Kim Won
mengedor pintu rumah Hyun Joo tengah malam. Ia teriak menyuruh Hyun Joo
keluar. Hyun Joo pun keluar, "Aku akan memberimu waktu 5 menit. Aku
harus mempersiapkan pelajaran untuk besok", ujar Hyun Joo tanpa
memandang wajah Kim Won.
"Aku
tidak bisa datang ke sini untuk sementara waktu. Aku tidak bisa
menemuimu lagi. Jadi, dengarkan baik- baik. Pergilah ke Amerika selama
tiga tahun. Aku akan datang menjemputmu. Pergilah, Hyun Joo".
"Kenapa aku harus ke Amerika?. Ini adalah hidupku. Kenapa Oppa yang membuat keputusannya?".
"Aku melakukan ini karena aku ingin menjadi bagian dari kehidupanmu. Jadi...".
Hyun Joo marah, "Tidak bisa. Kita tidak bisa bersama. Oppa tahu itu!. Pergilah", Hyun Joo berbalik.
Kim Won menahan tangan Hyun Joo, "Jika aku bilang pergi, pergi!", teriaknya., "Aku tak bisa membiarkanmu melihatku jatuh ke bawah. Aku akan datang menjemputmu".
Hyun Joo tanya apakah terjadi sesuatu. Setengah berbisik Kim Won minta Hyun Joo pergi saja ke Amerika. Hyun Joo tanya ada apa, "Apakah aku akan mengetahuinya jika aku membaca koran?".
"Inilah kenapa aku menyuruhmu untuk pergi!. Jangan pernah membaca artikel tentangku. Kau tidak boleh tahu betapa menyedihkannya aku setelah meninggalkanmu. Aku mohon. Jangan membacanya", pinta Kim Won putus asa.
Hyun Joo melunak, "Baiklah. Aku tidak akan membacanya".
Kim Won dan Hyun Joo memandang sedih satu sama lain. Kim Won memeluk Hyun Joo erat-erat. Hyun Joo membalas pelukan Kim Won.
Eun Sang
merenung di kamar. Ponselnya berdenting menerima pesan Kakaotalk dari
Kim Tan. Kim Tan bertanya dimana Eun Sang. Eun Sang menjawab ada dirumah
dan bersiap tidur.
"Bawa paspormu dan keluar. Atau aku akan masuk ke sana dan mengambilnya sendiri", balas Kim Tan selanjutnya.
Eun Sang menarik napas panjang dan keluar. Ia terkejut ketika melihat Kim Tan sudah berdiri di depan pintu kamar. Kim Tan langsung menarik paspor dari tangan Eun Sang.
"Aku akan menyimpan ini", ucap Kim Tan lalu menarik Eun Sang masuk ke dalam gudang.
Kim Tan memojokan Eun Sang ke dinding dan memarahinya.
"Aku sudah bilang aku akan menjemputmu. Aku menyuruhmu untuk menungguku. Aku mohon jangan pernah pergi ke manapun. Tunggu aku jika aku sudah mengatakan itu. Dan jangan pergi jika aku bilang jangan pergi. Mulai sekarang, kau pergi dan pulang sekolah bersamaku. Dengarkan apa yang aku katakan. Mengerti?".
Eun Sang hanya bisa mengangguk di marahi Kim Tan seperti itu. Mendadak Kim Tan mencium Eun Sang. Ciuman yang mengartikan bagaimana takutnya Kim Tan kehilangan Eun Sang. Tak sanggup jika Eun Sang benar-benar meninggalkannya. Eun Sang pun membalas ciuman Kim Tan. Long kiss.
Kemudian Kim Tan memeluk Eun Sang, "Jangan pergi ke manapun. Berjanjilah padaku", ucap Kim Tan lirih dengan nada memohon.
Eun Sang
tak menjawab, yang berarti ia tak sanggup berjanji. Eun Sang menahan
tangisnya dan memeluk Kim Tan dengan erat. Seakan tak ingin berpisah
dari Kim Tan.
Sesuai dengan perkataan Kim Tan, keesokan harinya ia menunggu Eun Sang di depan pintu gerbang, agar mereka bisa berangkat sekolah bersama. Kim Tan menyuruh Eun Sang masuk ke dalam mobil.
Eun Sang
tak langsung masuk, tampak ragu seraya melirik ke arah CCTV. Kim Tan
mengatakan mungkin ayahnya sudah melihat CCTV. Tidak apa-apa, jadi
masuklah. Eun Sang masih ragu.
"Jika
kau bimbang, usahaku akan menjadi sia-sia", ujar Kim Tan. Dan Eun Sang
pun menurut masuk ke dalam mobil seperti perkataan Kim Tan.
Masih ingat tugas kelompok yang diberikan Hyun Joo untuk membuat review novel klasik?. Hari ini waktunya mempresetasikan tugas kelompok mereka di depan kelas. Dan saat ini Rachel berdiri di depan kelas. Rachel membuat review dari novel klasik The Great Gatsby karya F. Scott Fitzgerald.
"Daisy
adalah lampu hijau Gatsby. Sambil melihat lampu hijau, bersinar melalui
kabut, dia tidak bisa menyentuhnya, Gatsby mempunyai harapan untuk
hidupnya".
"Tapi
Daisy bukan harapan bagi Gatsby, dia adalah racun", ucap Rachel menatap
tajam Eun Sang, lalu beralih melihat Kim Tan, "Pada akhirnya, Gatsby
mulai mencintai Daisy dan agar dia bisa bersama dengan orang yang
dicintainya. Gatsby kehilangan nyawanya sendiri".
Eun Sang sadar tengah di sindir, ia terpekur mencerna perkataan Rachel. Kim Tan bisa merasakan itu dan menatap Eun Sang.
Rachel keluar dari kelas dan mendengar bisik-bisik Ye Sol bersama temannya. Teman Ye Sol mendengar Rachel dan Hyo Shin berciuman di pesta Bo Na - Chan Young. Ye Sol membenarkan, "Aku ada disana. Dia benar-benar gila".
Mereka
tidak sadar, saat membicarakan itu Rachel lewat di depan mereka. Rachel
berusaha cuek, meski sebenarnya merasa terganggu.
Rachel dan Hyo Shin bertemu pandang di ujung lorong. Hyo Shin tetap bersikap seperti biasa, melempar senyum khasnya. Rachel meraih ponselnya menelpon Hyo Shin.
Hyo Shin menjawab telponnya. Mereka jalan menghampiri sembari bicara di telepon.
"Sunbae, kau hindarilah aku", kata Rachel.
"Aku tidak punya alasan untuk itu", jawab Hyo Shin
"Aku merasa tidak nyaman",
"Hal ini berbeda dari rencana awalmu. Harusnya Tan dan aku yang merasa tidak nyaman", ujar Hyo Shin enteng.
"Kenapa kau tidak menghindariku lebih dulu?",
"Kau biasanya tidak mendengarkan apa yang orang lain pikirkan", balas Hyo Shin.
Rachel
bertanya apakah sekarang ia terlihat khawatir tentang apa yang orang
lain pikirkan. Hyo Shin balik tanya lalu kenapa Rachel harus menghindar
darinya.
Keduanya bertemu di tengah lorong. Hyo Shin dan Rachel saling memandang dalam jarak dekat. Dan itu membuat Rachel jadi salah tingkah. Hyo Shin juga terlihat canggung.
Keduanya bertemu di tengah lorong. Hyo Shin dan Rachel saling memandang dalam jarak dekat. Dan itu membuat Rachel jadi salah tingkah. Hyo Shin juga terlihat canggung.
"Aku akan melewatimu", ucap Hyo Shin terbata melewati Rachel, memilih jalan lain.
"Terima kasih", ucap Rachel pelan lalu mematikan telepon dan berjalan pergi.
Setelah
Rachel pergi, Hyo Shin menegok ke arah Rachel pergi. Hyo Shin tampak
bingung, ketika tiba-tiba merasa grogi, sebenarnya apa yang barusan
terjadi. Hahaha..apakah ini pertanda akan ada pasangan baru?.
Untuk
mempertahankan posisinya sebagai presdir. Kim Won harus bisa meyakinkan
dan mengambil hati para pemegang saham terbesar. Tuhuannya tak lain,
agar para pemegang saham ini mau memberikan suara dukungan pada Kim Won
pada pertemuan pemegang saham nanti.
Orang
yang pertama kali Kim Won temui adalah Esther. Esther mengaku sudah
mendengar tentang pertemuan pemegang saham untuk menentukan apakah Kim
Won akan di pecat dari posisi presdir atau tidak. Esther tahu kalau ayah
Kim Won kejam tapi ini benar-benar di luar bayangannya.
"Bagaimana
bisa dia mengadakan pertemuan untuk memecat anaknya sendiri?. Aku pasti
berada dipihakmu. Aku sudah memutuskan untuk berada di pihak yang
berlawanan dengan Ketua. Jangan tanya alasannya".
Kim Won
tampak lega dan mengucapkan terima kasih. (Pasti Esther kecewa dan sakit
hati merasa ditipu oleh presdir Kim atas status Kim Tan).
Orang ke
dua Presdir Choi Dong Wook. Sedikit jual mahal, Dong Wook berkata untuk
memihak Kim Won tidaklah sulit, tapi ia mempunyai syarat. Sebelum Dong
Wook bicara lebih baik, Kim Won memebrikan tawaran menarik.
"Hotel Zeus akan jadi rekan kami untuk proyek JJ Convention Center di Jeju".
Dong Wook langsung setuju dan mengajakan salaman, tanpa sepakat. Karena memang itulah yang diingkan Dong Wook.
Setelah
Dong Wook pergi, Kim Won melonggarkan dasinya dengan kesal. Tidak suka
karena tadi Dong Wook menggunakan bahasa non formal.
Orang
ke-3 adalah Ny. Ji Sook. Untuk pertama kalinya, Kim Won mengucapkan
terima kasih atas 'cinta' yang diberikan Ny. Ji Sook, yang telah
membesarkannya selama 10 tahun. Ny. Ji Sook bertanya apakah ia akan
mendapatkan sesuatu kali ini. Entah kesepakatan apa yang terjalin antara
Ny. Ji Sook dan Kim Won, tapi yang jelas bantuan yang diberikan Ny. Ji
Sook bukanlah bantuan tanpa pamrih.
Sebagai
pemegang saham utama, Kim Tan adalah orang terakhir yang Kim Won temui.
Kim Tan duduk di depan Kim Won, memasang wajah dingin. Tanpa basa-basi,
Kim Won menyuruh Kim Tan harus berada di pihaknya, jangan dengarkan ayah
mereka.
"Ini
bukanlah sesuatu seperti. 'kau harus' tapi melainkan 'apakah kau bisa'.
ujar Kim Tan mengoreksi perkataan Kim Won, dengan kata lain seharusnya
Kim Won memohon padanya bukannya menyuruh.
Meskipun begitu, Kim Tan tetap akan berada di pihak Kim Won, "Aku menyukai seseorang,
tapi ayah tidak akan membiarkan itu. Jadi, aku ingin kakah memberikanku apartment".
"Apakah dia gadis yang tinggal di kamar pelayan?", tanya Kim Won. Kim Tan membenarkan.
tapi ayah tidak akan membiarkan itu. Jadi, aku ingin kakah memberikanku apartment".
"Apakah dia gadis yang tinggal di kamar pelayan?", tanya Kim Won. Kim Tan membenarkan.
"Jadi kau akan memberiku suaramu 'hanya karena' dia?", tanya Kim Won tak percaya.
"Ya. Hanya karena gadis itu aku akan melakukan segalanya. Dan ini adalah awalnya. Tapi mulai sekarang, jangan mengatakan 'hanya karena'. Karena gadis itu adalah segalanya buatku sekarang.
Kim Won terpekur sejenak, raut wajahnya terlihat sedih. Sedikit banyak perkataan Kim Tan tadi pasti mengusik hatinya.
Kim Won
setuju dengan persyaratan yang diajukan Kim Tan, "Baiklah. Lindungilah
dia. Kau hanya memerlukan apartment?. Kau juga memerlukan mobil dan
supir. Aku akan memberikan semuanya, jadi lindungilah".
"Jika sudah siap, telepon aku", ucap Kim Tan lalu pergi.
Myung
Soo mematut dirinya di depan cemin, eh Myung Soo mau kemana nich, tumben
pake setelah jas rapih. Myung Soo melihat ke arah sofa, dimana ada
Young Do berbaring diam sembari memandangi plester pemberian Eun Sang
(yang sampai sekarang belum dibuka).
"Apa yang kau lakukan daritadi?. Apakah kau punya luka?', tanya Myung Soo heran.
Young Do
bertanya apakah Myung Soo mau ke suatu tempat. Myung Soo berkata akan
pergi makan malam bersama ayah dan ibunya, "Kau mau ikut?".
"Kau bilang ayahmu membenciku?', tanya Young Do.
"Bahkan jika ayahku menolak, aku akan membiarkanmu makan. Kau terlihat kurus akhir- akhir ini. Ayo pergi".
"Tidak mau. Aku punya janji", tolak Young Do.
Young Do
berkata siapa dan dimana sudah ditentukan, tapi Young Do tidak tahu
kapan. Young Do pamit pergi, bangkit dari tidurnya mengambil mantel
meninggalkan Myung Soo.
"Apakah
kau mau berkeliaran di dekat rumah Cha Eun Sang?. Kau tidak bisa
melakukan itu!. Kau akan menyesalinya nanti!. Karena aku sudah melakukan
itu semua dulu", omel Myung Soo entah Young Do mendengarkan atau
tidak.
Young Do
memang pergi berkeliaran di sekitar rumah Kim Tan. Menunggu Kim Tan?,
Bukan, pastinya menunggu Eun Sang keluar. Ia terus menunggu untuk
beberapa lama. Tapi gadis yang ia tunggu tak juga muncul. Akhirnya Young
Do memutuskan untuk pulang, pada sopir yang sejak tadi menunggunya, ia
minta mampir ke mini market di depan jalan.
Sesampainya di mini market, Young Do keluar dari mobil dan melihat Eun Sang duduk sendirian di depan mini market. Salju turun sehingga membuat cuaca semakin dingin. Young Do menghampiri Eun Sang, melepas mantelnya dan memakaikannya pada Eun Sang.
Eun Sang yang tidak menyadari kedatangan Young Do dari arah belakang, tentu saja kaget, "Kenapa?. Kenapa kau ada disini?".
"Aku
tahu kita sudah punya janji sebelumnya. Tapi aku benar-benar benci
dingin. Lain kali, tunggu aku di suatu yang ada atapnya", ucap Young Do
geer.
"Siapa
yang menunggumu?", sangkal Eun Sang, "Jika kau kedinginan, pakai ini',
Eun Sang hendak mengembalikan jaket Young Do, tapi Young Do menahannya.
"Kau saja yang pakai sebelum aku mengancanmu. Cuaca makin dingin setiap harinya, jadi berhentilah keluar rumah".
Eun Sang
berkata hanya keluar rumah sesekali. Young Do bertanya apakah Eun Sang
bercanda, ia sudah melihat Eun Sang keluar rumah 3 kali. Eun Sang kaget,
"Apa?".
"Saat
subuh, kau memakai pakaian olahraga. Kau yang setengah tertidur dan
melangkah keluar dari rumah Tan, hari dimana Myeong Soo melihatmu. Itu
mungkin hari pertama kita bertemu".
Eun Sang bingung.
"Apa kau tidak ingat?", protes Young Do, "Hari itu, ada dua anak yang sedang menangis. Hari itu aku berkelahi dengan anak-anak hanya untuk melindungimu. Kau pergi bahkan tanpa menoleh ke belakang".
Eun Sang menunduk, tersenyum tipis, "Aku benar-benar tidak tahu. Maaf".
"Sudahlah. Aku suka melakukan hal-hal yang hanya aku yang tahu", ujar Young Do.
"Kau adalah orang jahat tapi kau juga orang baik. Akan lebih baik jika aku tahu ini sebelumnya", ujar Eun Sang pelan.
Young Do
seperti menemukan harapan baru dan berkata Eun Sang belum terlambat
(untuk memilih dirinya). "Mulai sekarang, kita sebut saja ini sebagai
awalnya"
"Sebaiknya
jangan", cegah Eun Sang mengetahui arah pembicaraan Young Do, "Biarkan
aku tetap menjadi seseorang yang hanya lewat saja. Nanti, saat kau
menyukai seseorang, bersikap baiklah padanya. Jangan menyandung kakinya
hanya karena kau ingin memegang tangannya. Jangan mengancamnya hanya
karena kau ingin makan mie bersamanya".
Young Do
terlihat kecewa. Eun Sang melepas jaket Young Do, "Meskipun hanya
sesaat, tapi rasanya benar-benar hangat. Terima kasih", Eun Sang
mengembalikan jaket Young Do dan beranjak pergi.
Dengan cepat Young Do menahan tangan Eun Sang, "Jangan pergi".
"Aku punya janji dengan Tan".
"Jangan bercanda", ujar Young Do tidak percaya seperti merasakan firasat tidak baik,
"Hari ini adalah pertemuan pemegang saham Grup Jeguk. Kim Tan tidak punya waktu untuk bertemu denganmu".
"Hari ini adalah pertemuan pemegang saham Grup Jeguk. Kim Tan tidak punya waktu untuk bertemu denganmu".
"Dia bilang dia akan menemuiku sebentar sebelum rapat".
"Aku
lebih tahu tentang perpisahan dan melarikan diri, dan itu bukan ekspresi
seseorang yang mau bertemu dengan seseorang. Itu ekspresi seseorang
yang akan kehilangan seseorang", ucap Young Do serius.
Eun Sang tertegun. Young Do berusaha bercanda, "Ada apa?. Apakah kau diusir dari rumah Kim Tan?. Apakah kau sudah pindah?".
Eun Sang tersenyum, "Kau itu hantu. Aku akan pindah sebentar lagi. Aku sudah mencari tempat hari ini. Beritahu aku jika ada tempat kosong di sana. Mungkin kita akan menjadi tetangga. Aku pergi".
Kali ini Young Do tak bisa menahan Eun Sang lagi. Ia terpekur dengan tatapan kosong. Firasat Young Do tajam, dia bisa merasakan Eun Sang akan pergi. Apa itu karena pengalamannya yang kehilangan ibu 3 tahun yang lalu.
Kim Tan datang ke kantor Kim Won. Kim Won menyerahkan kunci apartemen yang Kim Tan minta, "Kau bisa menggunakannya apartemen-nya mulai hari ini. Jika kau turun kebawah, ada sopir yang akan mengantarmu ke sana. Mulai sekarang mobil itu, apakah kau atau gadis itu yang menggunakannya, lakukan apapun yang kau inginkan".
"Hm..Aku
pergi", guman Kim Tan pelan hendak berbalik, tapi terhenti saat Kim Won
mengingatkan hari ini adalah rapat pertemuan pemegang saham, Kim Tan
harus hadir. Kim Tan menjawab aku tahu.
"Itulah harga karena aku menggunakan pedangku, bukan?. Aku akan ke sana tepat waktu".
"Jangan lupa bahwa suaramu bukan untuk menyetujui keputusan tersebut, tetapi untuk menolaknya".
Kim Tan menghela napas kesal, "Kau masih tidak percaya padaku kan, Hyung?. Aku pergi".
Kim Tan
jalan berbalik. Kim Won memberi nasehat, "Jangan biarkan pertahananmu
lengah. Wanita itu yang kau sembunyikan, kau pikir berapa lama sampai
ayah akan menemukannya?".
"Aku
tahu", jawab Kim Tan tanpa berbalik, "Aku yakin ayah akan menemukannya
dengan cepat. Tapi aku tidak peduli. Aku hanya ingin menunjukkan ini
padanya. Selama 18 tahun ini, aku sangat mencintai Ayah dan kakak, tapi
cinta itu sudah berakhir. Satu-satunya yang tersisa untukku sekarang,
hanya dia seorang".
Kim Tan
berbalik menatap Kim Won, "Jadi karena itulah, tidak peduli siapa aku,
bagaimana rahasia kelahiranku, dan berapa umurku. Aku tidak peduli
tentang semua itu. Aku akan menggunakan semua yang aku miliki untuk
melindunginya. Ini adalah peringatan agar kakak jangan pernah
menyentuhnya.
Kim Won
terpekur diam setelah Kim Tan pergi. (saya melihat ekspresi sedih di
raut wajah Kim Won. Kenapa?. Apa karena Kim Won telah menyadari
kehilangan sosok adik yang hangat, atau Kim Won merasa tidak bisa
melakukan hal yang sama seperti Kim Tan, untuk mempertaruhkan semuanya
demi wanita yang dia sukai).
Eun Sang jalan-jalan melihat eletase toko, tanpa menyadari Young Do mengamatinya dari dalam mobil. Young Do yang merasa cemas dan mempunyai firasat tidak baik, diam-diam mengikuti Eun Sang.
Eun Sang
tersenyum melihat sepasang sneaker (sepatu karet) couple warna pink
yang terpajang di depan elatase toko. Eun Sang melihat ke dalam toko,
dimana ada sepasang kekasih dengan gembira memilih sepatu pasangan.
"Ini
adalah kesalahanku karena berpikir gadis cerdas sepertimu akan sadar.
Aku lupa bahwa orang-orang seperti kalian tidak punya rasa malu.
Bagaimana mungkin cinta anak umur 18 tahun tak kenal takut seperti ini,
dan tak tahu malu?!. Karena kau, Tan kehilangan Rachel, keluarganya, dan
menjadi bahan tertawaan bagi dunia. Seberapa jauh lagi kau akan
menghancurkan Tan?".
(Aish..selalu
menyalahkan orang lain, memangnya yang membuat Kim Tan menjadi bahan
tertawaan dunia dan menghancukan hidup Kim Tan itu siapa?. Akibat
perbuatan siapa?).
Kim Tan datang dan langsung memeluk Eun Sang dari belakang. Eun Sang tersenyum, "Kau sudah datang?". Kim Tan mengiyakan dengan deheman.
"Kapan kau datang?', tanya Eun Sang
"Baru saja", jawab Kim Tan pelan. Eun Sang tersenyum cerah.
Young Do
yang tak lepas melihat Eun Sang, tentu juga bisa melihat Kim Tan
datang. Ia patah hati melihat sepasang kekasih yang terlihat tertawa
bahagia bersama. Young Do pun pergi dengan wajah sedih.
Kim Tan dan Eun Sang duduk di cafe. Eun Sang dan Kim Tan saling memandang. Dari cara mereka memandang saja sudah jelas seberapa dalam perasaan mereka.
Mereka
juga menggunakan sepatu couple. Eun Sang terlihat sangat bahagia
memperhatikan sepatu yang mereka kenakan. Ia terus menggoyangkan
kakinya, menyentuh sepatu Kim Tan dengan sepatunya.
"Ini
adalah stuff couple kita yang pertama. Aku selalu ingin melakukan
sesuatu seperti ini. (Hm..kaos I Love California tidak termaksud, ya?).
"Tapi, bagaimana kau bisa membeli sesuatu seperti ini. Kau selalu saja bersikap boros".
(Jadi Eun Sang yang membeli sepatu itu. Ada mitos di Korea yang mengatakan "Jika kamu memberikan sepasang sepatu kepada orang yang kamu cintai, dia (yang diberi sepatu) akan berlari jauh dari kamu. Apa Eun Sang tidak ingat mitos itu?).
Eun Sang tertawa, "Haruskah kita pergi jalan-jalan?. Untuk memamerkan sepatu ini?".
"Tentu. Ayo. Lagian ada tempat yang ingin kutunjukkan padamu", jawab Kim Tan.
Kim Tan mengajak Eun Sang melihat apartemen baru yang ia terima dari Kim Won. Dream cachter pemberian Eun Sang tergantung di jendela. Eun Sang bertanya tempat apa ini?. Rumah siapa?. Kim Tan menjawab, "Rumahmu!". Eun Sang kaget, "Apa?".
"Tinggalkan rumahku. Aku merasa khawatir karena ayahku. Ajak ibumu dan jika mungkin, pindahlah besok".
Eun Sang
bertanya apakah ayah Kim Tan mengetahui hal ini. Kim Tan berkata
ayahnya pasti akan mengetahui hal ini nanti, "Tapi jika dia tahu, akan
kupastikan dia tidak bisa menyentuhmu. Aku berjanji".
"Apakah ini bagaimana kau membantuku mengatasi semua rintangan di dunia ini?. Ini caramu?", tanya Eun Sang.
Kim Tan
berkata ini baru pemulaan, "Maafkan aku karena membuatmu canggung dan
harus menggunakan cara yang seperti ini. Maafkan aku, karena tidak
bertanya pendapatmu. Aku akan melakukannya lebih baik lagi. Lain kali,
aku akan memastikan cara yang lebih mudah agar bisa kau mengerti. Aku
akan berusaha lebih keras".
Eun Sang memandang dream catcher yang tergantung di jendela. Eun Sang sedih dan matanya mulai berkaca-kaca. Kim Tan tanya kapan Eun Sang akan pindah.
Eun Sang
berusaha menguasai diri dan menahan tangisnya, "Besok", jawabnya seakan
setuju dengan usulan Kim Tan. "Sudah waktunya untuk pertemuan pemegang
saham. Pergilah cepat".
"Bagaimana denganmu?".
"Aku akan tinggal di sini sebentar. Aku ingin memfotonya dan menunjukkannya pada ibuku dan aku ingin berkeliling".
Kim Tan
khawatir naik apa nanti Eun Sang pulang kerumah. Eun Sang minta Kim Tan
jangan mengkhawatirkannya, "Aku rasa kau lupa. Aku bahkan pergi ke
Amerika sendirian".
"Baiklah. Aku akan pergi", pamit Kim Tan.
Eun Sang
mengantar Kim Tan hingga depan pintu. Eun Sang tersenyum manis dan
melambaikan tangan. Kim Tan membalas lambaian tangan Eun Sang dengan
senyuman.
"Jika seperti ini, kita terlihat seperti pasangan yang sudah menikah", ucap Kim Tan.
"Kau
yang bilang kita terlihat seperti pasangan yang sudah menikah", ucap Eun
Sang lalu mencium pipi Kim Tan. Seperti seorang istri yang mengantar
suaminya pergi kerja.
Kim Tan kaget, "Kau...Kau tidak boleh melakukan itu tanpa memberiku aba- aba", lalu tertawa senang, "Lihatlah dirimu!".
"Apakah
kau pernah memberiku aba- aba sebelum kau melakukan sesuatu?", ujar Eun
Sang lalu tersenyum (emang selama ini kan,...Kim Tan selalu main peluk
dan cium tiba-tiba).
"Hati- hatilah. Aku akan menunggumu di rumah", ucap Eun Sang lalu tersenyum manis dan kembali melambaikan tangan.
Kim Tan juga tersenyum dan ikut melambaikan tangan. Ia menutup pintu dan pergi dengan senyuman di wajahnya.
Tapi hal
berbeda terjadi pada Eun Sang. Pertahanannya jebol, dan tangisnya
langsung pecah saat itu juga. Eun Sang menangis sesengukan. Tangisan
sedih, pertanda apa ini?.
Rapat pemegang saham Jeguk Kontruksi ke-38 resmi di buka. Pembawa acara membacakan agenda pertama hari ini adalah untuk mengambil pemungutan suara apakah harus memecat Kim Won dari posisinya atau tidak. Keluarga Kim duduk berderet di satu meja.
Kim Won menoleh ke seberang sana, ada Esther, Dong Wook dan Jae Hoo duduk di satu meja. Dong Wook tersenyum mengangguk memberik keyakinan pada Kim Won, begitu pula dengan Esther.
Kim Won lalu melihat ayahnya. Presdir Kim tersenyum sambil memandang ke arah depan. Kim Won lalu menoleh ke Kim Tan yang duduk disampingnya. Wajah Kim Tan datar, tanpa ekspresi.
Rapat pemegang saham Jeguk Kontruksi ke-38 resmi di buka. Pembawa acara membacakan agenda pertama hari ini adalah untuk mengambil pemungutan suara apakah harus memecat Kim Won dari posisinya atau tidak. Keluarga Kim duduk berderet di satu meja.
Kim Won menoleh ke seberang sana, ada Esther, Dong Wook dan Jae Hoo duduk di satu meja. Dong Wook tersenyum mengangguk memberik keyakinan pada Kim Won, begitu pula dengan Esther.
Kim Won lalu melihat ayahnya. Presdir Kim tersenyum sambil memandang ke arah depan. Kim Won lalu menoleh ke Kim Tan yang duduk disampingnya. Wajah Kim Tan datar, tanpa ekspresi.
Tak lama kemudian, hasil pemungutan suara di umumkan. 3% suara menyetujui pemecatan Kim Won, 95% tidak setuju, 2% absen. Dengan begitu ulasan untuk memecat Kim Won di tolak.
Tak hanya Kim Won yang terkejut dengan perolehan suara itu, Esther, Dong Wook, Jae Hoo, Ny. Ji Sook dan Kim Tan memandang presdir Kim yang tersenyum dengan tatapan heran dan tidak mengerti. Palu di ketuk menandakan rapat di akhiri.
Kim Won keluar dengan perasaan marah. Meski ia berhasil menang, tapi wajahnya tampak seperti orang yang mengalami kekalahan. Kim Tan menyusul di belakang, memandang kakaknya dengan tatapan prihatin, ia mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi.
Esther menghapiri Kim Won dan bertanya apa sebenarnya semua ini. Kim Won diam. Dong Wook berkata presdir Kim baru saja menjinakan anaknya. Berkat itu Hotel Zeus dan Jeguk Group menjadi rekan bisnis. Jadi pikirkan saja sisi positifnya.
Dong Wook pergi. Esther masih berdiri di samping Kim Won. Presdir Kim dan Ny. Ji Sook jalan keluar. Esther memandang tidak suka pada presdir Kim lalu pergi dari sana.
(Jadi ini hanyalah skenario yang disusun presdir Kim. Mungkin sebuah teguran atas tindakan Kim Won yang merubah susunan direksi dan memecat orang-orang kepercayaan presdir Kim. Sekaligus ingin menunjukan pada Kim Won, kalau ia masih memiliki kendali penuh atas perusahaan).
Presdir Kim menghampiri Kim Won dan berkata syukurlah keputusannya di tolak, "Selamat Presdir Kim Won", ucapnya menepuk pundak putranya.
Kim Won menjauhkan pundaknya, "Ayah benar-benar mengesankan", ucapnya sinis memandang marah ayahnya lalu pergi.
Ny. Ji Sook bertanya apa Kim Tan mengerti situasi seperti apa sekarang. Kim Tan bertanya apakah ini hanya untuk pertunjukan
"Kau punya otak juga rupanya", sahut Ny. Ji Sook sinis, "Aku yakin kakakmu tidak bisa mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata. Jadi jangan menggangunya". Ny. Ji Sook pergi. Kim Tan tertegun tak percaya.
Presdir Kim menoleh ke Kim Tan, "Bagaimana rasanya menghadiri pertemuan pemegang saham?".
"Apa yang ayah lakukan pada Hyung", tanya Kim Tan kesal.
"Aku hanya memberinya sedikit penghinaan. Bukan hanya Hyung-mu, aku juga melakukan itu padamu".
"Apa maksudnya?".
"Aku berbicara tentang Eun Sang, gadis yang kau sembunyikan. Dia meninggalkan Korea satu jam yang lalu", ucap presdir Kim tajam.
Kim Tan terpaku. Ia segera pergi dari ruang meeting. Sambil terus berusaha menelpon Eu Sang, tapi ponsel Eun Sang tidak aktif.
Dirumah Ny. Han menangis membaca surat yang ditinggalkan Hee Nam,
"Nyonya, terima kasih karena kebaikan Anda selama ini. Aku minta maaf telah membuat anda tidak nyaman selama ini. Aku benar-benar minta maaf karena pergi tanpa mengucapkan kata perpisahan. Jaga kesehatan anda dan selamat tinggal".
Kim Tan pulang kerumah, dengan panik ia bertanya pada ibunya di mana Eun Sang, dimana Eun Sang?. Ny. Han menangis dan berkata Eun Sang pergi dengan ibunya. Bagaimana mereka pergi tanpa mengucapakan satu kata pun.
Kim Tan bergegas pergi ke kamar Eun Sang. Tapi kamar itu sudah kosong.
Ia lalu pergi ke cafe tempat Eun Sang bekerja. Atasan Eun Sang mengatakan Eun Sang sudah mengundurkan diri dari pekerjaannya.
Kim Tan tampak bingung, ia lalu pergi ke sekolah. Ia memeriksa loker Eun Sang. Tapi loker itu juga kosong. Kim Tan membanting pintu loker, marah dan sedih jadi satu. Kim Tan hampir menangis putus asa, benar-benar terpukul.
Sampai malam, Kim Tan terus mencari Eun Sang kesana-kemari tanpa mengenal lelah. Ia bertanya pada Chan Young, tapi Chan Young malah heran kenapa Kim Tan selalu bertanya dimana Eun Sang padanya. Apa sebenarnya yang terjadi dengan kalian.
Pencarian Kim Tan berakhir di apartement yang ia berikan pada Eun Sang. Sekaligus tempat terakhir mereka bertemu. Kim Tan menatap keluar jendela dengan pandangan kosong. Terniang perkataan ayahnya saat rapat pemegang saham tadi.
"Jangan lupa hari ini. Karena pedang yang kau ayunkan, kau kehilangan dia hari ini".
Air mata Kim Tan menetes membanjiri wajahnya. Ia menghela napas berat dan terisak pelan.
Kim Tan jatuh bersimpuh, menangis memegangi dadanya yang sesak. Teramat sesak. Crying again.
Next episode ^^
0 Comments
Silahkan berkomentar dengan baik, kalau ada kritik dan saran.
Download Eror, Link mati, Request download.
Jangan jadi silent reader ya..! Gomawo^^