Jeguk
High School. Para murid bergerombol di depan pintu kelas tambahan.
Mereka mengeluh harus berapa lama lagi menunggu. Bo Na yang baru datang
heran melihat kerumunan teman-temannya. Pada Ye Sol, ia bertanya apa
yang terjadi sembari melihat kedalam kelas, "Ada apa?. Young Do berulah
lagi".
2 teman
Young Do berjaga di depan pintu menghalangi murid lain masuk. Mereka
juga menyuruh Bo Na nanti saja masuknya. Bo Na tidak mau, "Kau saja yang
masuk nanti", ucapnya lalu menerobos masuk ke dalam tanpa takut.
Di dalam kelas hanya ada Eun Sang dan Young Do. Eun Sang hendak berdiri, tapi Young Do menarik tangannya dengan kasar dan mendudukan Eun Sang kembali.
"Hei,
Choi Young Do!. Memangnya ini sekolahmu?. Secara teknis, ini sekolahnya
Kim Tan!. Jadi, kenapa kau menyuruh kami keluar?", protes Bo Na.
"Ada
yang harus kutanyakan pada orang kaya baru", jawab Young Do tanpa
mengalihkan pandangannya dari Eun Sang, "Jangan gugup", Young Do berdiri
mengambil tas Eun Sang dan mengeluarkan semua isinya ke lantai.
"Apa-apaan ini?", seru Bo Na ikut marah sembari maju mendekat.
"Aku senang kau di sini", ucap Young Do mendadak menarik tas Bo Na dan menumpahkan semua isinya ke lantai.
Bo Na kaget, "Hei!. Kau gila?".
"Bisa
kau lihat?, ucap Young Do menunjuk ke barang-barang yang berserakan di
lantai. Isi tas Eun Sang berada di sisi kiri dan isi tas Bo Na berada di
sisi sebelah kanan. Terlihat jelas perbedaan dari isi tas keduanya.
Tas Bo
Na berisi dompet, cermin, tempat kaca mata yang hanya dengan sekilas
melihatnya, kita tahu bahwa itu barang-barang bermerek. Sementara tas
Eun Sang hanya berisi alat tulis sederhana.
"Lihatlah!. Kau tak pernah membelanjakan uang. Kau bukan orang kaya baru", kata Young Do membandingkan isi tas Eun Sang dengan Bo Na. Perkataan yang membuat Eun Sang menunduk malu dan merasa terhina.
Bo Na
melirik Eun Sang dengan pandangan simpati. Meski Bo Na tidak menyukai
Eun Sang, tapi dia bukanlah gadis jahat yang suka melihat Eun Sang
terpojok seperti ini. Young Do tanya pada Bo Na, apa Eun Sang
benar-benar orang kaya baru, "Kudengar kau tahu sedikit tentangnya".
"Aku tak tahu! Apa pedulimu dia orang kaya baru atau tidak?", Bo Na jongkok mengumpulkan barang-barangnya.
"Aku peduli. Jika anak grup kepedulian sosial
sosial berpura-pura menjadi orang kaya baru, berarti dia sudah menipu
seantero sekolah. Bukan begitu", tanya Young Do menatap tajam Eun Sang.
Dengan suara sedikit bergetar Eun Sang berkata, "Kalau tidak mau minta maaf. Bisa tidak kau pergi?", Ia berusaha tetap tenang meski tersirat jelas rasa gugup dan takut di wajahnya.
Young Do tertawa, maju selangkah mendekati Eun Sang, membuat Eun Sang mundur selangkah, dengan nada mengancam Young Do tanya, "Apa yang membuatmu begitu berani?. Boleh aku menanyakan hal itu?".
Eun Sang menunduk diam tak berkutik. Pertanyaan Young Do ini seolah ingin memancing agar Eun Sang menyebut nama "Kim Tan".
Untunglah disaat yang menegangkan ini, Chan Young masuk, "Ada apa Bo Na?. Apa yang terjadi?", tanya Chan Young melihat ke lantai. Bo Na berdiri, mengadu pada Chan Young kalau Young Do sudah gila. Chan Young memandang Eun Sang sesaat dan menyadari apa yang terjadi.
Untunglah disaat yang menegangkan ini, Chan Young masuk, "Ada apa Bo Na?. Apa yang terjadi?", tanya Chan Young melihat ke lantai. Bo Na berdiri, mengadu pada Chan Young kalau Young Do sudah gila. Chan Young memandang Eun Sang sesaat dan menyadari apa yang terjadi.
Dengan tenang dan nada tegas, Chan Young berkata, "Kau mengganggu mulainya pelajaran. Kau mulai membuatku kesal".
"Kenapa
anak baru ini punya banyak sekali ksatria yang menjaganya. Membuatku
ingin bersaing dengan mereka", ucap Young Ja memandang Eun Sang.
Sebelum
pergi, Young Do berkata pada Chan Young kalau ia hanya ingin mengerjai
Eun Sang saja. Young Do pergi melewati Chan Young dan dengan sengaja
menabrak pundaknya.
Eun Sang tampak lega Young Do pergi, dan mengatur napasnya yang sedari tadi tercekat. Chan Young tanya apa Eun Sang dan Bo Na baik-baik saja, ia mengajak ke dua gadis itu untuk membereskan barang-barang mereka. Murid-murid lain mulai memasuki kelas. Bo Na kesal pada Eun Sang. Karena gara-gara Eun Sang, ia harus mengalami hal ini seperti ini.
Chan
Young memilih membantu memasukan barang-barang Eun Sang ke dalam tas,
dan membiarkan Bo Na membereskan barangnya sendiri. Chan Young tersenyum
sembari mengucapkan terima kasih pada Bo Na. Bo Na mendelik marah, "Aku
benci padamu".
Chan
Young terdiam, mengetahui pacarnya sedang marah. Eun Sang yang merasa
tidak enak hati, menyuruh Chan Young meninggalkan dia sendiri dan
membantu Bo Na saja. Tapi Chan Young tetap membantu Eun Sang dan wajah
Bo Na semakin marah. Bo Na langsung pergi dari sana setelah membereskan
barangnya.
(Wajar
jika Bo Na marah, karena Chan Young lebih memilih membantu Eun Sang di
banding Bo Na, yang statusnya adalah pacar Chan Young).
Eun Sang duduk di bangkunya, ia semakin merasa malu, saat teman-teman sekelasnya mulai mengunjing tentang dirinya.
Ye Sol
lari ke dalam kelasnya, "Hei. Berita besar. Young Do membongkar semua
isi tas si orang kaya baru!. Young Do bertanya apa benar dia orang
kaya".
Mendengar
Orang kaya baru disebut membuat Rachel langsung menoleh ke Kim Tan. Kim
Tan tampak marah dan tanya "Kapan?". Ye Sol menjawab baru saja. Myung
Soo yang duduk disebelah Kim Tan mengira Young Do tidak akan menganggu
Eun Sang.
Kim Tan langsung berdiri ingin meninggalkan kesal. Tapi terhalang karena tepat pada saat itu, guru bahasa inggris masuk ke kelas, dan memulai pelajaran. Kim Tan menghela napas kesal. Kembali duduk ke bangkunya.
Sepanjang jam pelajaran, Kim Tan sama sekali tidak kosentrasi. Tidak menyimak ataupun mendengarkan materi yang disampaikan guru. Ia terus melihat jam tangannya, seakan waktu lama sekali berputar. Wajahnya menunjukkan rasa marah dan khawatir.
Selesai pelajaran, Kim Tan bergegas keluar kelas. Dengan langkah cepat ia menuruni tanggan, jalan menuju loker. Sesekali Kim Tan menoleh saat berpapasan dengan siswa perempuan. Mungkin saja itu adalah Eun Sang.
Terjadi kehebohan lagi di ruang loker. Young Do kembali berulah mengerjai Joon Young. Eun Sang berdiri di depan lokernya, menatap cemas tanpa berniat ikut campur. Kejadian tadi sudah cukup membuatnya ketakutan.
Joon
Young menyodorkan surat gugatan yang diajukan Young Do. Surat guggatan
atas tuduhan penyerangan yang dilakukan Joon Young tempo hari. Dengan
wajah menunduk Joon Young memohon agar Young Do bersedia menarik surat
gugatan itu.
Young Do
mengatakan Joon Young membuatnya terlihat jahat, "Kau tak tahu ini akan
terjadi ketika kau memukulku?. Kau pikir seberapa sehatnya aku?".
(Jiah,
baru kena sabetan tas gitu aja langsung nuntut, selama ini Young Do
membully Joon Young, apa itu bisa dibilang tidak jahat!).
Rachel sampai di ruang loker. Ia hanya menghela napas dan menggeleng heran melihat tingkah calon kakak tirinya itu, yang lagi-lagi membuat ulah.
Tak jauh dari sana, ada Ye Sol dan Myung Soo yang juga melihat tanpa berniat ikut campur. Begitu pula dengan murid lainya. 2 teman Young Do tersenyum melihat Joon Young yang ketakutan. Seakan itu adalah hiburan bagi mereka.
Joon Young memohon sekali lagi. Young Do berkata luka itu membutuhkan waktu 3 minggu hingga bisa sembuh sepenuhnya. Sakitnya bukan main hingga air matanya tak bisa berhenti menetes (hahaha..lebay).
"Maafkan
aku. Kumohon tarik ini kembail. Aku mohon", ucap Joon Young dengan
suara sepelan mungkin. Young Do tidak mau, karena Joon Young sudah
memukulnya. Jadi Joon Young bawa saja surat itu dan habiskan uangnya
untuk menyewa pengacara yang bagus.
"Kau menyakiti hatiku. Meskipun aku tak bisa menjamin. Maukah kau berlutut?. Aku mungkin akan berubah pikiran", tantang Young Do.
Joon
Young sejenak ragu, dan memandangi surat tuntutan itu. Dengan membuang
semua harga diri dan rasa malunya, Joon Young berlutut di hadapan Young
Do. Young Do menyeringai puas.
Myung Soo memalingkan wajahnya, tidak tega melihat. Tindakan Young Do kali ini sudah kelewatan. Rachel tertegun. Eun Sang menatap dengan tatapan miris dan tidak percaya. Siswa lain hanya bisa memandang iba.
Kim Tan tiba di ruang loker. Dari ujung koridor, dia melihat Joon Young berlutut di depan Young Do. Kim Tan menghela napas, pemandangan itu membuatnya semakin marah dengan kelakuan Young Do.
Kim Tan jalan cepat melewati Eun Sang berdiri tepat di depan Joon Young. Kehadiran Kim Tan membuat suasana semakin tegang. Dan senyum di wajah Young Do pun memudar.
"Bangun!", ucap Kim Tan menyuruh Joon Young bangun.
"Ini bukan urusanmu", sahut Joon Young.
"Kubilang berdiri", ulang Kim Tan lagi dengan nada di tekan.
Joon Young meminta Kim Tan untuk tidak berpura-pura baik padanya, "Menjijikan. Kau tidak berbeda dengannya".
"Hohoho...", Young Do tertawa mengejek. "Joon Young! Kau memang pintar".
Kim Tan diam sejenak menghela napas, "Apakah aku mem-bully-mu dulu?".
Joon Young menjawab, "Setidaknya Choi Young Do mengingatnya" (siapa saja anak yang pernah ia bully).
"Maafkan aku. Sebagai gantinya, aku akan melakukan ini",
Kim Tan langsung meninju wajah Young Do. Membuat semua orang terkesiap kaget, bahkan Eun Sang sampai memekik pelan. Satu tinju keras yang membuat bibir Young Do berdarah.
Kim Tan langsung meninju wajah Young Do. Membuat semua orang terkesiap kaget, bahkan Eun Sang sampai memekik pelan. Satu tinju keras yang membuat bibir Young Do berdarah.
"Aku memukulmu sekarang. Jadi cobalah buat aku berlutut juga", tantang Kim Tan dengan pandangan tajam.
Young Do tampak syok, "Bolehkah?".
Kim Tan : Aku menantikannya
Young Do : Aku juga
Young Do maju mendekat membalas tatapan Kim Tan. Eun Sang dan Rachel tampak cemas.
Tiba-tiba terdengar seruan dari ujung koridor, "Ada apa ini? Siapa yang berkelahi?. Sedang apa kalian?". Ternyata itu adalah suara dari guru pengawas. Anak-anak berlarian membubarkan diri. Yang tertinggal hnaya Kim Tan, Young Do berserta kedua temannya dan Joon Young. Kim Tan sedikit merapihkan jasnya.
Tiba-tiba terdengar seruan dari ujung koridor, "Ada apa ini? Siapa yang berkelahi?. Sedang apa kalian?". Ternyata itu adalah suara dari guru pengawas. Anak-anak berlarian membubarkan diri. Yang tertinggal hnaya Kim Tan, Young Do berserta kedua temannya dan Joon Young. Kim Tan sedikit merapihkan jasnya.
(Seandainya guru pengawas lewat saat Young Do membully Joon Young, apa jadinya ya????).
Kim Tan
dan Young Do dibawa keruang dewan sekolah menghadap Ny. Ji Sung. Ny. Ji
Sung melihat bibir Young Do yang berdarah. Ia tanya apa lukanya tidak
sakit, perlukah kerumah sakit. Di depan Ny. Ji Sung, Young Do bersikap
hormat dan bilang perkelahian seperti ini biasa terjadi diantara teman,
meski hal itu melukai hatinya.
Ny. Ji
Sung meminta maaf. Ayah Young Do pasti marah mendengar perkelahian ini.
Young Do minta Ny. Ji Sung tidak perlu khawatir, "Aku tidak akan
menuntut".
"Aku tidak bermaksud begitu. Aku minta maaf sebagai Ibunya Tan", ujar Ny. Ji Sung. Kim Tan memejamkan mata menahan kesal.
Di depan
Young Do, tanpa segan Ny. Ji Sung memarahi Kim Tan, "Kau baru saja
pindah kemari. Apa perlu membuat masalah secepat ini?. Kau sudah lupa
dengan janjimu?".
"Maafkan aku" ucap Kim Tan. Young Do mengeryitkan kening puas mendengar Kim Tan dimarahi.
"Pergi
ke sekolah lain jika kau akan melakukan ini. Aku sudah mengingatkanmu
dan kau sudah berjanji. Apa lagi yang harus kulakukan untukmu. Siapa
yang harus aku beritahu untuk membuatmu takut?. Haruskah aku memberitahu
kakakmu?", ancam Ny. Ji Sung.
Kim Tan
terusik saat mendengar kakaknya di sebut, tapi ia tetap diam saja. Young
Do menyakinkan Ny. Ji Sung kalau ia baik-baik saja, tidak perlu sekeras
itu pada Kim Tan.
Kim Tan
tahu Young Do hanya berlagak baik di depan Ny. Ji Sung, dan itu membuat
Kim Tan mengarahkan pandangan tajamnya pada Young Do. Tak beda jauh
dengan Kim Tan, Young Do pun, menatap Kim Tan dengan pandangan
menantang.
(Min Ho oppa dan Kim Won Bin keren dech, tatapan mereka itu benar-benar seperti musuh bebuyutan).
Keduanya
keluar dari ruang dewan. Young Do berkata bahkan ibu Kim Tan sendiri
(Ny. Ji Sung) menyarankan Kim Tan untuk pindak ke sekolah lain, kenapa
kau tidak pindah saja.
"Bukannya kau yang harusnya pergi? Kau pasti malu karena sudah kuhajar", jawab Kim Tan membelakangi Young Do.
"Apakah kau tidak mendengarkannya karena dia bukan Ibu kandungmu?", sindir Young Do pedas.
Young Do menantang, "Itu yang aku tunggu. Jadi aku tidak perlu menahan diri. Pukul aku lagi".
"Aku akan menghajarmu di waktu yang tepat", jawab Kim Tan, lalu berbalik pergi.
Keduanya
jalan ke arah yang berlawanan. Kejadian ini seakan terulang dan membawa
kita flashback saat mereka masih duduk di bangku smp.
Kim Tan
remaja dan Young Do remaja jalan berpapasan. Young Do jalan begitu saja
seakan tidak melihat Kim Tan. Kim Tan menoleh memanggil Young Do,
bertanya kenapa Young Do menghindari darinya. Young Do berdalih siapa
yang menghindar.
Kim Tan tanya apa Young Do menghindarinya karena merasa malu, atas kejadian yang mereka lihat 2 hari yang lalu. Seperti nya mereka melihat ayah Young Do bersama pacar gelapnya.
"Itu
tidak memalukan. Tapi menyakitkan", ucap Kim Tan. Young Do semakin
marah, mencengkram jas Kim Tan semakin kuat, "Apa yang kau tahu?".
"Semua
orang melalui sesuatu seperti itu (sesuatu hal atau kondisi yang
menyakitkan). Begitu juga denganku. Sebenarnya, aku bukan putra dewan
direktur", kata Kim Tan.
"Aku punya ibu lain. Aku cuma bilang ini padamu. Jadi ..".
"Kau ini
anak haram?", potong Young Do. "Jadi..Jika wanita yang kita lihat 2
hari lalu memiliki anak dari Ayahku...Dia akan seperti kau", vonis Young
Do dengan nada melecehkan.
Kim Tan
terdiam, terluka dan terkejut dengan perkataan Young Do. Kim Tan
mengatakan rahasianya agar Young Do tidak merasa malu atau pun minder.
Tapi reaksi yang ia dapat dari Young Do, jauh berbeda dari perkiraannya.
Flashback end. Itulah penyebab putusnya persahabatan Kim Tan dan Young Do.
(Hm...jadi
mikir, apa Kim Won juga menilai Kim Tan dengan cara yang sama seperti
Young Do. Apakah itu alasannya kenapa Kim Won selama ini bersikap
dingin, merasa terganggu, dan terancam dengan keberadaan Kim Tan.
Kedudukan
Young Do dan Kim Won sama, mereka anak dari istri sah yang benci
melihat ayahnya bermain wanita. Dan kebencian itu membuat mereka
membenci anak yang lahir dari rahim wanita tersebut).
Pulang sekolah Bo Na, Ye Sol dan Myung Soo jalan keluar bersama. Bo Na senang mendengar kabar kalau Kim Tan memukul Young Do. Sayang ia tak ada disana melihat kejadiannya secara langsung. Myung Soo membela Young Do, "Dia tidak kena. Dia menghindar".
"Kau
bisa saja bilang kalau rahangnya (Young Do) dihajar lebih dulu". tukas
Bo Na kesal, "Berhenti bergaul dengan Young Do, atau kau benar-benar
tidak akan bisa kuliah".
Myung
Soo berkata dalam hukum kita harusanya membenci kejahatan bukan
orangnya. Ye Sol yang menyukai Young Do pun ikut membela, bukankah
posisi Young Do kali ini adalah korban. Myung Soo tersenyum, menilai
perkataan Ye Sol itu benar.
"Kau berpihak pada Young Do setelah apa yang dia lakukan padaku?", tanya Bo Na kesal.
Ye Sol
heran, apa sekarang Bo Na berpihak pada Kim Tan. Myung Soo bilang kalau
itu cinta lama. Bo Na makin kesal, "Cinta lama apanya?. Aku sudah
melupakannya!".
"Sst", Ye Sol menyuruh Bo Na mengecilkan suaranya, karena ada Rachel lewat di depan mereka. Bo Na tidak peduli, "Kenapa. Apa kita harus berhati-hati dengan tunangannya Kim Tan juga?.
Bo Na teriak memanggil Rachel, yang dipanggil pun menoleh, "Kau ingin mengatakan sesuatu?".
"Kau tidak?", sergah Bo Na lalu meminta Ye Sol dan Myung Soo jalan duluan.
Bo Na mendekati Rachel, ia marah karena Rachel memberitahu Chan Young bahwa ia pernah pacaran dengan Kim Tan, "Apa hakmu menceritakan masa laluku?. Kau sudah gila?". Rachel bilang apa yang ia katakan itu bukanlah bohong, "Harusnya kau urus pacarmu. Kau membiarkan dia bicara dengan gadis lain (Eun Sang)".
"Kau
sudah tahu, aku sudah mengurus pacarku sendiri. Aku merasa, sepertinya
Tan dan Eun Sang memiliki hubungan. Begitulah yang terlihat olehku",
balas Bo Na.
Rachel
berkata Bo Na tidak perlu memancing kemarahannya. Bo Na membalas ia
hanya ingin memberitahukan itu. Rachel mengatakan pasti akan membalas Bo
Na suatu hari nanti. Rachel berbalik pergi. Bo Na mendesis kesal, tak
takut dengan ancaman Rachel.
Rachel masuk ke dalam mobil, Esther sendiri yang datang menjemput. Rachel berkata ini adalah kejutan. Esther tersenyum, "Aku ada di dekat sini, dan hati nurani ku tergerak untuk menjemputmu". Rachel menyindir, sebaiknya hati nurani ibunya itu digunakan untuk memikirkan pernikahannya. Disindir seperti itu, maka Esther berkata jangan sampai ia merasa menyesal telah menjemput Rachel.
Saat
ingin menyalakan mesin mobil, Esther melihat Kim Tan di depan, ia pun
langsung membunyikan klakson mobil meski Rachel melarangnya. Kim Tan
sontak menoleh. Esther mengomel di dalam mobil, "Anak itu! Sudah pulang
tapi tidak datang memberi salam padaku".
Kim Tan
mendekati mobil. Esther menurunkan kaca mobil, menyapa Kim Tan dengan
ramah, "Lama tidak bertemu". Kim Tan membungkuk mengucapkan salam dengan
sopan. Dengan wajah tersenyum dan nada ramah, Esther sedikit menyindir
sayang sekali ia harus bertemu Kim Tan disini. Padahal Kim Tan sudah
lama kembali ke Korea. Kim Tan beralasan sibuk sekali, sehingga tidak
sempat berkunjung kerumah Esther.
Esther
mengajak Kim Tan makan siang bersama. Kim Tan tak segera menjawab, raut
wajahnya menunjukkan rasa keberatan. Rachel diam dengan perasaan
terluka. Sudah tahu jawaban Kim Tan.
Dalam
perjalanan pulang, Esther kembali mengomel. Tak bisakah Kim Tan sedikit
berbasa-basi demi sopan santun. Rachel menyahut lebih baik begitu dari
pada menahan malu, "Hari ini, Kim Tan memukul Young Do!".
Esther kaget, "Apa?. Kenapa?".
"Apa maksud Ibu kenapa? Karena dia pantas mendapatkannya", jawab Rachel. "Aku bisa tebak seperti apa tunangan ibu, hanya dengan melihat Young Do yang merupakan putra dari tunangan Ibu. Sudah jelas tunanganku lebih baik daripada tunangan ibu".
Esther
marah dan tersinggung, mendadak menepikan mobil dan menyuruh Rachel
turun. Sebelum turun, Rachel berkata jika ibunya menurunkannya di tengah
jalan seperti ini, kenapa juga harus datang menjemput.
Selanjutnya,
Esther pergi ke hotel Zeus mencari Young Do. Manager hotel bilang Young
Do belum datang. Esther minta manager menghubunginya kalau Young Do
sudah datang. Manager Hotel menyanggupi.
Manager
Hotel hendak pergi, tapi Esther mengajukan satu pertanyaan, "Apa
Presiden Kim Won dari Grup Jeguk tinggal di sini?". Manager membenarkan.
Dengan alasan ingin menyapa Kim Won sebagai keluarga besan, Esther
bertanya apa boleh ia minta nomor kepala sekertaris Yoon.
Jae Hoo sedang menemani presdir Kim check up ketika menerima telpon dari Esther. Di ponsel Jae Ho tertera nomor Esther, berarti dia punya nomor Esther tapi tidak mau menelpon lebih dulu. Jae Hoo menjawabnya. Esther mengaku lebih putus asa hingga menelpon Jae Hoo lebih dulu.
Jae Ho
tanya benarkah Esther berpikir begitu. Esther minta Jae Hoo berhenti
bersikap ambigu, "Aku sudah mengambil resiko meminta nomormu".
"Aku
memberimu kesempatan untuk berpikir apa itu benar-benar sepadan. Aku
akan menelponmu kembali", ucap Jae Hoo melirik ke presdir Kim yang duduk
disebelahnya.
"Kau menutup telponku sekarang?", tanya Esther tidak percaya.
"Kututup", ucap Jae Hoo mengakhiri pembicaraan.
Dokter dan perawat keluar setelah selesai memeriksa presdir Kim. Presdir Kim mendengar pembicaraan tadi dan mengira Jae Hoo memiliki pacar. Jae Hoo menyungging senyum dan berkata lebih tepatnya hubungan gelap. Presdir Kim heran setelah apa yang terjadi padanya, kenapa Jae Hoo memilih hubungan seperti itu. Presdir Kim minta Jae Hoo melaporkan hasil pengamatannya.
Jae Hoo
menjelaskan, "Presdir Esther Lee dari RS Internasional memiliki 1.4%
saham dari Grup Jeguk. Dia mewarisi 1.2%. Dia juga membeli 850,000 saham
ketika Tan dan Rachel bertunangan. Esther juga memiliki 2.1% saham
Hotel Zeus. Dia sudah memiliki hak voting dalam dewan. Setelah dia
menikahi Presdir Choi Dong Wook dari hotel Zeus. Esther Lee akan
memiliki 3.4% saham hotel Zeus dan 1.8 saham Jeguk Grup".
Dengan
tenang Jae Hoo menjawab karena pernikahan ini bukan atas dasar cinta,
sepertinya pernikahan itu akan terjadi. Presdir Kim mengerti.
Jae Hoo
keluar dari ruangan presdir Kim. Jalan di koridor dengan setengah
melamun. Pikirannya mengenang saat ia mencium Esther. Di koridor itu
juga, dia berpapasan dengan asisten (mata-mata) presdir Kim.
Jae Hoo menoleh, melihat amplop coklat yang dibawa pria itu dengan tatapan curiga, "Itu amplop Jeguk Grup. Siapa dia?", guman Jae Hoo penasaran.
Jae Hoo menoleh, melihat amplop coklat yang dibawa pria itu dengan tatapan curiga, "Itu amplop Jeguk Grup. Siapa dia?", guman Jae Hoo penasaran.
Chan Young dan Eun Sang berada di perpustakaan. Chan Young sudah menandai halaman buku pelajaran. Materi yang ada di halaman itu akan masuk dalam ujian tengah semester. Chan Young juga memberikan buku paket pelajaran lainya, sedikit banyak itu akan membantu Eun Sang.
"Terima
kasih", jawab Eun Sang. Lalu melihat ponselnya diatas meja. Ada
panggilan masuk, di layar ponsel tertera nama, "Jangan di jawab". Sesuai
dengan namanya, Eun Sang pun langsung menekan tombol reject. Tidak
menjawab.
Eun Sang berkata jika tak ada Chan Young apa yang bisa ia perbuat. Chan Young tanya siapa yang menelpon. Eun Sang menjawab, "Aku juga punya rahasia, Teman. Cepatlah temui Bo Na sebelum dia marah".
Chan Young melihat jam, "Bo Na tidak pernah marah. Dia hanya bertingkah imut'".
"Kau memang buta!", ucap Eun Sang pura-pura ingin mencolok mata Chan Young. Chan Young tersenyum dan pamit pergi. Ia minta Eun Sang menelponnya jika butuh sesuatu.
Ponsel
Eun Sang kembali menerima panggilan masuk dari "Jangan di jawab". Kali
ini Eun Sang menjawabnya, dengan nada ketus Eun Sang tanya ada apa.
"Aku
ingin Jajangmyeon (mie dengan saus pasta kacang kedelai hitam), tapi
tidak ada yang mau mengantar seporsi. Kau mau makan Jjajangmyeon
denganku?", ucap orang yang menelpon yang ternyata adalah suara Young
Do.
"Pesan saja 2 dan makan satu. Kau kan kaya".
Young Do
berkata mana mungkin ia bisa membuang makanan. Ekonomi jaman sekarang
sedang buruk. (Young Do ini lucu, abis buat malu Eun Sang langsung
ngajak makan). Eun Sang menyuruh Young Do memanggil orang lain saja,
karena ia tidak akan mau menemani Young Do makan.
Tapi
Young Do memaksa Eun Sang harus mau, "Kau masih belum ketemu Joon Young.
Aku memberitahu dia. Kalau dia bisa menyuruhmu datang kemari, aku akan
batalkan tuntutannya".
Eun Sang
melihat Joon Young berdiri di depannya dengan menundukan kepala. Eun
Sang benar-benar kesal dan tidak percaya, "Kau brengsek! Bagaimana
bisa?", ucapnya dengan suara nyaring, lalu mengecilkan suaranya ketika
menyadari ia sedang berada di perpustakaan, "Aku tutup telponnya".
Joon
Young jalan perlahan mendekati Eun Sang, "Maafkan aku. Aku benar-benar
minta maaf", ucapnya dengan nada penyesalan dan penuh harap. Eun Sang
tak bisa berkata apa-apa lagi, tak mungkin baginya menolak permintaan
Joon Young.
Meski
terpaksa Eun Sang akhirnya menemui Young Do di hotel Zeus. Mereka hanya
berdua di dalam kamar. Young Do memakan Jajangmyeon-nya. Sementara Eun
Sang sama sekali tidak menyentuh Jjajangmyeon yang ada di hadapannya.
Eun Sang tak bisa menyembunyikan kekesalannya, bertanya apa motif Young
Do melakukan ini.
"Sebenarnya kau tidak akan membatalkan gugatan. Untuk apa kau bercanda begini denganku?. Joon Young datang padaku dengan wajah seolah mau mati. Ini mungkin bercanda bagimu, tapi baginya...".
"Siapa
bilang aku bercanda?", potong Joon Young berhenti makan. Eun Sang tak
yakin, apa Young Do sungguh-sungguh akan membatalkan tuntutannya.
Young Do
mengiyakan. Eun Sang tanya kenapa. Young Do bilang karena Eun Sang
datang kesini. Eun Sang tak mengerti, "Apa yang berubah jika aku
kemari?". Young Do berkata karena hatinya berubah. Eun Sang tanya kenapa
hati Young Do berubah.
"Kau datang padaku dan aku jadi bunga. Kira-kira seperti itu lah?', jawab Young Do tersenyum.
"Aku tidak ingin bercanda". ujar Eun Sang makin kesal.
"Apa aku terlihat sedang bercanda?", tanya Young Do menatap tajam.
Eun Sang diam, bingung dan merasa aneh dengan perubahan sikap pria di hadapannya. Young Do tanya apa Eun Sang tidak suka bunga. Apa yang Eun Sang tidak suka, bunganya atau datang kemari. Eun Sang menjawab keduanya.
"Oh! Aku
ditolak. Nanti kubalas", ucap Young Do tersenyum...senyumnya
benar-benar tulus, seperti senyum Kim Tan saat menggoda Eun Sang. Young
Do kembali memakan Jajangmyeon-nya.
Terdengar suara bel. Young Do berdiri membuka pintu, ternyata yang datang adalah Rachel. Gadis ini tanya kenapa Young Do tidak menjawab telponya. Dengan wajah kesal Young Do berkata sedang makan bersama orang penting.
Rachel marah, "Kau bilang kau akan mengurusnya. Lalu, kenapa kita berfoto akhir pekan ini?".
"Kubilang aku sedang ada tamu", jawab Young Do. Rachel ingin tahu siapa lalu menerobos masuk.
Rachel
melihat Eun Sang dan 2 porsi Jajangmyeon yang ada di meja. Pada Young
Do, ia bertanya Apa yang terjadi di sini. Young Do menyahut ini bukan
urusan Rachel, "Kau tidak diundang".
Rachel membalas, "Aku juga tak ingin tinggal. Bagaimanapun, uruslah soal foto itu. Aku tak ingin ada kejutan lain".
Sebelum
pergi, Rachel menyindir Eun Sang dengan tatapan melecehkan, "Kau
ternyata lebih parah dari yang kuduga". Eun Sang menghela napas dalam,
menahan malu. Ia menyadari maksud dari ucapan Rachel yang menilai
dirinya sebagai wanita tidak baik.
Eun Sang berdiri dan bicara pada Young Do, "Aku anggap kau akan batalkan tuntutannya. Boleh aku pergi?".
Young Do tanya mau kemana, kerja paruh waktu?. Eun Sang tak menjawab, pergi dari sana meninggalkan Young Do.
Rachel langsung menelpon Kim Tan. Niatnya ingin membuat Eun Sang terlihat buruk di mata Kim Tan. Ia tanya apa Kim Tan tahu dimana Eun Sang sekarang. Kim Tan berkata dengan malas bagaimana ia bisa tahu.
"Kau mau tahu?", tanya Rachel.
"Bukannya kau menelpon untuk memberitahuku?", ucap Kim Tan.
"Dia ada di kamar suite hotelnya Young Do. Dia sedang makan dengan Young Do", ucap Rachel.
Kim Tan
langsung menutup telepon. Menghubungi ponsel Eun Sang. Tapi Eun Sang
tidak menjawab. Kim Tan mencoba lagi, tetap sama tidak diangkat. Meski
ia mencoba berulang kali, tetap saja tidak diangkat. Kim Tan stress,
khawatir dan cemas.
Hee Nam
menerima sms pemberitahuan kalau ada pertemuan orang tua murid di SMA
Jeguk, pada hari rabu depan pukul 2 siang. Hee Nam membalas sms,
meminta maaf tidak bisa pergi karena ada urusan.
Ny. Han
datang, tanya ada apa. Hee Nam menunjukkan ponselnya. Ny. Han membaca
sms itu. Dengan nada getir Ny. Han berkata hidup mereka memang
menyedihkan, "Kau dan aku sama-sama tidak bisa pergi ke sekolah anak
kita.
Kim Tan
turun dari kebawah, pamit keluar sebentar. Ny. Han tanya kemana Kim Tan
akan pergi jam segini. Kim Tan berlalu pergi, tanpa menjawab pertanayaan
ibunya.
Kim Tan
buru-buru pergi ke kafe. Akhirnya ia bisa menarik napas lega melihat Eun
Sang yang sedang bekerja dan tampak baik-baik saja. Sejenak Kim Tan
mengamati Eun Sang, lalu menarik gadis itu keluar. Eun Sang heran
tiba-tiba di tarik, "Kenapa. Ada masalah apa?".
"Kenapa tidak jawab teleponm?", tuntut Kim Tan. Eun Sang menjawab apa Kim Tan tidak lihat, ia sedang kerja.
"Kau pergi ke hotel Young Do?", tanya Kim Tan. Eun Sang berguman kesal, "Ah..Yoo Rachel benar-benar".
Kim Tan marah, "Kau pergi?". Eun Sang baru tahu kalau itu hotelnya Young Do.
"Kau gila ya?. Kau kira kau kemana?", tanya Kim Tan makin marah.
"Hei. Aku bahkan kerumahmu saat di Amerika, padahal bisa saja kau pengedar narkoba. Aku kan tidak melakukan hal bodoh".
"Itu tindakan bodoh. Kenapa kau percaya padaku dan mengikutiku, bodoh?. Bagaimana kalau terjadi sesuatu?".
Eun Sang
berkata Kim Tan bukanlah orang yang akan melakukan suatu hal yang
buruk. Kim Tan tanya bagaimana Eun Sang tahu, "Bagaimana kau tahu aku
tidak akan menyakitimu?. Kenapa kau ke hotel Young Do?". Eun Sang
berkata demi Joon Young, Young Do janji akan mencabut tuntutannya jika
Eun Sang pergi kesana.
Kim Tan
mendesis kesal, "Dan kau percaya itu?". Eun Sang juga tidak percaya,
tapi ia tidak punya pilihan saat seorang temanya dalam posisi sulit
seperti itu. Kim Tan benar-benar tak habis pikir, "Bagaimana bisa dia
temanmu?. Kau jarang bertemu dengannya. Bagaimana bisa dia temanmu?".
Eun Sang
mengatakan Joon Young mengetahui kalau ia berada di kelompok kepedulian
sosial. Joon Young tahu persis apa pekerjaan ibu Eun Sang. Dan dia
tetap merahasiakannya. Bagaimana mungkin Eun Sang tidak pergi disaat
temannya meminta seperti itu.
Kim Tan
berkata lagipula Joon Young juga kan pindah. Untuk apa Eun Sang peduli,
"Sudah kubilang padamu, jangan ikut campur!. Berapa kali kubilang
padamu!. Apa kau sebegitu inginnya berbuat baik?".
Mata Eun Sang berkaca-kaca, "Kau pikir, kenapa Young Do mengincarku?. Itu karena kau!".
Kim Tan
teriak, "Karena itu kenapa aku melakukan ini!. Hal buruk bisa terjadi
padamu karena aku!". Dengan suara lebih pelan, Kim Tan memohon, "Bisa
tidak, jangan membuatku khawatir?. Tak bisakah kau diam saja?!
"Tak
bisakah kau meninggalkanku sendirian?", balas Eun Sang. "Sudah sulit
bagiku untuk bertahan. Aku merasa aku memiliki awal yang buruk di
sekolah. Kau membuatnya bertambah buruk setiap hari. Aku tidak minta
banyak. Aku hanya ingin lulus SMA dan hidup lebih baik saat aku 20
tahun. Tapi aku tidak tahu aku harus bagaimana".
Eun Sang kaget, "Apa?".
Kim Tan :
Tidak bisa?. Kau mau tetap sekolah?. Kalau begitu, mulailah menyukai
aku. Kalau bisa dengan sepenuh hatimu. Karena aku suka padamu.
Eun Sang terpana, kehilangan kata-kata. Kim Tan memandang Eun Sang lekat. Pengakuan Kim Tan kali ini apakah akan tersambut????.
END
Manly
Man, Kim Tan. Kali ini dia benar-benar menyatakan perasaannya dengan
tegas. Tapi apa jadinya dengan Rachel. Meksi Rachel sering menyebalkan,
tapi kasihan juga melihat dia yang diam-diam terluka karena Kim Tan
selalu memperhatikan Eun Sang. Saya semakin yakin kalau Rachel
benar-benar menyukai Kim Tan. Begitu pula dengan Eun Sang, pasti dia
juga menyukai Kim Tan, hanya saja banyak penghalang di depan mereka.
Kim Tan
dan Young Do, separah apa masalah mereka di masa lalu, saya berharap
kelak keduanya akan kembali rukun dan menjadi sahabat kembali. 2 namja
ini sama-sama kesepian.....Tapi apa jadinya jika mereka merebutkan
wanita yang sama, "Cha Eun Sang".
Jung Chan Woo, pemeran Kim Tan remaja ternyata juga pernah berperan sebagai Goo Jun Pyo muda di Boys Before Flowers. Pihak perwakilan The Heirs mengatakan 4 tahun lalu, Jung Chan Woo berperan sebagai Goo Jun Pyo muda di Boys Before Flowers, yang peran dewasanya juga dimainkan oleh Lee Min Ho.
Next episode ^^
0 Comments
Silahkan berkomentar dengan baik, kalau ada kritik dan saran.
Download Eror, Link mati, Request download.
Jangan jadi silent reader ya..! Gomawo^^