Young Do
dan ayahnya kembali berhadapan di arena judo. Dong Wook tanya apa yang
ingin Young Do katakan. Young Do tidak mau berfoto keluarga. Dong Wook
tanya apa Young Do sedang meminta hal itu sekarang, di hadapannya. Young
Do membenarkan, "Aku belum pernah mengalahkan Ayah di Judo. Kalau ayah
kalah dalam pertandingan ini, batalkan acara foto keluarga".
"Aku ingin melihat sejauh mana aku berubah, di saat aku menginginkan sangat menginginkan sesuatu", jawab Young Do.
"Baiklah! Kalahkan Ayah dan ayah akan membiarkanmu melakukan yang ingin kau lakukan", tantang Dong Wook.
Anak dan ayah ini mengencangkan sabuk mereka sebelum bertanding. Young Do berusaha sekuat mungkin mengalahkan ayahnya. Beberapa kali, ia berhasil membuat Dong Wook jatuh dengan posisi duduk, tapi ia belum berhasil membuat ayahnya jatuh terlentang di atas matras.
Young Do
berhasil mengunci kaki ayahnya, tapi Dong Wook melakukan hal curang
dengan mencekik leher anaknya. Young Do berusaha melepaskan cekikan
ayahnya, dan kesempatan itu digunakan Dong Wook untuk menjatuhkan dan
memeteng Young Do, hingga Young Do tidak bisa bergerak lagi dan kalah.
Dong Wook berkata Young Do belum tahu bagaimana caranya untuk menang. Young Do menyentuh lehernya yang sakit, "Itu curang".
Dong Wook tanya apanya yang curang, "Ayah tidak menetapkan aturan apapun. Ayah hanya menyuruhmu untuk menang. Ini hasilnya kalau mau main adil. ketika tidak ada wasit. Orang hanya mengingat hasilnya. Faktanya adalah kau baru saja kalah. Datang tepat waktu hari Minggu".
Dong Wook tanya apanya yang curang, "Ayah tidak menetapkan aturan apapun. Ayah hanya menyuruhmu untuk menang. Ini hasilnya kalau mau main adil. ketika tidak ada wasit. Orang hanya mengingat hasilnya. Faktanya adalah kau baru saja kalah. Datang tepat waktu hari Minggu".
Dong
Wook pergi. Young Do memukul matras dengan marah, lalu kembali rebahan
di atas mastras sembari mengatur napasnya yang memburu. Hm..sikap tidak
sportif yang ditunjukan Dong Woon inilah yang membentuk karakter Young
Do menjadi "Bad Boy".
Eun Sang
sedang bekerja di cafe ketika menerima panggilan masuk dari Young Do.
Eun Sang tampak kesal. Mengembalikan ponselnya kembali ke dalam saku,
meski ponselnya masih bergetar. Ia sama sekali tidak berniat menjawab
panggilan telpon tersebut.
Eun Sang
keluar dari meja kasir, ingin mengambil gelas-gelas kosong. Ternyata di
salah satu meja ada Young Do duduk disana sendirian. Eun Sang tentu
saja kaget. Young Do berkata Eun Sang masih saja tidak menjawab
telponnya. Eun Sang mulai gugup dan tanya bagaimana Young Do mengetahui
ia bekerja di tempat ini.
"Kau
meremehkanku. Apa yang paling mengagetkanku ketika aku tahu kau menjadi
kaya karena kau bekerja begitu keras", kata Young Do.
Eun Sang
bertanya apa sebenarnya yang ingin Young Do katakan. Young Do menjawab
tidak ada yang ingin ia katakan, "Aku kemari karena aku kesepian". Eun
Sang diam memperhatikan wajah Young Do yang memang seperti anak yang
kesepian.
Young Do memberitahu kalau ia membatalkan tuntutan pada Joon Young. Eun Sang seakan tak percaya, "Benarkah?".
"Sudah kubilang padamu akan kubatalkan", jawab Young Do.
Eun Sang
menoleh ke sumber suara, wajah Young Do langsung berubah melihat Kim
Tan "Ini curang", ucapnya mengira Eun Sang yang memanggil Kim Tan
kesini. Eun Sang diam dengan wajah terkejut.
Kim Tan duduk di seberang meja, berhadapan dengan Young Do. Ia tanya dari mana Young Do tahu tempat ini. Young Do melempar ponselnya ke meja, "Dia sudah menanyakan pertanyaan itu". Kim Tan lalu tanya apa jawaban Young Do.
"Aku
tahu tempat ini. Aku tahu kalau dia kerja di toko ayam goreng. Kafe
Pizza dan restoran. Aku berkata itu dalam pikiranku", jawab Young Do.
Eun Sang menunduk diam, panik karena Young Do mengetahui dimasa saja ia bekerja paruh waktu. Kim Tan sejenak diam, lalu membela Eun Sang, "Memangnya kenapa?. Kau mencuci piring di hotelmu setiap akhir pekan dan liburan sekolah".
"Berhentilah
berpura-pura kau tidak mengerti", ucap Young Do. (Berpura-pura tidak
mengerti kalau Eun Sang bekerja paruh waktu di banyak tempat).
Eun Sang
tampak ketakutan. Kim Tan bertanya apa Eun Sang tidak kerja. Pertanyaan
itu seperti penyelamat bagi Eun Sang. Eun Sang buru-buru kembali ke
meja kasir.
Young Do bertanya bagaimana dengan Kim Tan, bagaimana Kim Tan tahu tempat ini dan tahu Eun Sang berada.
"Aku selalu selangkah lebih cepat darimu", jawab Kim Tan santai.
"Sebaiknya kau berhati-hati. Aku selalu tepat di belakangmu.
"Kau akan menusukku dari belakang dengan menggunakan Cha Eun Sang?. Berhentilah membuang-buang waktumu", ucap Kim Tan tersenyum dengan nada menyindir.
"Kenapa? kalian berkecan?", tanya Young Do
"Kami terlihat serasi, kan?", tanya Kim Tan balik.
"Jangan tanyakan sesuatu yang menjijikkan seperti itu", ujar Young Do seperti merinding mendengar kata serasi.
"Kami serasi sekali", ucap Kim Tan yakin, dan senyum Young Do pun memudar.
"Jangan sentuh Cha Eun Sang. Kuperingatkan kau", kata Kim Tan menatap tajam.
"Bertarung satu lawan satu. Hasilnya tidak bagus bagiku. Jaga lututmu. Tidak ada peraturan di atas matras-ku", balas Young Do.
Keduanya saling melemparkan tatapan tajam, hingga panggilan dari manager cafe mengalihkan perhatian mereka, "Anak-anak! Minuman kailan sudah siap". Kim Tan yang tidak melihat Eun Sang di meja kasir, tanya dimana gadis itu.
Manager
cafe berkata Eun Sang sudah pulang, lalu menunjuk pada 2 minuman yang
ada di meja kasir, "Eun Sang membelikan kalian ini. Bawa ini pergi".
Kim Tan dan Young Do keluar cafe dengan meminum minuman yang dibelikan Eun Sang. (mereka akur nich..hehe..hanya sebentar).
Diluar sudah ada mobil plus sopir yang menanti Kim Tan. Sementara Young Do tampak bingung melihat motornya yang raib dari tempat parkir. Yang tertinggal hanyalah kertas pemberitahuan penarikan. Kim Tan mengulum senyum geli, tidak bisa menyiakan kesempatan ini untuk meledek Young Do.
Kim Tan berbalik, "Begitulah kau menggunakan hukum. Bukannya gugatan palsu. Kau tahu menyetel motor itu ilegal, kan?. Bersenang-senanglah".
Kim Tan
tersenyum manis, tapi ngeledek sich. Ia masuk ke dalam mobil. Young Do
meremas kertas itu dengan kesal, lalu menghabiskan minumannya.
Kim Won menunggu Hyun Joo pulang. Ia duduk di dalam mobil, tepat seberang jalan rumah Hyun Joo. Sepetinya Kim Won sudah lama menunggu, ia melihat jam tangan, tapi Hyun Joo belum juga muncul. Ia mengambil ponselnya berpikir hendak menghubungi Hyun Joo.
Pada
saat yang sama sebuah mobil sedan putih berhenti di depan rumah Hyun
Joo. Kim Won mengawasi, dan gadis yang ia tunggu keluar dari mobil itu
dan bicara dengan akrab dengan pengendara melalui jendela mobil. Mata
Kim Won langsung terbelalak melihat pemandangan di depannya. Rasa
cemburu mendorongnya untuk keluar dari mobil, melihat siapa orang yang
mengantar Hyun Joo pulang.
Hyun Joo
berkata pada pengendara akan mempertimbangkan tawaran orang itu dan
mengucapkan terima kasih karena sudah mengantarnya.
Kim Won menghampiri Hyun Joo, "Siapa dia?", tanya Kim Won cemburu dan marah. Hyun Joo kaget Kim Won ada disini. "Kapan kau datang".
"Selarut
ini, kau naik mobil siapa?", tanya Kim Won menunut penjelasan, tanpa
menunggu jawaban, Kim Won langsung melongok ke jendela untuk melihat
siapa yang mengantar Hyun Joo, yang ternyata adalah Sekertaris Yoon Jae
Hoo.
Baik Kim
Won maupun Jae Hoo sama-sama terkejut bisa bertemu seperti ini. Kim Won
menegakan kepalanya, raut wajah Kim Won langsung berubah. Hyun Joo
tampak gugup. Ow..mungkinkah Kim Won diam-diam tetap menjalin hubungan
dengan Hyun Joo???
Jae Hoo
turun dari mobil, membungkuk hormat seperti biasanya. Kim Won tidak akan
menjelaskan apapun. Jae Hoo menyahut kau tak perlu menjelaskan, karena
ia tak perlu tahu. Hyun Joo minta Jae Hoo jangan salah paham, "Kami
tidak seperti apa yang kau pikirkan".
Kim Won
memegang tangan Hyun Joo, sebagai isyarat untuk diam. Pada Jae Hoo, Kim
Won mengucapkan sampai jumpa besok. Jae Hoo menyahut "Baik", lalu pergi
meninggalkan mereka.
Hyun Joo tidak suka dengan cara Kim Won yang membuat Jae Hoo pergi dengan cara seperti itu. Kim Won tak peduli dan menuntut penjelasan apa yang terjadi, "Kenapa kau menemui Sekretaris Yoon?. Kenapa kau menemuinya diam-diam?".
"Oppa tidak tahu kalu dia menemuiku hari ini?", tanya Hyun Joo heran.
"Aku bertanya karena aku tak tahu. Kenapa kau menemuinya?', tanya Kim Won lagi.
Hyun Joo
menjelaskan Jae Hoo menawarinya untuk menjadi guru les privat untuk
putranya, "Puas?". Kim Won bertanya apa Hyun Joo satu-satunya guru les
privat didunia. Hyun Joo marah dan berkata masalahnya sekarang, "Apa
yang kau lakukan di sini selarut ini?. Bagaimana jika ayah mu tahu?".
Kim Won
berkata Hyun Joo bisa mencari nafkah untuk menghidupi mereka berdua
(jika sampai Kim Won benar-benar di usir dari rumah, dan dihapus dari
daftar pewaris). Hyun Joo mengatakan mengajar tidak menghasilkan banyak
uang. Kim Won tanya apa Hyung Joo tidak mau. Hyun Joo menjawab tidak,
"cepatlah pulang kerumah".
Kim Won
mengaku keluar dari rumah dan tidak punya tempat untuk pulang. Hyun Joo
kaget, "Apa?". Kim Won tanya, "Bolehkah aku menginap di sini?".
"Kau benar-benar keluar dari rumah?", tanya Hyun Joo tidak percaya dan marah.
"Jangan marahi aku. Aku merasa aku dimarahi sepanjang hidupku", ujar Kim Won
"Karena itu, tak seharusnya kau meninggalkan rumah!", sahut Hyun Joo.
"Kau tak pernah memintaku untuk menginap", kata Kim Won. Hyun Joo diam, hanya bisa menghela napas dan tampak putus asa.
Diam-diam, tanpa mereka ketahui ada seseorang mengambil foto mereka berdua. Tidak salah lagi, pasti mata-mata presdir Kim.
(Hubungan
Kim Won dan Hyun Joo, sama seperti Kim Tan dan Eun Sang. Sang pria
selalu mengejar, sementara sang wanita selalu menghindar sebisa
mungkin).
Kim Tan berada di dapur, menuang air dingin ke gelas lalu meminumnya. Ia terus memperhatikan pintu dapur yang menuju kamar belakang (pelayan), berharap Eun Sang muncul dari sana. Sampai Kim Tan menghabiskan minumannya, Eun Sang tak kunjung muncul. Kim Tan meletakan gelas dan memutuskan pergi ke kamar Eun Sang.
Kim Tan berdiri di depan kamar Eun Sang, sejanak ia ragu ingin mengetuk pintu. Kim Tan menurunkan tangannya, menghela napas berat. Kali ini, ia yakin akan mengetuk pintu. Tapi, tiba-tiba Eun Sang keluar dan melihat tangan Kim Tan yang terangkat.
"Kenapa? Kau mau memukulku?", tanya Eun Sang kaget.
Kim Tan
menurunkan tangannya, "Kau belum tidur?". Eung Sang maju selangkah dan
berkata Kim Tan sendiri kenapa belum tidur. Kim Tan menghalangi jalan
Eun Sang, bertanya kau mau kemana.
Sontak Kim Tan menoleh ke belakang, tidak ada ibunya disana. Lalu berbalik melihat Eun Sang, "Kau ini!".
Eun Sang tersenyum geli, berhasil mengerjai Kim Tan.
Baru sedetik, tiba-tiba terdengar suara Ny. Han yang memanggil Hee Nam. Kim Tan menoleh ke belakang, melihat sosok ibunya yang jalan menuju kamar pelayan. Ny. Han bahkan memanggil nama Eun Sang.
Keduanya panik. Buru-buru Kim Tan menarik tangan Eun Sang, untuk bersembunyi di gudang barang. Eun Sang tersudut di pojok. Kim Tan tetap memegang tangan Eun Sang. Mereka belum sadar kalau jarak keduanya sangat dekat.
Ny. Han
jalan melewati gudang, tapi tidak melihat Kim Tan dan Eun Sang, "Mereka
sudah tidur", guman Ny. Han. Dari celah kaca pintu Kim Tan bisa melihat
ibunya yang jalan pergi.
Perlahan Kim Tan mendekatkan wajahya berniat mencium Eun Sang. Eun Sang seperti tahu apa yang akan Kim Tan lakukan. Ia tampak gugup dan menutup matanya, tanpa berani bergerak. Jarak bibir keduanya hanya berjarak 2 senti.
Tapi....mendadak Kim Tan berhenti, menarik wajahnya menjauh dan melepas tangan Eun Sang. Dengan santai Kim Tan berkata, "Ibu sudah pergi!".
Eun Sang
membuka mata, merasa malu pasti. Ia menghela napas dan memandang Kim
Tan kesal. Eun Sang menginjak kaki Kim Tan kuat-kuat lalu keluar dari
gudang.
Kim Tan berjinjit, meringis kesakitan menahan sakit.
Selanjutnya Kim Tan mengikuti Eun Sang ke gudang wine. Eun Sang mengerjakan tugas sekolah, ia tanya apa Kim Tan tidak akan pergi. Kim tan tak akan pergi, ia tanya Kenapa Eun Sang mengerjakan PR di sini?".
Eun Sang
mengerjakan PR disini karena ibunya harus tidur, "Ibuku terbangun jika
lampu menyala". Kim Tan melihat notebook Eun Sang dan memberitahu Eun
Sang kalah ketik disitu. Eun Sang mendelik kesal. Kim Tan berkata aku
membantumu.
"Aku bicara sendiri", sanggah Kim Tan, "Kalau begitu, kau tak perlu menjawabku". Eun Sang menghela napas kesal.
Kim Tan tidak bisa tidak bertanya kenapa tadi Eun Sang pergi, "Karena Choi Young Do?".
"Karena kau!", jawab Eun Sang cepat.
"Aku bilang tidak usah menjawab pertanyaanku", ucap Kim Tan kesal.
Eun Sang
minta Kim Tan jangan lagi datang ke tempatnya bekerja. Kim Tan tanya
kenapa, "Apa mulai sekarang Young Do yang akan datang?. Apa yang kalian
bicarakan sebelum aku ada di sana?".
"Perkataannya aneh", jawab Eun Sang bingung.
"Apa yang aneh?", tanya Kim Tan ingin tahu (cemburu..cemburu..)
Eun Sang tak segera menjawab, justru melamun, mengingat saat Young Do mengaku kesepian. Kim Tan yang tak sabaran menjentikan jarinya di depan mata Eun Sang, "Hal aneh apa?". Eun Sang menceritakan Young Do yang datang karena merasa kesepian, "Tapi, dia benar-benar terlihat kesepian", komentar Eun Sang.
"Jadi? Kau mendekatinya, menatapnya lalu bicara dengannya?", tanya Kim Tan cemburu.
"Memangnya apa yang ku lakukan?"
"Bagaimana caranya kau menjelaskan kenapa Young Do tahu semua tempat kerjamu?", tuntut Kim Tan
"Bagaimana aku tahu?. Aku juga baru mendengarnya", jawab Eun Sang bingung.
Kim Tan memandang Eun Sang, berpikir sejenak lalu memejamkan matanya. Menghela napas berat. Eun Sang yang melihat ekspersi Kim Tan itu bertanya kenapa, "Jangan khawatir, aku takkan terlibat".
Kim Tan
membuka mata, "Kau sudah terlibat. Menurutku dia bukan mengincarmu
karena aku. Dia benar-benar ingin menemuimu". Wajah Kim Tan muram,
menyadari kalau mantan sahabatnya itu menyimpan rasa pada Eun Sang.
Young Do berada di studio Myung Soo dan sedang melamun. Tak jauh darinya, Myung Soo menyalakan musik dan joget-joget mengikuti irama lagu yang keluar dari ponselnya. Myung Soo tanya apa Young Do tidak mau pulang kerumah, "Pakailah masker wajah. Kau kan ada pemotretan besok".
Young Do melamun, seakan perkataan Myung Soo itu hanya lewat begitu saja melalui lubang telinganya. Apa sich yang dipikirkan Young Do hingga seperti itu. Young Do sedang memikirkan Eun Sang. Ia ingat saat pertama kali melihat Eun Sang tidur di depan mini market, saat Eun Sang mengambil name tag Rachel. Saat ia menjegal kaki Eun Sang dan meraih tangannya, dan ketika Young Do melihat wajah Eun Sang yang ketakutan saat ida membully Joon Young di ruang loker.
Myung Soo duduk di depan Young Do, merasa penasaran apa yang sedang di pikirkan Young Do sejak tadi. Young Do berkata ia sedang memikirkan orang kaya baru, "Cha Eun Sang". Myung Soo heran, kenapa Young Do memikirkan si orang kaya baru itu.
"Itulah ...Aku juga bertanya-tanya, kenapa aku memikirkannya", jawab Young Do.
Myung Soo joget-joget. Young Do duduk, protes kenapa Myung Soo memutar lagu ini, "Apa tak ada lagu lain?. Ada lagu yang lebih bagus! Lagu apa ini?".
"Memangnya lagu ini kenapa?. Hah?!", tanya Myung Soo seperti tersinggung. (Ehem....lagu boyband ZE:A, grupnya Park Hyung Shik pemeran Jo Myung Soo).
Myung Soo lalu berdiri joget-joget menirukan tarian dari lagu itu dan menyanyikan liriknya, "Air mataku mengalir karena kuterluka!"
Young Do langsung pergi. Myung Soo teriak kesal, "Hei...Hei!".
Keesokan harinya, Young Do datang ke studio pemotretran. Ia menoleh melihat Rachel yang jalan di belakangnya, "Kau cantik berdandan seperti itu, sister".
Rachel marah, "Kau bilang kau akan mengurusnya. Aku memang gadis gila karena sudah percaya padamu".
Rachel jalan duluan melewati Young Do. Young Do menanggapi santai, "Yah! makian mu akan mengotori gaunmu".
Young Do dan Rachel masuk ke studio bersama. Esther menyambut mereka dengan senyum merekah. Pujian pun ia lontarkan pada Young Do yang terlihat keren. Young Do berkata nanti Esther akan melihat sesuatu yang lebih keren (menyenangkan).
"Benarkah?. Aku ingin melihatnya", kata Esther seramah mungkin.
"Benar-benar keluarga yang harmonis", sindir Rachel sinis.
"Jangan sarkastis. Ini hari yang baik", tegur Esther pada putrinya.
Dong Wook minta Young Do dan Rachel tetap menunggu di sini, pemotretan akan di mulai. Rachel menahan kesal, tapi Young Do terlihat santai, tersenyum tipis seakan merasa yakin pemotretan ini akan batal.
Sesuatu yang lebih keren yang dikatakan Young Do akhirnya datang. Seorang wanita masuk ke studio. Esther memandangi wanita itu heran. Wanita tersebut tersenyum dan menyapa Dong Wook, "Lama tidak bertemu, Oppa. Kau tetap ganteng meskipun kau berumur".
Wajah Dong Wook tampak tegang, plus gugup. Wanita itu pasti salah satu "selingkuhannya". Esther mendelik pada Dong Wook. Young Do menyapa wanita itu, "Halo, Ahjuma".
"Aku bukan Ahjumma. Panggil aku Noona", protes wanita itu. "Kau sudah dewasa sekarang.
Kau masih SMP saat kita terakhir kali kita bertemu".
"Aku melihatmu di lift hotel seminggu yang lalu. Kau bilang kau akan menemui Ayah".
Wanita itu tertawa, "Hahaha...Kau janji akan merahasiakannya".
Esther kesal sekali, bahkan Young Do mengenal wanita itu.
Dong Wook melepas kacamatanya dann memijat keningnya. Terlihat sekali kalau dia tegang dan juga pusing. Rachel diam-diamtersenyum geli. Dan Esther semakin meradang. Wanita itu lalu bertanya pada Dong Wook, ada acara apa ini Oppa?. Dalam rangka apa kalian berfoto bersama?
"Sepertinya
kau kedatangan tamu. Kita batalkan pemotretan hari ini. Kurasa aku
tidak bisa tersenyum", Esther melotot marah, sampai-sampai menarik
kalung mutiaranya dan membuangnya begitu saja ke atas sofa. Lalu pergi
dengan marah.
Wanita itu tersenyum, begitu pula dengan Young Do. Rachel tersenyum senang dan minta Young Do mengikutinya keluar. Rachel jalan keluar lebih dulu. Young Do masih di tempatnya mengedipkan mata pada Rachel tanda misi mereka berhasil.
"Kau!", seru Dong Wook geram menatap putranya, mengetahui dengan pasti kalau Young Do lah yang mengundang wanita itu kemari. Ia ingin marah pada Young Do, tapi Young Do lebih dulu mengutip perkataan ayahnya dengan berkata.
"Curang adalah bagian dari permainan. Hasil akhir itu yang terpenting. Menang dengan segala cara. Aku benar-benar memasukkan perkataan ayah ke dalam hati. Orang hanya ingat kalau aku menang".
Dong Wook menahan geram. Young Do tersenyum menyeringai...Rasakan Dong Wook, itulah buah dari pembelajaran yang tidak baik yang kau ajarkan pada putramu..
Rachel dan Young Do bicara berdua. Rachel mengakui hari ini Young Do terlihat keren, "Bagaimana kau menghadapi ayahmu nanti?". Young Do berkata tidak akan melakukan apapun jika selalu khawatir pada apa yang terjadi nanti.
"Aku berhutang padamu", kata Rachel, dan Young Do membalas, "Kau bisa membayarnya. Kau harus memberiku apa yang kuinginkan.".
Young Do berada di studio Myung Soo dan sedang melamun. Tak jauh darinya, Myung Soo menyalakan musik dan joget-joget mengikuti irama lagu yang keluar dari ponselnya. Myung Soo tanya apa Young Do tidak mau pulang kerumah, "Pakailah masker wajah. Kau kan ada pemotretan besok".
Young Do melamun, seakan perkataan Myung Soo itu hanya lewat begitu saja melalui lubang telinganya. Apa sich yang dipikirkan Young Do hingga seperti itu. Young Do sedang memikirkan Eun Sang. Ia ingat saat pertama kali melihat Eun Sang tidur di depan mini market, saat Eun Sang mengambil name tag Rachel. Saat ia menjegal kaki Eun Sang dan meraih tangannya, dan ketika Young Do melihat wajah Eun Sang yang ketakutan saat ida membully Joon Young di ruang loker.
Myung Soo duduk di depan Young Do, merasa penasaran apa yang sedang di pikirkan Young Do sejak tadi. Young Do berkata ia sedang memikirkan orang kaya baru, "Cha Eun Sang". Myung Soo heran, kenapa Young Do memikirkan si orang kaya baru itu.
"Itulah ...Aku juga bertanya-tanya, kenapa aku memikirkannya", jawab Young Do.
Myung Soo joget-joget. Young Do duduk, protes kenapa Myung Soo memutar lagu ini, "Apa tak ada lagu lain?. Ada lagu yang lebih bagus! Lagu apa ini?".
"Memangnya lagu ini kenapa?. Hah?!", tanya Myung Soo seperti tersinggung. (Ehem....lagu boyband ZE:A, grupnya Park Hyung Shik pemeran Jo Myung Soo).
Myung Soo lalu berdiri joget-joget menirukan tarian dari lagu itu dan menyanyikan liriknya, "Air mataku mengalir karena kuterluka!"
Young Do langsung pergi. Myung Soo teriak kesal, "Hei...Hei!".
Keesokan harinya, Young Do datang ke studio pemotretran. Ia menoleh melihat Rachel yang jalan di belakangnya, "Kau cantik berdandan seperti itu, sister".
Rachel marah, "Kau bilang kau akan mengurusnya. Aku memang gadis gila karena sudah percaya padamu".
Rachel jalan duluan melewati Young Do. Young Do menanggapi santai, "Yah! makian mu akan mengotori gaunmu".
Young Do dan Rachel masuk ke studio bersama. Esther menyambut mereka dengan senyum merekah. Pujian pun ia lontarkan pada Young Do yang terlihat keren. Young Do berkata nanti Esther akan melihat sesuatu yang lebih keren (menyenangkan).
"Benarkah?. Aku ingin melihatnya", kata Esther seramah mungkin.
"Benar-benar keluarga yang harmonis", sindir Rachel sinis.
"Jangan sarkastis. Ini hari yang baik", tegur Esther pada putrinya.
Dong Wook minta Young Do dan Rachel tetap menunggu di sini, pemotretan akan di mulai. Rachel menahan kesal, tapi Young Do terlihat santai, tersenyum tipis seakan merasa yakin pemotretan ini akan batal.
Sesuatu yang lebih keren yang dikatakan Young Do akhirnya datang. Seorang wanita masuk ke studio. Esther memandangi wanita itu heran. Wanita tersebut tersenyum dan menyapa Dong Wook, "Lama tidak bertemu, Oppa. Kau tetap ganteng meskipun kau berumur".
Wajah Dong Wook tampak tegang, plus gugup. Wanita itu pasti salah satu "selingkuhannya". Esther mendelik pada Dong Wook. Young Do menyapa wanita itu, "Halo, Ahjuma".
"Aku bukan Ahjumma. Panggil aku Noona", protes wanita itu. "Kau sudah dewasa sekarang.
Kau masih SMP saat kita terakhir kali kita bertemu".
"Aku melihatmu di lift hotel seminggu yang lalu. Kau bilang kau akan menemui Ayah".
Wanita itu tertawa, "Hahaha...Kau janji akan merahasiakannya".
Esther kesal sekali, bahkan Young Do mengenal wanita itu.
Dong Wook melepas kacamatanya dann memijat keningnya. Terlihat sekali kalau dia tegang dan juga pusing. Rachel diam-diamtersenyum geli. Dan Esther semakin meradang. Wanita itu lalu bertanya pada Dong Wook, ada acara apa ini Oppa?. Dalam rangka apa kalian berfoto bersama?
Wanita itu tersenyum, begitu pula dengan Young Do. Rachel tersenyum senang dan minta Young Do mengikutinya keluar. Rachel jalan keluar lebih dulu. Young Do masih di tempatnya mengedipkan mata pada Rachel tanda misi mereka berhasil.
"Kau!", seru Dong Wook geram menatap putranya, mengetahui dengan pasti kalau Young Do lah yang mengundang wanita itu kemari. Ia ingin marah pada Young Do, tapi Young Do lebih dulu mengutip perkataan ayahnya dengan berkata.
"Curang adalah bagian dari permainan. Hasil akhir itu yang terpenting. Menang dengan segala cara. Aku benar-benar memasukkan perkataan ayah ke dalam hati. Orang hanya ingat kalau aku menang".
Dong Wook menahan geram. Young Do tersenyum menyeringai...Rasakan Dong Wook, itulah buah dari pembelajaran yang tidak baik yang kau ajarkan pada putramu..
Rachel dan Young Do bicara berdua. Rachel mengakui hari ini Young Do terlihat keren, "Bagaimana kau menghadapi ayahmu nanti?". Young Do berkata tidak akan melakukan apapun jika selalu khawatir pada apa yang terjadi nanti.
"Aku berhutang padamu", kata Rachel, dan Young Do membalas, "Kau bisa membayarnya. Kau harus memberiku apa yang kuinginkan.".
Rachel tanya apa yang Young Do inginkan. Young Do masuk selangkah mendekati Rachel, menatap tajam, "Kau benar-benar akan memberikannya?". Rachel tanya apa itu.
"Kau menyimpan formulir bea cukai (formulir kedatangan) milik Eun Sang, bukan?. Aku mau itu!", jawab Young Do.
Rachel
heran kenapa Young Do menginginkan formulir itu, "Apa kau memang ada
sesuatu dengan Chae Eun Sang?. Kenapa kalian bisa di kamar hotel
berdua?".
"Itu bukan urusanmu. Besok bawakan itu ke sekolah. Mengerti?", ucap Young Do lalu jalan pergi.
"Kim
Tan bilang dia suka Cha Eun Sang", ucap Rachel menghentikan langkah
Young Do. Wajah Young Do langsung gelap mendengarnya. Young Do berbalik
menghadap Rachel.
"Dia mengakuinya sendiri padaku", tambah Rachel. "Bisa kau mengurusnya".
Young Do
lalu tanya apa yang bisa Rachel berikan untuknya, "Aku mungkin
menginginkan sesuatu yang tak bisa kau berikan padaku kali ini". Rachel
menyuruh Young Do untuk mengurus itu terlebih dahulu. Deal, Young Do
menganggap ini adalah perjanjian mereka.
Eun Sang
duduk ditaman, mengenakan earphone. Ia baru memejamkan matanya ketika
ada orang yang duduk di sebelahnya. Eun Sang menggeser duduknya, tapi
tangan Eun Sang di tarik orang itu.
Eun Sang
teriak kaget dan membuka matanya, spontan ia langsung memukul keras
pundak orang tersebut yang ternyata adalah Kim Tan, "Kau mau mati ya!.
Benar-benar".
Kim Tan mengaduh kesakitan, memegangi pundaknya. "Ah..benar-benar sakit".
"Karena itu, kenapa kau..."Eun Sang merasa tidak enak hati enak, memijat lengan Kim Tan dan tanya dimana yang sakit.
"Di
situ! Oh turun sedikit. Tepat di situ", ucap Kim Tan memandangi wajah
Eun Sang, lalu menarik tangan gadis itu ke dadanya, "Apa sebelah sini?".
Eun Sang
buru-buru menarik tangan, menggertak pura-pura ingin memukul Kim Tan
lagi, "Kau ingin aku pukul lagi?. Orang-orang melihat kita".
"Siapa yang lihat?. Mereka semua sedang makan siang!", ujar Kim Tan.
Eun Sang
tanya kenapa Kim Tan tidak makan siang, Kim Tan balik tanya kau
sendiri. Eun Sang berkata baru mau pergi ke kantin, "Berhentilah muncul
tiba-tiba. "Sebenarnya kau muncul darimana?. Aku baru menutup mataku 10
detik saja".
"Dari negeri dongeng", jawab Kim Tan bergaya seimut mungkin..Hahaha..LOL.
"Ampun...", ucap Eun Sang melihat Kim Tan yang narsis.
Kim Tan tanya lagian kenapa Eun Sang memakai earphone, "Kau tidak tahu siapa yang mengikutimu".
Eun Sang kaget, "Kau mengikutiku?". Kim Tan menyahut mau bagaimana lagi, "Kau tidak ingin bicara denganku di rumah".
"Hei. Di rumah kita tidak sekedar bicara (jadi apa, hampir berciuman?)!. seru Eun Sang
Aw..aw...Kim
Tan menatap Eun Sang penuh selidik. Eun Sang memalingkan wajahnya, malu
karena keceplosan bicara menyinggung kejadian semalam.
"Kita bisa membicarakannya sekarang?", goda Kim Tan dengan senyum jahilnya.
Eun Sang yang malu buru-buru berdiri, "Aku pergi duluan. Kau baru boleh masuk 5 menit kemudian".
Kim Tan ikut berdiri, mengadahkan tangannya minta bayaran. "Gratis?. Berapa kau dibayar perjamnya?. Bayar untuk 5 menitku".
Eun Sang
heran, Kim Tan kan kaya kenapa peritungan soal uang (gila uang). Kim
Tan menyahut karena itulah ia kaya karena gila uang, "Hanya Orang Kaya
Baru saja yang menghamburkan uangnya karena mereka tak pernah tahu kapan
mereka akan bangkrut. Kau selalu menghamburkan uangmu. Kenapa kau tidak
mentraktirku makan siang?".
Eun Sang
janji akan mentraktir Kim Tan jika mendapat honor dari JBS. Eun Sang
jalan pergi. Kim Tan mengikuti, "Kau bergabung dengan JBS karena
uang?".
Eun Sang berbalik, "Ya. Aku akan membeli lima menitmu. Puas?. Jangan ikuti aku".
"Hei! Kau tahu berapa harga 5 menitku?. Dan juga, kau harus membayarnya di muka!", seru Kim Tan.
Tapi Eun Sang mempercepat jalannya...(Malu..hahaha)..membuat Kim Tan tersenyum geli.
Eun Sang
berada di kantin, berkeliling buffet memilih makanan. Disaat Kim Tan
tak ada pasti Young Do muncul. Ia langsung merebut piring Eun Sang dan
membawanya ke tempat duduk yang dia pilih. Eun Sang mengikuti Young Do,
bertanya apa yang sedang Young Do lakukan. Young Do balik tanya,
"Menurutmu apa?. Aku ingin makan bersamamu. Duduklah".
Young Do
duduk, mungkin memang benar Young Do hanya ingin makan dengan Eun Sang
tanpa berniat berbuat macam-macam. Tapi karena rasa trauma membuat Eun
Sang berpikiran buruk.
Antek
Young Do menarik kursi, mempersilahkan Eun Sang duduk. Eun Sang ingat
pernah duduk di meja ini sebelumnya, dan saat itu Joon Young langsung
menyuruhnya pergi. Eun Sang juga ingat bagaimana Young Do dan 2
antek-nya mengerjai Joon Young, meski pria malang itu sedang makan. Eun Sang diam dan mulai ketakutan.
Melihat Eun Sang yang tidak duduk membuat Young Do tanya kenapa?. Duduklah.
"Aku tidak mau makan denganmu", ucap Eun Sang hendak mengambil piringya.
Young Do menggeser piring Eun Sang menjauh, "Ini hanya makan siang saja. Kau mempermalukan diriku".
Antek
Young Do mendudukan Eun Sang, dan hal itu semakin menciutkan nyali Eun
Sang. Setelah mendudukan Eun Sang, antek Young Do duduk di meja
terpisah, di sebelah.
Young Do
memberikan piring Eun Sang, mempersilahkannya makan. Tapi mana mungkin
Eun Sang bisa makan dalam situasi seperti itu. Eun Sang terus menunduk
dengan wajah cemas, panik dan takut.
Ye Sol
dan Bo Na duduk jauh dari mereka. Ye Sol berseru setengah tak percaya,
"Itu tempat duduk Moon Joon Young. Cha Eun Sang itu target Choi Young Do
berikutnya". Bo Na berkomentar tidak suka, "Young Do kekanakan
sekali".
Ye Sol heran kenapa Young Do memilih Eun Sang. Eun Sang kan Orang Kaya Baru, dia bahkan tidak masuk Kelompok Peduli Sosial. Bo Na menatap cemas, "Dimana Yoon Chan Young dan Kim Tan sekarang?".
(Bo Na
memang baik, meski dia tak suka pada Eun Sang, tapi Bo Na tetap
mengkhawatirkan Eun Sang, dan tak ingin melihat Eun Sang terluka).
Young Do
makan dengan lahap, tapi dia melihat Eun Sang sama sekali tidak
menyentuh makanannya. Young Do tanya kenapa Eun Sang tidak makan. Eun
Sang tanya apa artinya aku duduk di sini?.
"Tidak ada artinya. Aku hanya suka duduk di sini", jawab Young Do santai.
Eun Sang
memberanikan diri menatap Young Do, "Jika kau memanfaatkanku hanya
untuk membuat Kim Tan marah, kau harus hentikan. Aku tak ada hubungan
dengannya".
"Sungguh?. Aku juga tidak ada hubungan dengan dia", jawab Young Do lalu kembali makan.
Kim Tan
masuk ke kantin. Baru melihat Young Do dan Eun Sang duduk bersama saja
sudah membuatnya kesal. Ditambah lagi, ia melihat Eun Sang yang duduk
dengan menundukan wajah ketakutan, tanpa menyentuh makananya. Sementara
di seberangnya, Young Do makan dengan tenang.
Kim Tan
jalan mendekati meja mereka, melihat Young Do dan Eun Sang bergantian.
Kim Tan bisa melihat dengan jelas, Eun Sang yang gemetar ketakutan.
Kim Tan menarik napas, "Apa yang kau lakukan?".
Eun Sang dan Young Do sama-sama menoleh. Bo Na yang mendengar suara Kim Tan juga ikut menoleh.
"Menurutmu apa?. Kami makan siang bersama", jawab Young Do.
"Berdiri", perintah Kim Tan pada Eun Sang, tapi tatapannya tertuju pada Young Do.
Posisi Eun Sang semakin terjepit. Ia ingin berdiri tapi tak berani. Eun Sang melirik Young Do dengan takut.
"Kubilang berdiri!", bentak Kim Tan nyaring.
Eun Sang
menarik napas, dan beringsut berdiri. Young Do yang kesal melempar
sumpitnya, membuat Eun Sang membeku di tempatnya, takut.
Murid-murid lain yang ada dikantin menoleh ke mereka. Bakal ada yang seru ini, gitu kali pikiran mereka.
Young Do
berdiri menghampiri Kim Tan, "Di mana kau belajar tata krama?. Haruskah
aku menceritakan soal kebiasaanmu di depan orang banyak?".
Kim Tan berusaha menahan amarahnya, "Kami janji makan bersama. Ayo pergi", Kim Tan menarik tangan Eun Sang.
Tapi
Young Do yang tidak mau kalah begitu saja, menjulurkan kakinya dengan
sengaja menjegal Eun Sang, hingga membuat gadis itu jatuh. Makanan yang
ada di piring berhambur jatuh ke lantai dan mengotori seragam Eun Sang.
Kim Tan marah, menarik kerah jas Young Do seperti ingin memukul, "Brengsek!".
Eun Sang cepat-cepat berdiri, menghalangi Kim Tan, "Jangan lakukan. Aku hanya terjatuh. Jangan lakukan".
"Kau menurunkan kewaspadaanmu karena aku sudah baik padamu", ucap Young Do menyulutkan emosi Kim Tan.
Mata Kim Tan berkilat murka, "Aku akan membunuhmu".
"Apa aku sudah membuat Cha Eun Sang berlutut menggantikanmu?. Kau tidak menyangkanya, bukan?".
Kim Tan
bergerak ingin memukul, sekali lagi Eun Sang menghalangi dan menahan
tangan Kim Tan, sambil menangis Eun Sang memohon pada Kim Tan untuk
membawanya keluar dari kantin.
Young Do
tersenyum mengejek. Kim Tan mengepalkan tangannya, menahan marah. Lalu
melepaskan cengkramannya dari jas Young Do. Kim Tan menggandeng tangan
Eun Sang pergi dari kantin...melewati Rachel begitu saja.
Bo Na
tampak lega. Rachel tertegun. Ekspresi wajah Young Do berubah, seperti
menyesal telah memperlakukan Eun Sang dengan buruk.
Rachel
menghampiri Young Do, menyodorkan formulir kedatangan milik Eun Sang.
Young Do ingin mengambilnya, tapi Rachel menjauhkan kertas itu, "Kau
membuat Cha Eun Sang berlutut, tapi dia pergi dalam genggaman tangan
Tan".
"Akan
lebih parah jika dia kehilangan apa yang dimilikinya. Percayalah pada
Oppa", ujar Young Do merebut formulir itu dan pergi dari kantin.
Kim Tan membawa Eun Sang ke atas atap. Eun Sang menenangkan dirinya, membelakangi Kim Tan dan menangis.
"Apa kau tidak terluka?", tanya Kim Tan. Eun Sang mengangguk.
"Coba aku lihat", Kim Tan jalan mendekat.
"Jangan mendekat. Bajuku kotor".
Kim Tan memutar badan Eun Sang, "Diamlah. Aku hanya ingin memastikannya".
Eun Sang menarik tangannya, "Kubilang aku baik-baik saja".
"Kubilang
diamlah", ucap Kim Tan kesal. (kesal pada dirinya sendiri, dan juga
Young Do, serta situasi yang membuat Eun Sang harus mengalami hal
menyedihkan ini).
Kim Tan
memeriksa tangan Eun Sang, memastikan tidak ada luka disana. Disaat yang
sama ponsel Eun Sang bergetar menerima panggilan masuk, dari Choi Young
Do. Eun Sang tampak ketakutan, tanpa bertanya Kim Tan sudah tahu siapa
yang menelpon.
Kim Tan hendak merebut ponsel itu, tapi Eun Sang mendekap erat ponselnya, "Jangan. Aku harus menjawabnya!".
"Jangan dijawab".
"Kau lihat dia. Menghindari dia bukan jalan keluar. Dia tahu kalau aku tidak kaya. Dia tahu itu".
"Dia tahu juga tidak apa. Jangan dijawab".
"Apanya yang tidak apa-apa?. Choi Young Do tahu kebenarannya!".
"Kubilang jangan di jawab", ucap Kim Tan nyaring.
Tapi Eun Sang tidak mendengarkan, dan menjawab telponnya, "Ha....".
Eun Sang
bahkan belum sempat menyelesaikan ucapannya, ketika Kim Tan tiba-tiba
mendorongnya ke tembok dan mendiamkanya dengan ciuman.."Rooftop
Kiss"...(yang buat saya patah hati, pagi-pagi..hahahaha)...
END
Next episode ^^
0 Comments
Silahkan berkomentar dengan baik, kalau ada kritik dan saran.
Download Eror, Link mati, Request download.
Jangan jadi silent reader ya..! Gomawo^^