aku benar-benar masih bayi.
"Dan?", tanya Rachel dengan suara lebih pelan.
Kim Tan
melanjutkan, "Selama 8 tahun, kau selalu menjadi orang terpintar bagiku.
Kau cantik dan dewasa, tapi...Kau tidak seperti itu sekarang. Jangan
lakukan hal seperti itu lagi. Terutama jika itu karena aku. Tidak ada
alasan bagimu untuk mengacaukan dirimu sendiri karenaku. Kau bilang kau
akan berangkat besok. Aku akan menjemputmu di hotel. Aku akan menemuimu
besok.
Kim Tan
meninggalkan Rachel setelah mengatakan apa yang ingin ia katakan. Rachel
bungkam seribu bahasa, memandangi Kim Tan yang menjauh. Perkataan itu
benar-benar menohok perasaan-nya. Rachel bertindak "arogan" seperti tadi
karena di dorong rasa cemburu.
Bagi
Rachel Kim Tan adalah tunangan-nya, miliknya. Sehingga ia pikir pantas
melakukan hal seperti tadi. Pertanyaanya sekarang, jika Rachel tahu Kim
Tan anak "dari istri simpanan", apakah dia akan tetap menyukai Kim Tan
apa adanya?.
Rachel
kembali ke hotel dengan perasaan murung. Jalan berpapasan dengan Kim Won
di lobby hotel. Mulanya, baik Rachel maupun Kim Won tidak menyandari.
Sampai akhirnya mereka berhenti dan saling menoleh, "Won oppa!", seru
Rachel.
"Yoo Rachel!. Apa yang kau lakukan di sini? Aku pikir kau tinggal di hotel Young Do".
"Aku tak akan pernah tinggal disana. Kau di sini, karena kau juga tidak menyukai di sana, kan?".
Kim Won
mengiyakan, ada baiknya bertemu dengan Rachel disini. Ia tanya bagaimana
kabar Rachel. Rachel menjawab baik-baik saja, "Apakah kau sudah bertemu
dengan Tan?". Kim Won membenarkan, seperti biasa wajahnya selalu
berubah tiap kali menyinggung Kim Tan, lalu tanya bagaimana dengan
Rachel sendiri.
Rachel
berkata baru saja bertemu Kim Tan, "Oppa, apa kau ingin pergi ke suatu
tempat?". Kim Won menganguk. Rachel tanya bisakah ia ikut dengan Kim
Won, jika itu bukan urusan meeting atau kencan. Kim Won berkata itu
bukan tempat yang akan Rachel sukai.
Tak
masalah bagi Rachel, "Lebih baik daripada terus melihat ponselku di
kamar hotel sendirian. Matahari keluar terlalu lama di sini. Itu membuat
orang yang kesepian merasa lebih kesepian". Kim Won tanya apa tidak
apa-apa, ia akan berjalan cukup jauh dari sini. Bagi Rachel itu bahkan
lebih baik.
Kim Won
meletakan bunga di makam ibunya, Sofia Lee (1957-1990). Ibu Kim Won
meninggal di usia 33 tahun, masih muda. Rachel tanya siapa itu. Sambil
membersihkan nisan ibunya, Kim Won menjawab, "Ibuku". Rachel sedikit
kaget.
"Ibuku
berasal dari negara di mana dia membuat anggur dan memanen jeruk sampai
dia bertemu dengan Ayahku. Mertua yang kaya raya yang menyesakkan dan
pihak yang dangkal. Korea adalah neraka bagi seorang gadis desa dari
Amerika. Dia akhirnya kembali seperti ini".
Rachel
tanya apa ibu Kim Won membuat wine sendiri. Kim Won tersenyum dan bilang
dalam gudang wine keluarga Kim, ada anggur yang disebut 'Won', namanya.
Ibu Kim Won yang membuatnya sendiri di tahun dia lahir.
Rachel menilai itu hal yang indah. Ia lalu tanya apa Kim Tan pernah datang kesini bersama Kim Won.
"Tidak", jawab Kim Won, "Kau adalah orang pertama. Kenapa?".
Rachel
senang, Tan akan cemburu. Kim Won geli, "Siapa?. Aku". Rachel menjawab
bukan, "Tentu saja Tan akan cemburu padaku. Aku senang bisa ikut
denganmu. Kim Won juga merasa senang dan berterima kasih karena ia tak
perlu bicara pada dirinya sendiri, "Berpura-puralah bahwa kau membaca
diary rahasiaku". Kim Won memandang sedih pada foto mendiang ibunya.
Kim Won
menerima telepon dari Sekertaris Yoon Jae Hoo, ia menjauh saat
menjawabnya. Kim Won berkata akan tinggal beberapa hari lagi di Amerika.
Ia minta Jae Hoo memberitahu ayahnya akan mampir ke Singpura. "Oh ya,
aku bertemu dengan Tan karenamu". Ia menyindir Jae Hoo untuk memberitahu
Tan tentang jadwal-nya lagi.
Jae Hoo
menelpon Kim Won sembari menunggu lift, Hotel Zeus. Jae Hoo yang tahu
sedang disindir, berkata jangan khawatir. Ia tidak akan akan mengganggu
jadwal pribadi Kim Won, dan juga tidak memberitahu Kim Tan mengenai hal
ini.
Jae Ho
masuk ke dalam lift, "Kalau begitu sampai jumpa di bandara", ucapnya
lalu menutup telepon. Pintu lift yang hampir tertutup kembali terbuka,
dan masuklah Dong Wook bersama Esther Lee. Ooo..dua orang dari masa lalu
bertemu lagi.
Esther
Lee tanya apa Young Do akan ke bandara menjemput Rachel. Dong Wook
bilang ia yang menyuruh putranya pergi. Esther Lee tahu pasti Young Do
membenci hal itu. Dong Wook berkata Young Do tak punya pilihan lagi,
"Dia belum bisa mengalahkanku".
"Jangan terlalu percaya diri. Anak-anak tumbuh sangat cepat", sahut Esther.
Pintu lift terbuka, Dong Wook keluar. "Pastikan telepon aku", ucap Esther. Dong Wook menyahut oke.
Esther
menyapa Jae Hoo setelah lift kembali tertutup, "Lama tidak berjumpa".
Dong Wook menjawab pendek, ya. Esther tanya bagaiman kabar mu. Jae Ho
menjawab baik, sama sepertimu. "Aku mendengar bahwa kau akan menikah.
Apakah dia orangnya?.
"Ya", Esther membenarkan, "20 tahun yang lalu ataupun sekarang, tetap saja bukan dirimu".
"Selamat", balas Jae Hoo tidak terpengaruh sedikit pun. Ada raut kecewa di wajah Esther.
Pintu
lift terbuka, Jae Hoo keluar. Langkahnya terhenti ketika Esther berkata,
"Aneh bukan?. Hatiku masih berdegup saat aku melihatmu, oppa".
"Aku
harap kau merasakan hal yang sama setelah kau menikah. Jaga dirimu!",
jawab Jae Hoo datar. Mereka saling memandang sebentar, terhalang pintu
lift yang kembali tertutup.
Jae Hoo
memang pintar mengendalikan perasaan-nya di hadapan Esther. Tapi
kenyatannya ia merasa syok. Tertegun berdiri di depan lift. Dering
telepon yang masuk ke ponsel-nya, menyadarkan ia dari lamunan-nya.
Kim Tan
menelpon Jae Hoo untuk menanyakan apa kakak-nya, Kim Won sudah kembali
ke Korea. Jae Hoo berkata Kim Won seharusanya sudah ada di pesawat
sekarang. Kim Tan mengerti, meski sedikit kecewa. Jae Hoo mendengar Kim
Tan sudah bertemu dengan putranya di Amerika.
Kim Tan
bingung, "Benarkah?. Siapa anakmu?". Lalu menyadari sesuatu, "Oh! Aku
rasa aku sudah bertemu dengannya. Namanya Chang Young kan?".
"Kau
putra Sekretaris Yoon?", tanya Kim Tan bicara di telepon dengan Chan
Young. Chan Young berkata akhirnya Kim Tan ingat, ia tanya dari mana Kim
Tan tahu nomor ponselnya. Kim Tan bilang Chan Young menyertakan-nya
dalam komentar. "Biarkan aku bicara dengan Eun Sang".
Chan
Young mengatakan Eun Sang sedang tidak bersamanya saat ini. Kim Tan
tanya dimana dia. Chan Young menyuruh Kim Tan mengatakan apa yang ingin
dia katakan, ia akan menyampaikan pesan Kim Tan pada Eun Sang.
Kim Tan kesal, "Apakah kau pengacaranya? Aku akan memberitahunya sendiri. Katakan padanya untuk segera menelponku balik".
Eun Sang
keluar dari restoran tempat Eun Suk bekerja. Chan Young tanya apa yang
teman-teman Eun Suk katakan. Apa tidak ada kabar dari Eun Suk?. Eun Sang
mengiyakan, "Aku minta mereka untuk menghubungiku jika mengetahui kabar
Eun Suk. Dalam kata-kata bahasa Inggris yang kau ajarkan padaku".
Yang
bisa Eun Sang lakukan hanyalah menunggu. Chan Young yakin Eun Suk punya
alasan sendiri. Chan Young memberitahu kalau Kim Tan baru saja menelpon,
"Dia dimintamu menelponnya kembali. Dia ingin bicara langsung
denganmu". Chan Young menyodorkan ponsel, mempersilahkan Eun Sang
memakainya.
Eun Sang
ragu, lalu memutuskan tidak akan menelpon Kim Tan balik. Karena besok
ia akan pulang ke Korea dan merasa yakin tidak akan bertemu dengan Kim
Tan lagi. Chan Youn tanya jam berapa penerbangan Eun Sang besok.
Eun Sang
mengancam, jangan sampai Chan Young bolos belajar demi mengantarnya ke
bandara. Bukankah Chan Young tahu bagaimana ingin-nya dia bisa sekolah
ke luar negeri. Apakah itu sekolah dalam waktu lama, atau sekedar
memperdalam bahasa. Dan Chan Young beruntung memiliki kesempatan itu,
menggunakan waktu libur-nya untuk memperdalam bahasa.
Bolos
sekolah karena dirinya, sama saja dengan penghinaan bagi Eun Sang. "Aku
akan pergi sendiri ke bandara". Chan Young berdalih, ia bertanya bukan
berarti ingin mengantar Eun Sang. Eun Sang cemberut, lalu tertawa, "Hei.
Kau ingin mati, ya!".
Kim Tan
memandangi ponselnya dengan penuh harap. Menunggu dan menunggu Eun Sang
menghubunginya. Pandangan Kim Tan tak pernah lepas dari ponsel yang ada
di sebelahnya. Lama menunggu membuat Kim Tan bosan dan kesal. Ia masuk
ke dalam rumah, meninggalkan ponselnya di luar. Tapi baru sedetik, Kim
Tan berbalik kembali mengambil ponselnya. Jangan sampai ada telepon
masuk yang terlewat.
Eun Sang pergi ke Universitas Redlands, berdiri di depan mading. Menuliskan sesuatu di buku yang ia pegang.
Sementara
itu, Kim Tan berdiri di depan kamar yang pernah Eun Sang gunakan.
Senyumnya mengembang melihat sepasang kaos kaki lucu yang Eun Sang
tinggalkan tergantung di handle pintu. Hanya sesaat, senyum itu hilang
menyadari gadis pemilik kaos kaki itu telah pergi dari sisinya.
Eun Sang menempelkan pesan di mading. Wajah nya terlihat sedih, lalu pergi. Pesan itu jelas ia tujukan untuk Kim Tan, "Rasanya seperti mimpi di malam musim panas. Sudah waktunya bagiku untuk menghilang sekarang. Seperti mimpi tadi malam. Anyeong".
Keesokan
harinya, Kim Tan memenuhi janjinya. Menjemput Rachel di hotel.
Barang-barang Rachel sudah siap di depan lobby. Rachel turun dari kamar,
ketika Kim Tan memberikan tip untuk Bell boy. Kim Tan mengajak Rachel
bergegas, kita tak punya banyak waktu.
Rachel
berkata ia tak merasa nyaman pergi dengan Kim Tan. Kim Tan berkata,
"Meskipun kamu tidak nyaman, bertahanlah. Karena aku sangat tampan".
(Haha...setuju banget).
Setibanya
di bandara, Kim Tan minta Rachel mengirimkan sms ketika sudah tiba di
Korea. Rachel tanya apa Kim Tan tidak berencana untuk kembali ke Korea.
Kim Tan menjawab, "Aku selalu punya rencana untuk itu, tapi aku tidak
punya keberanian".
Rachel
heran, "Kau membutuhkan keberanian untuk pergi kembali ke Korea?". Kim
Tan mengiyakan, "Aku membutuhkan sebuah dorongan keberanian. Masuklah".
Wajah
Rachel terlihat sendu, tidak jutek seperti biasanya. Ia memberanikan
diri memeluk Kim Tan, "Aku masih belum memaafkanmu. Aku benar-benar
membencimu", ucap Rachel berbeda dengan isi hatinya.
Kim Tan
terkejut dengan keberanian Rachel, tapi ia tak menolak di peluk gadis
yang menjadi tunangan-nya itu. Sesaat Kim Tan ragu, tangan-nya sempat
terulur ingin membalas pelukan Rachel. Tapi Kim Tan kembali membenamkan
tangan-nya ke dalam saku celana. "Aku tahu", ucap Kim Tan. Mengerti
kenapa Rachel marah padanya.
Disaat
yang tidak tepat, Eun Sang masuk ke bandara. Melihat Kim Tan berpelukan
dengan Rachel. Apa arti dari tatapan ini?. Sedih, patah hati atau
kecewa?. Yang jelas, pemandangan yang ada di depannya itu mempengaruhi
hatinya. Eun Sang tertegun sesaat, lalu berbalik menyeret kopernya
pergi.
Disaat
itulah Kim Tan melihat sosok Eun Sang dari belakang. Tanpa memperdulikan
Rachel, Kim Tan teriak memanggil nama gadis yang memenuhi benaknya
belakangan ini, "Cha Eun Sang. Berhenti di situ!".
Eun Sang
memang berhenti di tempatnya. Dan teriakan Kim Tan itu membuat Rachel
melepas pelukannya dan terkejut melihat Eun Sang. Masih bisakah Eun Sang
berbalik?.
0 Comments
Silahkan berkomentar dengan baik, kalau ada kritik dan saran.
Download Eror, Link mati, Request download.
Jangan jadi silent reader ya..! Gomawo^^