Sinopsis The Heirs Episode 1 - 1


Adegan pertama, kita dibawa ke California  dengan bukit Hollywood, Disneyland dan pantai yang dijubeli dengan banyak orang yang berjemur di musim panas. Di laut, seorang pria melenggok ke sana kemari dengan papan surfingnya,  menaiki ombak. Ia adalah Kim Tan (Lee Min Ho).



Kim Tan tak sendiri surfingnya. Ia having fun di pantai bersama teman-temannya, salah satunya bernama Jay. Dari cara Jay mencium teman wanitanya, sedangkan Kim Tan hanya memberikan pelukan, terlihat kalau Kim Tan menikmati kehidupannya tapi bukan dengan cara yang ceroboh.

Dan ucapan di dalam hatinya menegaskan hal itu, “Pada hari kepergianku belajar ke luar negeri, kakak mengucapkan salam perpisahan padaku dengan sederhana, singkat dan jujur.”
Kejadian hari itu teringat di benak Kim Tan. Saat itu kakaknya, Kim Won (Choi Jin Hyuk), memintanya untuk tak perlu belajar giat. Jika bahasa Inggris menjengkelkannya, Kim Tan tak perlu mempelajarinya, “Hiduplah sesukamu, tanpa merasa khawatir ataupun perlu berpikir. Itulah yang biasa dilakukan oleh anak-anak keluarga kaya, tak usah punya mimpi. Dan kalau bisa, jangan pernah kembali.”


“Pada saat itu, aku menyadari kalau kepergiannya ke Amerika bukanlah untuk belajar, namun karena diasingkan. Kakak sudah lebih dulu mengambil  kembali apa yang akan kuambil di masa yang akan datang.”
Kim Tan menatap luar restoran dengan bosan. Seorang pelayan menawarkan untuk refill kopi dengan bahasa Korea. Jay bertanya apakah Kim Tan tak menyalahkan kakaknya yang selalu membencinya? Tak menyalahkan ibunya yang melahirkannya atau ayahnya yang tak pernah memihaknya?
Kim Tan menjawab dalam hati, “Aku terlalu malas untuk menyalahkan seseorang.”
Choi Young Do (Kim Woo Bin) melatih lemparan baseball-nya. Target latihannya? Tembok dekat teman sekolahnya berdiri. Sambil terus melempar bola ke tembok, Young Do bertanya, “Hai teman, apa rencanamu untuk liburan nanti? Kalau aku tak bertemu denganmu, aku akan merindukanmu. Iya kan?”
Kedua teman Young Do hanya tertawa-tawa melihat anak itu gemetar ketakutan, walau tubuhnya tak terkena lemparan. Young Do kembali bertanya, “Kenapa? Apakah kau benar-benar tak rindu padaku? Kau benar-benar tak berperasaan, ya?” Dan ia melempar bola itu keras dan mengenai tangan anak itu, membuat anak itu menjerit kesakitan.
Young Do malah tertawa-tawa dan minta maaf, “Kau tak terluka, kan?”
Salah satu teman Young Do bercanda kalau lemparan Young Do mulai kacau dan memintanya berhati-hati. Jika ada orang yang melihat mereka, orang mengira mereka mem-bully anak itu.
Dengan nada dingin, Young Do pun menyuruh temannya itu berdiri di tembok, menggantikan posisi si anak itu. Temannya yang lain mencoba menghentikannya, tapi mundur saat Young Do mengancamnya juga.
Akhirnya temannya itu menuruti permintaan Young Do dan menyuruhnya untuk melemparkan bola ke arahnya. Young Do tersenyum dan berkata kalau bukan ia yang melemparkan bola. Ia pun melempar bola pada si anak itu dan berkata kalau sekarang adalah gilirannya.
Anak itu ragu-ragu juga takut. Young Do tertawa melihatnya, “Kau akan dipukuli jika kau melemparnya. Kau juga akan dipukuli jika kau tak melemparnya. Masalahmu adalah kau akan dipukuli oleh orang yang berkuasa atau orang yang sedikit berkuasa. Dan kenyataannya adalah, masalah dalam hidupmu akan terus seperti ini bahkan di masa yang akan datang.”
Anak itu mencoba menahan emosi mendengar ucapan Young Do. Tapi Young Do malah terus memprovokasinya, “Kenapa? Karena ketika kita dewasa, kami akan menjadi atasanmu. Cepat putuskan.”
Kedua teman Young Do tertawa, akhirnya memahami maksud Young Do. Anak itu gemetar, frustasi tak dapat menahan marah, akhirnya melemparkan bola itu ke cermin. Young Do tertawa, “Kau ini, walaupun miskin, tapi kau adalah tipe yang memiliki harga diri. Kalau begitu, jagalah terus badanmu itu karena kesehatanlah yang paling penting.”
Young Do bergidik pura-pura ngeri dan mengemasi barang-barangnya, “Uhh.. Aku benar-benar takut, sepertinya aku harus melarikan diri sekarang. Sampai bertemu di semester depan dan selamat berlibur!”
Young Do meninggalkan ruangan, dengan anak itu dipukuli oleh kedua temannya.
Young Do mengambil pesanan motor barunya. Si pemilik toko membanggakan onderdil-onderdil yang ia pesan dari luar negeri. Tanpa memandang sedikitpun pada si pemilik toko, Young Do bertanya, “Apa kau menyombongkan dengan menggunakan uangku?”
Seorang gadis, Cha Eun Sang (Park Shin Hye) masuk toko untuk mengantarkan pesanan ayam goreng yang seharga 16.100 won. Salah satu tekhnisi bertanya menggoda Eun Sang, mengapa uangnya harus dengan 100 won, apakah Eun Sang akan membeli permen dengan 100 won itu?
Eun Sang tak menjawab, dan meminta mereka segera membayarnya. Pria itu meminta Eun Sang untuk tidak jual mahal. Ia bahkan menawarkan untuk menjemput Eun Sang setelah pulang kerja.
Eun Sang hanya menghela nafas dan mengeluarkan handphonenya, dan berkata di telepon, “Halo, saya adalah murid SMA yang sedang bekerja paruh waktu..”
Pria-pria itu langsung panik saat tahu Eun Sang menelepon polisi. Mereka segera merebut handphone Eun Sang dan berkata kalau mereka hanya bercanda. Mereka pun segera membayar Eun Sang dan Eun Sang pun segera pergi.
Young Do memperhatikan Eun Sang saat gadis itu melewatinya.
Ternyata selain tukang antar ayam goreng, Eun Sang juga bekerja paruh waktu di kedai kopi. Begitu sibuknya ia melayani pelanggan, hingga ia tak menyadari kalau Yoon Chan Young (Kang Min Hyuk) sudah duduk di salah satu meja selama 30 menit dan tekun belajar.
Eun Sang kesal karena Chan Young sudah duduk-duduk tanpa memesan apapun. Bos-nya pasti akan marah jika tahu. Chan Young hanya tertawa dan berkata kalau Bo Na belum datang. Eun Sang meneruskan  omelannya mendengar nama pacar Chan Young disebut, “Benar-benar.. Dari sekian banyak kedai kopi di Seoul, kenapa juga…”
Omelan Eun Sang berhenti karena Chan Young mengulurkan payung padanya. Payung itu ia pinjamkan pada Eun Sang karena hujan akan turun di perjalanan Eun Sang ke pekerjaan paruh waktu berikutnya.
Payung itu membuat Eun Sang lumer. Ia duduk dan tersenyum menerima payung itu, “Kalau kau berikan padaku,  lalu bagaimana dengan pacarmu?”
Chan Young tersenyum dan sambil menutupkan jaket ke atas kepalanya, ia berkata kalau Bo Na adalah salah satu tokoh dalam film. *Maksudnya, Bo Na suka dengan tindakan romantis seperti dalam film-film, dan ia akan menggunakan jaketnya untuk memayungi mereka berdua.*
Eun Sang cemberut dan Chan Young menyuruh Eun Sang agar segera mencari pacar. Tapi bagi Eun Sang, memiliki pacar itu sangatlah mahal, “Apa kau pikir aku punya waktu untuk punya pacar?”
Chan Young menghela nafas khawatir. Sebenarnya berapa banyak pekerjaan yang dilakukan Eun Sang sekarang? Eun Sang menjawab kalau hanya pekerjaan paruh waktu di surga yang belum pernah ia lakukan.
Chan Young akan terus memandang khawatir pada Eun Sang jika saja terdengar suara, “Yoon Chan Young, turunkan pandangan matamu!”
Err..  bukannya kalau mata Chan Young turun, malah jadi ke arah yang forbidden, ya?
Eun Sang menghela nafas kesal melihat kehadiran Lee Bo Na (Krystal). Seperti mereka sama-sama saling tak menyukai. Bo Na duduk di samping Chan Young dan menegur Eun Sang, “Bukankah kamu sudah kularang agar tak menggoda pacarku?”
“Apa kau pikir aku secantik itu?”
“Aku nggak pernah menyebutmu cantik!” sergah Bo Na.
“Memang, tapi kau yang benar-benar cantik,” tukas Eun Sang bosan. “Jadi berhentilah membuang waktu si pekerja paruh waktu ini. Kalian mau memesan atau pergi dari sini?”
Bo Na menyindir kalau pelayan di toko ini sangatlah tak sopan. Disindir seperti itu, Eun Sang mejawab sarkastik, “Astaga, aku ketahuan!”
Bo Na semakin marah dan mengajak Chan Young untuk segera pergi, “Kamu kan akan pergi besok. Jadi kamu akan buang-buang waktu kalau menghabiskan waktu dengannya.”
Eun Sang heran karena ia baru mendengar kalau Chan Young akan pergi. Chan Young nampak enggan memberitahukan kalau ia memang akan pergi. Bo Na buru-buru menutup mulut pacarnya untuk tak memberitahukan lebih banyak lagi pada Eun Sang, “Hanya aku yang boleh tahu!”
Bo Na  menarik Chan Young pergi, tapi langsung berhenti dan memperhatikan penampilan Chan Young. “Tunggu. Bukannya sudah kukatakan kalau kamu harus pakai sesuatu yang warnanya merah karena warna itu sedang in tahun ini!”
Chan Young langsung menunjukkan sepatunya, dan malah semakin membuat Bo Na marah “Itu bukan merah! Itu merah marun! Kamu ini benar-benar tak berguna. Ayo pergi!”
Haha.. Chan Young benar-benar sabar punya pacar kayak Bo Na, ya?
Chan Young mengucapkan selamat tinggal pada Eun Sang namun terus ditarik oleh Bo Na. Eun Sang mengawasi kepergian mereka dan menggerutu, “Dasar anak-anak orang kaya yang tak berguna.” Tapi wajahnya melunak melihat Chan Young mengusap-usap kepala Bo Na dengan sayang.
Di jalan, Bo Na mengungkapkan perasaannya, “Aku nggak suka Cha Eun Sang. Aku benar-benar membencinya. Sangat benci padanya. Benci sekali!”
“Jangan seperti itu,” jawab Chan Young kalem.
Bo Na langsung membentak, “Aku semakin membencinya kalau kamu berkata seperti itu! Dia itu miskin tapi ia memandang rendah padaku. Ia bahkan tak minder padaku. Ia tahu semua tentang masa kecilmu, sedangkan aku tak tahu apa-apa. Cha Eun Sang benar-benar membuatku kesal!”
“Kalau kesal, kamu akan keriput, loh,” goda Chan Young.
Bo Na memandang pacarnya marah. Maka Chan Young menenangkan kalau ia dan Eun Sang hanyalah teman biasa. Tapi Bo Na tak percaya, “Kamu ini bercanda, ya. Di dunia ini nggak ada yang namanya persahabatan antara laki-laki dan perempuan!”
Bukannya marah, tapi Chan Young malah tertawa geli. Ia buru-buru mengejar pacarnya. Aihh.. cute.
Tak hanya Bo Na yang benci pada Eun Sang, Eun Sang pun begitu. Ia menelepon kakaknya, mengungkapkan ketidaksukaannya pada Bo Na yang selalu gonta ganti baju bermerek setiap harinya. Ia juga tak suka karena kemana-mana Bo Na selalu memakai mobil yang lengkap dengan sopir.
Ia pun juga bertanya tentang keadaan kakaknya yang bersekolah di Amerika, “Kamu beruntung, kak, bisa kuliah di Amerika. Aku merindukanmu.”
Dan kita melihat suara Eun Sang terekam di telepon, di sebuah rumah dimana ada seorang gadis Korea yang marah karena pacarnya berselingkuh. Gadis itu adalah kakak Eun Sang, yang juga menjadi pelayan di rumah makan tempat Kim Tan ngobrol sebelumnya.  Tapi si pacar itu malah menampar dan mengusir kakak Eun Sang jika tak suka melihatnya berselingkuh.
Eun Sang menutup telepon dan kaget merasakan hujan turun. Ia segera mengambil payung dan membukanya. Tapi payungnya macet, hingga ia akhirnya berteduh di sebuah toko sambil terus mencoba membuka payungnya. Di toko itu tergantung dreamcatcher berwarna ungu dan biru, dan sesaat Eun Sang terpana mengagumi benda itu.
Saat itu juga payung Eun Sang terbuka, membuat Eun Sang kaget. Namun walau payung sudah bisa digunakan, ia kembali menoleh ke dalam toko, mengagumi dreamcatcher itu.
Chan Young tersenyum melihat hujan turun. Ia pasti teringat akan Eun Sang dan payung yang ia pinjamkan. Ayah Chan Young pura-pura ngomel. Bukannya Chan Young makan malam dengan Bo Na, malah makan malam bersamanya. Chan Young menemani karena tak ingin ayahnya bosan kesepian apalagi hujan-hujan seperti ini.
“Karenamu, maka kemungkinan malam ini menjadi malam yang menyenangkan ini berubah menjadi malam yang membosankan.”
“Apa Ayah sekarang punya pacar?” selidik Chan Young. Ayah tak sengaja memotong wortel dengan keras, dan berkata, “Kau yang sekarang merusak kesempatanku memiliki pacar.”
Hihihi.. nih ayah anak seneng banget bertengkar.
Melihat ayah memotong-motong wortel (eh.. kulitnya nggak dikupas), Chan Young berkomentar kalau ayah memotong wortel terlalu besar. Ia pun menjelaskan kalau wortel harus dipotong lebih kecil dari kentang agar saat dimasak bersama maka matang bersamaan. Ayah bertanya bagaimana jika dimasak terpisah? Chan Young pun menjelaskan panjang lebar kalau hal itu tidak efisien.
Ayah mengangguk dan menyuruh Chan Young menjelaskan dalam bahasa Inggris. Chan Young mencoba, tapi tak ada yag keluar dari mulutnya. Ia nyengir dan berkata kalau ia tak bisa. Hukumannya, Chan Young harus mencuci baju (pakai mesin cuci, sih..). Ia sudah keluar uang banyak hari ini.
Chan Young tahu kalau ayahnya sudah membeli tiket pesawat hari ini. Saat ditanya apakah Bo Na dan Eun Sang sudah tahu tentang  kepergiannya ke Amerika untuk belajar bahasa, Chan Young hanya mengatakan kalau Bo Na sudah tahu, bahkan Bo Na sudah mempersiapkan untuk ikut pergi ke Amerika.
Sedangkan untuk Eun Sang, ia minta agar ayah tak memberitahukan hal ini pada Eun Sang, karena ia merasa tak enak karena Eun Sang sibuk bekerja paruh waktu, sementara malah pergi keluar negeri untuk belajar bahasa. Chan Young juga bertanya tentang ibu Eun Sang. Apakah ia baik-baik saja?
Ayah menjawab kalau ibu Eun Sang baik-baik saja, “Ia berada di pusat dimana kekuasaan Grup Empire bermain dan bisa mengendalikan Nyonya Han.” Chan Young kaget dan penasaran akan peryataan ayahnya, “Benarkah?”
Dan kita melihat ibu Eun Sang (Park Hee Nam) ternyata adalah pelayan di rumah pemilik Grup Empire. Ia dipanggil oleh Nyonya Han dan oleh salah satu temannya diingatkan kalau Nyonya Muda sedang kesal karena tak bisa menghubungi putranya di Amerika.
Jadi, ini adalah ibu Kim Tan, dengan jabatan Nyonya Muda yang berarti istri kedua (atau ketiga) (atau simpanan).. terserah..
Nyonya Han marah karena makan malamnya tak enak, “Kau ini tak bisa bicara dan tak dapat merasakan makanan. Memang apa yang bisa kau gunakan dengan mulutmu itu?”
Ibu Eun Sang ternyata bisu, dan ia langsung mengeluarkan notesnya untuk menulis: Saya akan mempersiapkan makanan lainnya. Nyonya Han merasa tak perlu dan menyuruh untuk menyingkirkan semua makanan.”
Pelayan lain datang dan mengatakan kalau Presiden Direktur telah datang. Nyonya Han yang sedang minum anggur, langsung tersedak dan bangkit, Sepertinya ia takut ketahuan kalau minum anggur “Apa yang harus kulakukan dengan ini?”
Ia pun meneguk anggur cepat-cepat dan pelayan itu melanjutkan, “Presdir langsung masuk ke kamarnya,” membuat si Nyonya meludahkan kembali anggur yang diminumnya.
Ewww…
“Kenapa kau selalu menyimpan informasi penting di saat yang terakhir? Apakah kau memang sengaja melakukannya?” Nyonya Han terus mengomel. Ibu Eun Sang mendengar sesuatu dan langsung merebut gelas anggur dan menuangkan isinya ke dalam mangkuk sup. Nyonya Han kaget melihat kekurangajaran ibu Eun Sang.
Namun ibu Eun Sang tak peduli. Ia mengelap bibir Nyonya Han dan menyembunyikan gelas anggur itu ke balik celemeknya.
Sedetik kemudian, muncul Kim Won (Choi Jin Hyuk) dan Nyonya Han langsung memasang muka manis menyambut putra tirinya. Tapi Kim Won tak menggubris ibu tirinya. Ia menyuruh pelayan untuk merapikan kamarnya sekali lagi dan membawakan air minum untuknya. Tanpa menoleh sedikitpun pada ibu tirinya, ia langsung pergi.
Hal ini membuat Nyonya Han kesal dan menyuruh Ibu Eun Sang untuk mengambil sebotol anggur lagi dan membawakannya ke dalam kamar. Ibu Eun Sang mengingatkan agar Nyonya Han makan dulu. 
Tapi dengan penuh harga diri, Nyonya Han berkata dramatis, “Kalau aku bisa makan setelah diperlakukan seperti ini, maka hal itu akan membuatku menjadi seorang istri simpanan. Seorang istri yang benar-benar menjadi istri, pasti tak akan mampu menelan sebutir pun nasi jika diperlakukan seperti ini.”
Nyonya Han tersenyum santun dan berjalan dengan anggunnya. Wihh.. Nyonya Han ini kebanyakan nonton drama deh..
Ibu Eun Sang berkata dalam hati, “Istri simpanan tetaplah istri simpanan, tak peduli kau mau makan atau tidak. Dan istri simpanan yang mau makan itu lebih baik daripada istri simpanan yang suka minum-minum.”
Maka makanan dari rumah majikan, berpindah ke meja makan Eun Sang. Tapi Eun Sang tak gembira melihat makanan sebanyak itu. Dengan bahasa isyarat, ibu menjelaskan kalau Nyonya Han memberikan makanan ini untuk mereka. Eun Sang pun menyalak, “Jadi kalau mereka melemparkan makanan, kita harus memakannya? Apak aku ini adalah keranjang sampah mereka?”
“Siapa yang peduli kau itu apa?” tanya ibu dengan bahasa isyarat. “Apa yang lebih penting dari makan? Apa kau pikir dengan penghasilan kita, kita dapat makan makanan seperti ini?”
“Apakah ini salahku kalau kita tak mampu makan makanan seperti ini?” mata Eun Sang mulai berkaca-kaca, “Ibu makan saja sendiri.”
Eun Sang masuk kamar dan sambil membuka-buka buku ia menggerutu, “Menyebalkan. Ia bisa hidup enak di sana sendirian,” Eun Sang melirik foto kakaknya, kesal. Dan ia berbalik memunggungi pintu saat ibu masuk ke kamar, “Sudah kubilang aku tak mau makan.”
Ibu duduk dan namun Eun Sang masih memunggunginya. Ibu memukul bahu Eun Sang keras sampai Eun Sang berteriak kesakitan. Aku tak akan membawakan makanan mereka ke rumah lagi.Jam berapa kau akan pergi kerja besok? Aku harus ke bank.
Dan Eun Sang terbelalak melihat ibu ingin mengirim seluruh uang (8,3 juta won) yang tersimpan di rekening ibu untuk kakaknya yang katanya akan menikah di Amerika.
Ternyata pernikahan tak hanya terjadi dikeluarga Eun Sang saja. Rachel Yoo (Kim Ji Won) kaget saat mendengar ibunya akan menikah lagi, karena perceraian dengan ayahnya belum lama terjadi. Apa ayahnya sudah mendengar hal ini? Ibu merasa tak perlu memberitahu mantan suaminya karena sebentar lagi berita pernikahannya akan tersebar di media.
Ibu Rachel menyuruh putrinya untuk berganti baju dan sepatu yang tanpa hak, karena mereka akan makan siang dengan suami barunya, dan badannya tak begitu tinggi. Rachel bertanya separuh menyindir, “Siapa dia? Siapa orang yang pendek dan cukup terkenal sehingga ia terkenal di media?”
Pertanyaan tentang calon suami juga muncul saat Eun Sang dan ibu berangkat kerja. Eun Sang penasaran dengan calon suami kakaknya. Apakah orang bule atau orang Korea? Apakah kakaknya akan mengundang mereka ke pernikahan?
Ibu menjawab dengan bahasa isyarat, tapi Eun Sang langsung melirik kiri kanan dan berkata lebih pelan, “Aku sudah minta ibu untuk menulis SMS saja jika kita sedang di luar.” Maka ibu pun mengetik di handphonenya, “Kakakmu cukup dewasa dengan bisa sekolah ke luar negeri. Jadi ia pasti bisa membuat keputusan yang tepat. Jika kita datang, kita akan malah menjadi noda di sana.”
Eun Sang marah karena ibu berpikiran seperti itu. Ia hampir saja mengeluarkan kata-kata yang akan ia sesali nanti, tapi untungnya ia berhasil menahan diri. Akhirnya ia berkata kalau ia akan pergi ke Amerika untuk memberikan uang itu langsung kepada kakaknya.
Jika Eun Sang tak tahu siapa calon suami kakaknya, Rachel tahu siapa calon suami ibunya. Ia adalah ayah Young Do. Dan dengan tinggi badan dan wajah pas-pasan, dapat dipastikan Young Do sangat mirip dengan ibu kandungnya.
Rachel dan Young Do diam mendengarkan percakapan calon suami istri itu dan hanya bisa menahan diri untuk tak mencemoohnya. Percakapan mereka sangat sopan dan berbunga-bunga seperti yang sering kita dengar dari seorang motivator di TV.
Akhirnya ibu Rachel Yoo memperkenalkan putrinya dan mengatakan kalau Young Do lahir lebih dulu dari Rachel, sehingga Young Do akan menjadi kakak Rachel. Young Do pun memperkenalkan diri dengan, “Hey, sister..” Rachel mengernyit mendengar panggilan Young Do padanya.
Ibu Rachel mengabaikan ketidaksopanan Young Do dan mengatakan harapannya agar Young Do  sebagai kakak dapat menjaga Rachel. Young Do tersenyum dan menjawab, “Tentu saja. Ia adalah tipeku.”
Semua terkejut mendengar jawaban Young Do. Young Do berdiri dan berkata kalau ia akan pergi. Tapi ayahnya menyuruhnya duduk lagi. Saat Young Do tak menurut, ayah Young Do berdiri dan menamparnya keras. Jadi tahu dari mana sifat Young Do yang suka membully itu berasal.
Rachel dan ibunya terkejut melihat perlakukan ayah Young Do. Young Do tetap meninggalkan ruangan. Ayah Young Do meminta maaf atas ketidaksopanan putranya 
Whooa.. are you serious, Dad? And you’re not apologizing for YOUR behavior?
Rachel pun bangkit dan berkata kalau ia tak menerima maaf dari ayah Young Do karena ia akan membuat Young Do meminta maaf padanya.
Setelah Rachel pergi, ayah Young Do berkata, “Kepribadian Rachel mirip denganmu.” Dan segera dijawab oleh ibu Rachel, “Dan kepribadian anakmu mirip dengan mantan istrimu.”
Ayah Young Do kesal mendengar nama mantan istrinya disebut-sebut, tapi ibu Rachel sepertinya tak takut melihat sifat calon suaminya yang pemarah itu. Ia malah bertanya santai, apakah mantan istrinya itu cantik? Hal itu malah menyurutkan amarah calon suaminya.
Rachel mengejar Young Do dan menyapanya, “Hey, brother..” Young Do berniat mengabaikan Rachel, tapi tak bisa karena Rachel bertanya, “Kau tahu kan kalau aku bertunangan dengan Kim Tan? Jika kita menjadi saudara.. apakah itu menjadikanmu dan Tan sebagai.. saudara ipar?”
Sepertinya hubungan Tan dan Young Do tak begitu baik dan Rachel mengetahuinya. Rachel menjelaskan kalau tak hanya Young Do saja yang tak menginginkan pernikahan orang tua mereka. Ia pun begitu. Tapi mungkin Young Do lebih membenci pernikahan ini daripadanya karena adanya hubungan dengan Tan.
Young Do mengejutkannya dengan mengatakan kalau ia tak membenci pernikahan orang tua mereka. Pernikahan bagi orang-orang kaya berarti merger dan akuisisi terselubung. Dan dengan orang tua mereka menikah, maka bisa dibayangkan perusahan siapa yang akan mengakuisisi perusahaan siapa.
Dan jika tak cukup jelas, Young Do menambahkan, “Jadi jika kau ingin menghalangi pernikahan mereka, silahkan. Jangan sampai namamu dari Rachel Yoo menjadi Rachel Choi.”
Young Do meninggalkan Rachel yang bungkam seribu bahasa dan sangat frustasi setelah mendengarnya.
Di sebuah dapur yang sangat sibuk, Eun Sang melakukan pekerjaan paruh waktu lainnya, sebagai pencuci piring. Dan piring yang dibersihkan bukan main banyaknya. Dan segala kekesalannya memuncak saat teman kerjanya menumpukkan baki penuh piring dan hampir jatuh ke bak cuci piring yang sedang ia bersihkan.
Ia berhasil menahan sabar, tapi frustasi atas segala jerih payah yang tak setimpal itu tak bisa ia enyahkan. Saat bosnya memberikan upah dan bertanya tentang rencana berliburnya, ia mengatakan kalau ia akan mengunjungi kakaknya yang akan menikah di Amerika. Namun ia tak berencana untuk kembali.
“Kakak menikah di sana berarti ia tak berniat untuk kembali. Dan jika ia tak kembali, itu berarti aku akan terus mencuci piring selamanya dan akan tinggal bersama dengan ibuku. Sepertinya hidupku sudah terprogram dari awal dan itu membuatku sangat marah. Aku sudah menginginkan hal ini sejak aku berusia 8 tahun.”
Eun Sang ke bank dan menukarkan semua uang simpanannya dan uang ibunya. Di rumah, ia mempersiapkan notes yang akan digunakan ibunya untuk berkomunikasi. Ia menemui ibu yang sedang membereskan lemari es dan berkata pelan kalau ia sudah menukar semua uang tabungan ibu menjadi dolar,
“Jangan khawatir. Aku akan memberikan uang ini langsung padanya dan akan kembali. Kupikir akan lebih baik jika ada salah satu keluarga yang menghadiri pernikahannya. ”
Ibu mengangguk ragu namun terus membereskan lemari es. Eun Sang memberitahukan juga kalau ia sedang membuat paspor yang akan jadi 3 hari lagi. Ibu kembali mengangguk dan mengeluarkan baki untuk kacang kedelai.
Eun Sang memasukkan notes itu ke lemari dan melihat notes yang sudah terpakai oleh ibu. Ia mengambil satu dan membuka halaman satu per satu.


Nyonya besar datang berkunjung tadi.

Maafkan saya, Nyonya.

Apa yang Anda inginkan untuk makan malam, Nyonya?

Jangan marah pada saya, Nyonya.
Eun Sang menoleh ke ibu yang sibuk memilihi kacang kedelai.


Saya tak tahu bahasa Inggris dengan baik. Saya akan mengingat secepat mungkin, Nyonya.
Air mata Eun Sang menetes saat membaca berikutnya.

Cuci kering dalam bahasa Inggris.
DRY CLEANING ONLY. DRY CLEANING ONLY.DRY CLEANING ONLY.
Eun Sang menangis tanpa suara saat terus membuka setiap halaman ibu menuliskan DRY CLEANING ONLY berhalaman-halaman. Ia pun mengambil notes kosong yang tadi ia siapkan dan menuliskan di sana:

Maafkan aku ibu. Aku berjanji aku akan menjadi sukses dan akan kembali untuk menjemputmu.Tunggulah sebentar lagi.


Komentar :
Eun Sang bukanlah gadis ceria yang bubbly dan riang. Ia bukanlah gadis miskin yang menatap masa depan penuh harapan. Harapannya sudah hilang bertahun-tahun yang lalu. Kegetirannya pada hidup tampak jelas dari raut wajahnya yang cantik tapi penuh gurat penderiitaan. Hingga setengah episode ini, saya tak melihat Eun Sang tersenyum.
Dan jika dilihat-lihat, tak ada satupun dari mereka yang tersenyum riang. Hanya Chan Young saja yang kayanya nggak kena polusi kebencian itu. Bahkan Eun Sang pun sempat luluh dan tersenyum pada Chan Young sebelum Bo Na datang. Yup, mereka berdua seperti anjing dan kucing.
Menurut saya Bo Na adalah gadis kaya dan manja yang sangat cinta sekali dengan Chan Young. Maka wajar jika ia benci dengan Eun Sang, karena perhatian Chan Young yang berlebihan. Saya tak bisa benci pada Bo Na karena tingkahnya bukan menyebalkan, malah menggelikan, apalagi saat Eun Sang selalu mempunyai jawaban untuk setiap sindirannya.
Dari seluruh karakter, saya paling suka dengan Chan Young. Siapa yang nggak langsung naksir sama Chan Young, sih? Sabar sama pacar, baik sama sahabatnya, pintar memasak, sayang sama ayahnya.
Haduhh… Permen yang ini buat saya aja, ya..

Post a Comment

0 Comments